IDENTITAS BUKU
Judul buku  : Tiga Biru Segi
Penulis  : Andrea Bayu Aji S.,dkk
Penerbit  : Hasfa Publishing
Tahun terbit  : Desember 2010
Cetakan  : 1
Jumlah halaman : viii + 110 halaman
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Editor : Tim Hasfa Publishing
Buku berjudul Tiga Biru Segi merupakan salah satu antologi puisi yang mengulas tentang tiga peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia yaitu banjir bandang Wasior, Tsunami Mentawai, dan Meletusnya Gunung Merapi. Bencana yang terjadi dalam kurun waktu yang berdekatan yang menyisakan duka mendalam bagi Bangsa Indonesia. Buku ini ditulis oleh masyarakat umum dari berbagai aspek dimana mereka sama-sama menuangkan isi hati untuk ketiga peristiwa tersebut. Total terkumpul 326 judul puisi, namun hanya 50 puisi yang bisa tertulis di buku ini. Buku ini layak dibaca untuk orang- orang yang mencari sebuah pembelajaran di balik bencana dan bagaimana memaknai setiap ujian. Antologi penuh kasih ini sangat menginspirasi pembacanya dan membuka pandangan luas yang diulas dengan ragam bahasa yang berbeda-beda mengikuti ciri khas penulisnya.
Antologi puisi ini mengulas dengan baik bagaimana ketiga bencana yang diselaraskan dengan hakikat kita sebagai manusia yang bertuhan, makhluk sosial, dan lain sebagainya. Pembelajaran besar yang dapat dipetik yang menjadikan seluruh puisi sebagai pengingat segalanya. Sasaran utamanya untuk mereka yang tertimpa sebagai penyemangat untuk bisa bangkit lagi. Latar belakang penulis dalam menulis tentu berbeda-beda ada yang memang membayangkan bagaimana bencana tersebut dengan bagaimana harusnya manusia berkehidupan yang baik atau bagaimana penulis membayangkan bencana ini sebagai peringatan dan pembelajaran hidup yang kuat. Namun, pada akhirnya semua satu tujuan untuk memberikan semangat hidup yang baru bagi mereka.
Buku ini menjadi ajang saling menguatkan antar penulis dengan keberagaman cara penulisan, cara penciptaan, dan lain sebagainya. Kelebihannya terlihat pada sampul yang terkesan sederhana, tetapi jika dilihat akan terasa bagaimana penggambaran isi buku ini. Penulisan dalam buku menggunakan font yang sesuai dengan suasana buku. Bahasa yang digunakan bermacam-macam sehingga memberikan warna masing-masing tergantung penulisnya. Ada bagian epilog di halaman terakhir yang sangat menyentuh pembaca dan mewakili penerbit. Sedangkan kekurangannya adalah pada bagian profil penulis tidak diberi judul sehingga terkesan menjadi bagian inti buku. Pada epilog terselip di bagian bawah setelah profil penulis, ada baiknya berada di halaman yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H