Banyak komentar yang mengkritik kemenangan Timnas Inggris saat melawan Kolombia. Katanya Inggris menang karena hanya faktor keberuntungan. Tidak ada yang salah atas komentar itu. Itu benar. Karena pada dasarnya dalam semua kompetisi dan apapun itu kita memang butuh keberuntungan. Yang menjadi masalah adalah kalau komentar tersebut dimaksudkan untuk mendiskreditkan atau merendahkan Tim Tiga Singa.
Tim Negeri Ratu Elisabeth memang cukup banyak mendapatkan kritikan terkait penampilan mereka di piala dunia 2018. Khususnya di dua laga terakhir saat melawan Belgia di partai terakhir penyisihan grup dan melawan Kolombia di babak 16 besar. Inggris seakan kehilangan jati diri sebagai negeri asal sepak bola. Kemenangan lewat adu penalti pun hanya dianggap sebuah keberuntungan semata.
Padahal, Kane dkk datang ke Rusia dengan status sebagai salah satu unggulan utama untuk memenangi piala dunia 2018 Rusia. Dengan posisi bagan yang terhindar dari jalur neraka semakin mempertegas bahwa mereka patut diunggulkan. Ditambah lagi Spanyol yang dianggap lawan terberat di jalur kanan (bawah) sudah dikandaskan tuan rumah Rusia lewat adu penalti.
Berdasarkan data dan fakta, memang Inggris dinaungi begitu banyak keberuntungan di piala dunia edisi kali ini. Mulai dari skuad yang mumpuni hingga catatan statistik yang bagus.
Keberuntungan pertama. Inggris dihuni pemain-pemain bintang di Liga Nomor Satu Dunia. Liga Premier Inggris disebut-sebut sebagai liga yang paling kompetitif di jagad raya. Semua pemain Inggris sendiri berasal dari satu liga yang membuat mereka satu-satunya peserta piala dunia yang demikian.
Pemain-pemain Inggris  rata-rata adalah pilihan utama di klub masing-masing. Tottenham Hotspur penyumbang terbanyak sebanyak 5 pemain termasuk Sang Kapten dan top skorer sementara turnamen dengan 6 gol. Menyusul klub selanjutnya Manchester City sang juara liga dan Manchester United runner up liga sebanyak 4 pemain.
Pemain tertua adalah Asley Young (33) dari MU dan Jamie Vardy (31) dari Leicester City. Dengan skuat yang masih sangat muda dipastikan mereka memiliki stamina yang bagus. Yang sempat diragukan adalah mental tetapi mereka mampu menjawab bahwa mereka punya mental yang kuat dengan permainan yang menawan. Ditambah mereka berhasil menyelesaikan tugas sebagai algojo di adu penalti melawan Kolombia.
Keberuntungan ketiga. Inggris berhasil menjawab bahwa tidak ada istilah kutukan. Mereka berhasil memenangkan adu penalti setelah mengalahkan Kolombia. Setelah di beberapa edisi sebelumnya piala dunia 1990, 1998, dan 2006 mereka kalah di adu tos-tosan.
Keberuntungan keempat. Inggris memiliki kapten sekelas Harry Kane. Kane begitu perkasa sebagai pencetak gol terbanyak piala dunia. Enam gol dari 3 penampilannya membuat dia sulit dikejar penyerang lain. Lukaku penyerang Belgia dengan 4 gol adalah yang terdekat.Â
Kane dianggap sebagai pemain yang komplet oleh pelatih Inggris Southgate. Dengan badan yang tinggi menjulang dia bisa menjadi targetmen di depan. Sepakan jarak jauhnya juga begitu akurat. Serta operan kunci mematikan yang bisa menempatkan dia sebagai pemberi assist yang mumpuni.
Di level klub, Kane mencetak 34 gol dari 42 penampilan di musim 2017/2018. Di kualifikasi piala dunia di grup F dia juga berhasil mencetak 5 gol dan 1 assist dari 6 kali penampilannya. Hal itu mengantar Inggris lolos sebagai juara grup.
Keberuntungan kelima. Inggris memiliki pelatih yang tenang dan penuh percaya diri. Dengan rekor tanpa terkalahkan yakni 8 kemenangan dan 2 kali imbang di kualifikasi piala dunia grup F, cukup menggambarkan bagaimana kelihaian Sang Pelatih meramu pemain.Â
Dengan skuat yang sangat muda, sebelumnya Southgate mendapat banyak kritikan. Banyak yang ragu atas kebijakannya itu. Tetapi dengan kepercayaan dirinya dia bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Inggris bisa berbicara banyak di piala dunia. Paling tidak sampai di babak 8 besar ini.
Southgate di luar dugaan memberikan ban kapten kepada Kane yang baru pertama kali mengikuti piala dunia. Kane pun menjawabnya dengan 6 gol dan 3 kali menjadi man of the match.
Loftus Cheek yang tidak diperhitungkan sebelumnya diberi kepercayaan menjadi starter. Dia pun menjawab dengan penampilan gemilang. Gate juga membuang kiper berpengalaman Joe Hart dan mempercayakannya kepada Pickford. Pickford pun menjadi pahlawan di laga tos-tosan melawan Kolombia.
Keberuntungan lain yang dimiliki oleh Inggris saat melawan Kolombia adalah gol semata wayang Kane. Gol itu dicetak dari kotak penalti yang disebabkan oleh pelanggaran Sanchez, bek Kolombia. Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa penyebab Kolombia kalah dari Jepang adalah kartu merah Sanchez di menit ke-3 yang juga menghasilkan penalti. Jadi Inggris harus berterima kasih kepadanya.
Itulah catatan keberuntungan yang dimiliki Tim Tiga Singa. Jadi yang membuat mereka melaju hingga perempatfinal adalah karena sekian banyak "keberuntungan" itu.
Menarik untuk dinanti tim manakah yang bisa lebih beruntung dari Inggris. Ataukah Inggris akan melanjutkan keberuntungannya dengan meraih piala dunia yang terakhir mereka peroleh tahun 1966 saat menjadi tuan rumah.
Saksikan laga-laga mereka selanjutnya. Ingat, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H