Argentina dan Portugal secara mengejutkan harus terhenti di babak 16 besar piala dunia Rusia 2018. Tim Tango harus mengakui keunggulan Perancis dan Selecao das Quinas harus mengakui keperkasaan Uruguay. Pertandingan terbuka silih berganti menyerang antara Argentina dan Perancis menghasilkkan hujan gol.Â
Total 7 gol tercipta dari kedua kesebelasan. Empat gol untuk Perancis dan 3 gol untuk Argentina. Di pertandingan lainnya Ronaldo dkk juga harus kalah dari pertahanan berlapis Uruguay. Uruguay praktis hanya mengandalkan serangan balik melalui duo maut mereka, Cavani dan Suarez.
Argentina bermain beberapa jam terlebih dahulu. Laga yang disebut-sebut sebagai perang bintang antara Albiceleste dan Les Blues serta pembuktian Messi yang sesungguhnya.
Messi diplot sebagai targetman di depan. Pelatih berharap bahwa setiap bola harus melalui Messi dan dimaksimalkan menjadi peluang. "Kami telah mencoba menggunakan semua yang kami punya untuk membuatnya mampu melakukan apa yang bisa dia (Messi) lakukan," ucap Sampaoli. Taktik yang seakan berhasil saat Argentina berbalik unggul saat babak kedua baru berjalan 3 menit.Â
Taktik yang menyerang dengan penguasaan bola ini juga begitu membuat mereka dominan dari sisi penguasaan bola yang mencapai 69 persen. Sayang, taktik tersebut seakan berjalan antiklimaks karena beberapa kali pemain Perancis berhasil melakukan intersep dan berbalik menyerang dengan mengandalakan kecepatan pemain-pemain mereka.Â
Kombinasi Giroud, Griezman, dan Mbappe begitu mematikan pertahanan Argentina. Mereka harus mengakui keunggulan Perancis setelah dibobol 3 gol berturut-turut dari Pavard dan dua gol Mbappe. Gol Aguero di akhir laga tidak cukup untuk mereka bertahan lebih lama. Perancis unggul 4-3.
Hasil yang membuat Messi kembali tertunduk lesu, kecewa, cemas, emosi bercampur-aduk. Mungkin dari ekspresinya yang tertunduk lesu mengisyaratkan berjuta makna: apakah umumin pensiun (lagi), bersiap menjawab kritikan, atau mendiamkan saja.Â
Entahlah, hanya Messi dan Tuhan yang tahu. Yang jelas beberapa detik setelah peluit panjang wasit berbunyi, begitu banyak meme dan bully-an tentang Argentina dan utamanya buat Messi berseliweran di media sosial. Sebuah aksi warganet yang begitu ekspresif menanggapi kegagalan sang bintang.Â
Ada beberapa kemungkinan asal dari bully-an tersebut yakni pendukung tim yang pernah dikalahkan Barcelona (klub Messi), pemuja Ronaldo sang rival, atau dari mereka yang hanya cari sensasi semata. Khusus para pemuja Ronaldo mereka begitu senang dengan keterpurukan Messi tersebut tetapi apa daya beberapa jam kemudian mereka harus menelan ludah menerima kenyataan bahwa tim pemain pujaan mereka juga harus mengakhiri kiprahnya di Rusia.
Ronaldo dkk dikalahkan oleh Uruguay dengan skor tipis 2-1. Kekalahan yang menyisakan begitu besar luka bagi para fans karena harus menerima serangan balasan bully-an dari fans tim sebelah. Ronaldo kembali tidak bisa memecah kebuntuan di babak knock out sama seperti Messi di 4 kali keikutsertaan mereka di piala dunia sejak tahun 2006.
Prestasi mereka di klub tidak bisa dibawa ke level timnas. Mereka gagal menjawab ekspektasi para pendukung mereka. Ronaldo yang kini berusia 33 tahun dan Messi berusia 31 tahun tidak bisa menjamin kalau mereka masih bisa bermain di piala dunia Qatar 2022. Usia yang begitu tua untuk pemain profesional, 37 dan 35. Sampai saat ini belum ada kata menyerah dari mereka. Mereka merasa masih sanggup bermain lebih lama lagi.
Kekalahan Ronaldo dan Messi di piala dunia ini tidaklah membantah kesahihan bahwa mereka adalah yang terbaik di dunia saat ini. Masing-masing 5 ballon D'or adalah fakta tak terbantahkan.Â
Ditambah lagi jumlah gol mereka yang tidak tertandingi oleh pemain manapun.Total kombinasi gol kedua pemain itu di Barcelona dan Madrid sudah mencapai 1.000 gol. Messi sudah mencetak 551 gol sedangkan Ronaldo telah mencetak 449 gol untuk Real Madrid saja. (Daily Mail)
Bagi Messi, dia telah berhasil mencetak 382 di La Liga. Messi juga punya catatan 100 gol di Liga Champions, 48 gol di Copa del Rey, dan 21 gol di turnamen lainnya.
Sementara Ronaldo mengoleksi 310 gol di La Liga. Pemain berjuluk CR7 itu punya rekor 105 gol di Liga Champions, 22 di Copa del Rey, dan 12 gol di turnamen kompetitif lainnya bersama Madrid.
Ronaldo masih tertinggal 102 gol dari Messi. Namun, Ronaldo baru bergabung dengan Madrid pada 2009 atau lima musim setelah Messi menjalani debut bersama Barcelona pada 2004.
Ronaldo sebelumnya memperkuat Manchester United selama enam musim dan mencetak 118 gol untuk The Red Devils di semua kompetisi. Ronaldo juga mengoleksi lima gol bersama Sporting Lisbon.
Di level timnas, gol keduanya juga tidak sedikit. Ronaldo mengemas 85 gol dan Messi mengemas 62 gol. Jumlah yang sulit dikejar bagi para pemain di belakang mereka.
Pencapaian yang luar biasa dari kedua pemain. Yang tentunya tidak salah jika Ronaldo dijuluki sebagai robot dan Messi disebut sebagai alien. Dua makhluk yang tidak bisa tertandingi oleh manusia. Jadi perlu "makhluk baru" untuk menyingkirkan mereka dari status terbaik.
Para pendukung kedua pemain yang baru tersingkir dari piala dunia itu kini seakan sepakat bahwa tanpa piala dunia pujaan mereka tetap yang terbaik. Seakan mereka tidak mengetahui bahwa Pele dan Maradona telah berhasil mengambil hati semua penggila bola di zaman mereka hingga sekarang dengan pembuktian yang tidak terbantahkan, tropi piala dunia. Mereka berdua telah memenangi piala dunia dan dipuja orang sejagad raya bahkan sebelum adanya medsos para penggemar bola karbitan di zaman sekarang.
Menarik untuk ditunggu, apakah para pendukung Mesi-Ronaldo akan tetap memaksakan mereka bermain di piala dunia 2022 atau mereka cukupkan diri dengan melihat secara realistis.Â
Cukupkan beban berat itu diberikan kepada mereka. Jangan tambah beban mereka di usia yang sudah menjelang pensiun. Yang utama adalah tetaplah kompak memberi motivasi dan respect kepada pemain andalan dan rival kita.Â
Menjatuhkan pemain lain tidak akan meninggikan pemain yang kita dukung. Suasana berduka bagi kedua kelompok fans sekarang adalah waktunya berpikir bahwa akan ada pemain baru yang akan menggantikan mereka. Begitulah dunia sepak bola, setiap pemain punya masanya. Mungkin masa Ronaldo-Messi harus diakhiri di sini (di level negara).
Memaksakan mereka untuk kembali berlaga di usia senja akan kembali menorehkan luka. Semakin besar ekspektasi maka kekecewaan yang dihasilkan juga akan semakin besar.
Messi-Ronaldo telah terhenti tetapi piala dunia tetap akan berjalan. Piala dunia sebentar lagi akan memilih pemain terbaik sesungguhnya di turnamen ini. Boleh jadi pemain itu juga akan mengunci gelar pemain terbaik dunia di akhir tahun nanti. Yups, mengangkat ballon D'or yang 10 tahun terakhir menjadi milik Messi dan Ronaldo.Â
Tetap saksikan piala dunia 2018. Nantikan kejutan-kejutan selanjutnya. Ingat,jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H