Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

"Sign Test" Mengungkap Finalis Piala Dunia 2018

10 Juli 2018   07:32 Diperbarui: 10 Juli 2018   20:30 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadwal semifinal Piala Dunia 2018 Rusia (senayanpost.com)

Pada perguruan tinggi kedinasan (PTK) Politeknik Statistika STIS Jakarta pada tingkat II atau semester IV kami diajarkan salah satu mata kuliah Metode Statistika Nonparametrik (Nonpar). Mata kuliah ini mengajarkan bagaimana menggunakan berbagai uji dalam menganalisis suatu data. Utamanya data yang kemungkinan besar tidak bisa dianalisis dengan Metode Statistika Parametrik. Salah satu uji yang diajarkan kepada kami adalah uji tanda atau sign test. 

Memasuki masa UAS semester genap ini bersamaan dengan partai-partai penting di piala dunia. Saya mencoba memprediksi setiap pertandingan di babak 16 besar dengan menggunakan sign test. Luar biasa, hasilnya akurat 100 persen benar. 

Dilanjutkan pertandingan di babak 8 besar, lagi-lagi hasilnya akurat, meski sesuai uji ini pertandingan antara Belgia vs Brasil tidak menghasilkan pemenang alias tidak bisa diprediksi karena kesimpulannya terima H0 yakni tidak ada yang lebih baik di antara kedua skuad. Sedangkan pertandingan lainnya begitu persis mewakili apa yang terjadi di hasil akhir. 

Kekurangan dari prediksi menggunakan metode ini ialah tidak bisa memprediksi skor yang tercipta serta tidak bisa menentukan apakah yang lebih unggul bisa menang di waktu normal atau babak tambahan, bahkan adu tos-tosan. Hanya bisa memprediksi tim mana yang lebih baik tentu dengan membandingkan performa skuad masing-masing tim dari serangkaian pertandingan yang telah dilewati di piala dunia ini.

Pada babak semifinal ini saya kembali mencoba menebak siapa yang bakal lolos ke partai puncak nanti. Tentu dengan metode yang sama. Yang perlu kita lakukan adalah mencari nilai (value) dari masing-masing skuad. Tentu saja dipasangkan secara head to head dengan calon lawannya di semifinal.

Sign test menggunakan hipotesis awal (H0) adalah kedua skuad memiliki keunggulan yang sama atau sama kuat, sedangkan hipotesis alternatifnya (H1) diuji dari satu arah misalnya Belgia lebih unggul dari Perancis atau Inggris lebih unggul dari Kroasia. Sebenarnya H1 bisa saja sebaliknya dan hasilnya akan sama selama signifikansi sama. Signifikansi alpha= 5% berarti tingkat kepercayaan mencapai 95%.

Tabel Binomial
Tabel Binomial
Pertama, antara Timnas Perancis melawan Belgia. Kita mulai susun pemain kedua tim secara berpasangan misal kiper utama vs kiper utama hingga striker vs striker. Nilainya diperoleh dari rata-rata poin yang telah dikumpulkan dari FIFA Fantasy Manajer (yang resmi FIFA yah). Sebenarnya bisa juga menggunakan rata-rata rating pemain yang berasal dari penilaian FIFA tetapi selama ini saya sudah memakai nilai dari yang pertama tadi.

H1: Belgia lebih unggul daripada Perancis
H1: Belgia lebih unggul daripada Perancis
Dari head to head pemain antara Belgia dan Perancis diperoleh selisih tanda positif (+) sebanyak 15 dan tanda negatif (-) sebanyak 6 sisanya selisih nol (0) sebanyak 2 artinya tidak diperhitungkan (dari total 23 pemain). 

Kita kemudian membandingkan nilai tabel binomial berdasarkan X=6 dan n=21 diperoleh nilai 0,039 yang berarti lebih kecil dari alpha 0,05 (5%). Keputusan tolak H0. Dari keputusan itu sangat rawan untuk berubah dari tolak H0 menjadi terima H0 karena kalau tingkat kepercayaan dinaikkan sedikit saja menjadi 97% maka akan berubah. Atau, selisih (+) berkurang dan selisih (-) bertambah satu saja maka nilai tabel binomial juga akan berubah dan akan membuat keputusan juga berubah.

Dari hasil penghitungan uji tersebut ternyata yang lebih superior adalah tim Belgia. Yang juga berarti Belgialah yang akan melenggang jauh hingga ke babak final. Paling tidak ada beberapa hal yang membuat Belgia unggul dari Perancis. Misalnya saja, dari sisi kedalaman skuad. Hampir semua pemain telah menyumbangkan poin karena pernah dimainkan, kecuali 2 kiper cadangan. 

Mereka juga berhasil mengumpulkan poin yang banyak dari kesembilan pemain mereka yang telah berhasil mencetak gol dan memberikan assist. Artinya, baik pemain utama maupun pemain cadangan Belgia sama-sama berbahayanya dalam meneror pertahanan lawan. Sang Kiper Tibaut Courtois juga begitu tangguh dengan penyelamatan terbanyak dalam satu pertandingan saat melawan Brasil. Bersaing ketat dengan Ochoa kiper Meksiko yang sudah disingkirkan oleh Brasil.

Mari kita beralih ke pertandingan semifinal selanjutnya, Tim Kroasia melawan Inggris. Menurut uji ini pemenangnya adalah tim Inggris. Berdasarkan head to head 23 pemain masing-masing tim selisih (+) sebanyak 13 dan (-) sebanyak 5 sisanya 5 berselisih nol (0) yang tidak diperhitungkan. Menghasilkan X=5, n=18, sehingga nilai tabel binomial adalah 0,048 atau lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (5%). Keputusan tolak H0, yang berarti Inggris lebih superior.

H1: Inggris lebih unggul dari Kroasia
H1: Inggris lebih unggul dari Kroasia
Mengapa Inggris pemenangnya dibanding Kroasia, sebenarnya itu sudah sedikit terjawab dengan artikel saya sebelumnya Inggris Menang Memang Karena "Beruntung". Di antara penyebab lainnya adalah kedalaman skuad Kroasia tidak sementereng skuad Inggris. 

Kroasia diisi beberapa pemain bintang sekelas Luka Modric, Ivan Rakitic, Mario Mandzukic, dll tetapi tidak dengan pemain cadangan mereka. Jadi ketika mereka berhasil dimatikan maka praktis hasil dari pertandingan akan bisa ditebak. Tentu itu tugas besar dari Southgate untuk menerapkan taktik yang jitu tersebut.

Demikian prediksi dari kami, jika benar silakan menghubungi kami di kolom komentar untuk prediksi selanjutnya. Kalau keliru bisa diabaikan saja.

Perlu kami tegaskan bahwa prediksi dengan sign test ini tidaklah seperti metode lain yang digunakan oleh BPS dalam menganalisis suatu data. Misalnya data inflasi, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan lain sebagainya yang menjadi isu nasional. Metode sign test ini adalah metode statistika nonparametrik yang tentu saja keakuratannya di bawah metode statistika parametrik. Masih banyak ruang untuk adanya kekeliruan. Misalnya, head to head pemain yang keliru dalam memasangkannya yang tentu saja memengaruhi tanda (-) dan (+) yang dihasilkan serta masih ada kemungkinan-kemungkinan lainnya. Selain itu masih terbuka ruang sebanyak 5% tingkat yang harus diragukan yang berarti metode ini tidak bisa dipercaya 100%.

Apapun itu hasilnya nanti, tidak seharusnya itu menjadi perdebatan. "Permainan ji ini, Sola," kata salah satu pimpinan BPS dalam logat Sulawesi di salah satu obrolan ringan dengan anak buahnya. 

Mari kita nikmati pertandingannya dan jangan menjadi sarana untuk semakin mengkotak-kotakkan kita hanya karena berbeda tim jagoan. Kita sudah begitu banyak dijejali dengan isu politik panas yang begitu mencerai-beraikan anak bangsa jangan ditambah lagi dengan ini. Saksikan pertandingannya dan jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!

Terakhir sekali permainan bola adalah hal yang paling sulit diprediksi. Apa yang terjadi di dalam lapangan sangat dinamis. Jerman, Brasil, Spanyol, Argentina, serta Portugal yang sebelumnya begitu diunggulkan harus rela pulang lebih awal. Begitu sulit untuk diterka siapa pemenangnya. Faktor lain tentunya kata orang Mandar adalah "madalle" yang artinya keberuntungan semata. Bisa saja tim itu begitu underdog tetapi madalle-lah yang membuat dia bisa menang. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun