Mungkin memang benar kita sudah berusaha maksimal. Namun, apakah dalam usaha keras itu kita sudah terbebas dari egosentrisme dan paradigma yang keliru? Bisa jadi hidup kita membutuhkan cara yang bahkan 180 derajat bertolak belakang dengan apa yang kita yakini benar itu.
~~~
Mungkin inilah sebenarnya inti pelajaran firman Tuhan yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Perhatikan bagian yang saya tebalkan. Dulu, saya mengartikan ayat tersebut sebagai janji Tuhan untuk membantu kita mengubah nasib, kalau kita bersedia untuk berusaha. Namun, keran air itu membuat saya berpikir bahwa ada kemungkinan lain yang dimaksudkan Tuhan, mungkin bukan sekedar bersedia berusaha melakukan sendiri, melainkan bersedia ”mengubah diri sendiri”. Karena, ketika kita bersedia mengubah diri, maka kita akan mampu menyesuaikan diri. Dan ketika kita mampu menyesuaikan diri, maka kita mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil. Maka, logislah jika Tuhan menginginkan kita untuk mengubah diri sendiri. Setelah itu, baru lah Dia berkenan untuk mengubah nasib kita, menjadi lebih baik. :)
Originally post on facebook note, April 1st, 2011, inspired by : Kang Dadang Kadarusman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H