Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hidup Jadi Lebih Pasti dengan Maestro Infinite Protection dari AXA

28 Juli 2017   23:55 Diperbarui: 29 Juli 2017   03:03 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tinggalkanlah cerita yang indah bukan derita untuk keluarga anda di masa depan."

Kalimat itu terlihat sederhana namun sangat menyentuh bagi saya pribadi yang malam itu menjadi salah satu peserta terpilih Kompasiana nangkring bareng AXA Financial, yang bertempat di The Rinra Hotel, Makassar. Meski baru mengambil ancang-ancang untuk lebih serius lagi dalam membangun sebuah hubungan, atau dengan kata lain sudah ingin berumah tangga, saya dan pasangan sudah mulai memikirkan hal itu.

Ya, saya dan pasangan suka berdiskusi tentang masa depan. Kelak apa yang akan terjadi jika kita sudah tua nanti. Dimana belum tentu anak-anak sempat menjenguk kita, mereka akan sibuk dengan dunianya, rumah tangganya dan masih banyak lagi, hingga bercita-cita untuk menjauh dari hiruk-pikuk perkotaan jika sudah tua atau pensiun. Dari desa kembali ke desa, begitulah kira-kira maksud dari cita-cita itu.

Namun dibalik semua itu, tak jarang hadir pertanyaan-pertanyaan yang kadang suka menjadi beban pikiran. Bisa nggak ya mengumpulkan dana untuk sebuah mimpi itu? Kira-kira berapa yang harus disisihkan dari gaji untung impian masa depan yang belum pasti tersebut? Mampu nggak nanti kita mewujudkannya, apalagi melihat perekonomian dari hari ke hari yang semakin menyeramkan? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Ah... itu baru satu mimpi, bagaimana dengan mimpi lainnya. Bisa-bisa rambut cepat rontok kalau dipikirkan terus. Mending jalani aja seperti air yang mengalir, dimana tetap tenang meski banyak bebatuan yang menghalangi. Ya nggak?

Belajar Mengelola Keuangan Lewat Game Praxis

Sebelum masuk ke materi inti, malam itu setelah makan malam, acara dibuka dan dimulai dengan sebuah game seru dengan satu meja di isi kurang lebih 7 orang. Game itu dinamakan praxis.

Dalam game itu, peserta diajak untuk belajar merencanakan masa depan dengan dan bagaimana cara mengelola keuangan dengan cerdas. Permainan praxis ini di dalamnya terdiri dari papan permainan, 3 dadu, bidak, mata uang, pekerjaan awal, tabungan, dana pensiun, kartu asuransi, panel bursa efek, dan panduan siklus bisnis.

Di awal permainan, semua pemain mendapatkan modal dan pekerjaan awal sebagai seorang eksekutif dengan gaji yang masih standar alias pas-pasan. Di dalam papan permainan, pemain diwakili oleh sebuah bidak yang telah dipilih sebelumnya. Bidak inilah yang akan berjalan mengitari papan permainan sesuai jumlah angka yang keluar dari dadu yang sebelum di kocok.

Layaknya di kehidupan nyata, dipermainan ini kita juga menerima gaji, bias mengupgrade pekerjaan jika punya keberanian. Namun tak semudah yang dibayangkan, ada harga yang harus dibayar ketika ingin mengupgrade pekerjaan, yakni dengn membayar biaya pendidikan sebesar selisih gaji antara pekerjaan lama dan baru. Tentunya setelah itu bakal mendapatkan keuntungan dimana setiap gajian nominal yang diterima akan lebih gede dari sebelumnya.

Dalam memilihkan pekerjaan pun dihadapkan pada 2 pilihan, mau swasta atau pemerintah. Jika memilih swasta, maka kewaspadaan harus ditingkatkan karena bias saja malah menjadi seorang pengangguran dan tentunya tidak akan menerima gaji. Artinya kita seakan-akan berjudi dengan kehidupan ka sendiri dalam memilih memilih pekerjaan.

Tak sekadar tentang pekerjaan, dalam game ini peserta juga diajarkan bagaimana memahami prinsip kerja dunia saham dengan cara yang lebih sederhana. Dimana jika salah satu bidak/pion pemain masuk di kotak bursa efek, maka bursa efek pun akan dibuka. Saat bursa efek sudah dibuka, setiap pemain punya kesempatan yang sama untuk membeli maupun menjual sahamnya.

Meskipun hanya berupa game, dibalik itu ada manfaat yang tidak kalah menarik untuk diperhatikan. Bahwa dalam hidup merupakan hal yang pasti dan wajar mengumpulkan uang dan asset sebanyak mungkin sebelum tiba masa pensiun atau masa tidak produktif. Namun harus di ingat, dalam perjalanan mengumpulkan pundi-pundi keuangan dan asset butuh perencanaan dan kecerdasan dalam mengelolanya. Bahkan dalam mengambil keputusan pun tidak boleh setengah-setengah atau ada keraguan di dalamnya.

Cerdas dalam mengelola keuangan di sini bisa dengan banyak cara. Tinggal keberanian kita mau pilih berinvestasi di instrument yang mana. Apakah pendidikan, property, saham, atau memanfaatkan jasa asuransi?

Merencanakan Hidup Lebih Pasti Bersama AXA

Malam itu saya sangat beruntung menjadi salah satu peserta yang terpilih dan berada di antara Kompasianer Makassar dan Nasabah AXA Financial. Kenapa saya bilang begitu? Karena malam itu topik yang dibahas tidak jauh-jauh dari masalah ekonomi, keuangan, masa depan atau sebangsanya. Dan tentunya sedikit banyak ikut menjawab pertanyaan diskusi kecil saya bareng pasangan.

Yups, tema yang di diskusikan malam itu seputar perencanaan keuangan. Lebih tepatnya lagi "Merencanakan Hidup Lebih Pasti Bersama AXA".

Dari topiknya saja sudah begitu menarik. Siapa sih yang nggak ingin hidup dan masa depannya lebih pasti? Tentu semuanya mau kan, saya pun demikian.

Namun untuk menjadikan masa depan lebih pasti, kita harus punya rencana yang lebih. Sekali lagi, mulai saat ini harus merencanakan segalanya dengan lebih. Artinya tak cukup dimulai sejak dini, tapi harus lebih dari itu. Atau dengan kata lain kita harus cerdas mengelola masa depan jika ingin sejahtera dan masa depan itu benar-benar pasti.

Nah, dalam mengelola financial untuk masa depan yang pasti, ada 3 situasi yang patut diperhatikan, yaitu dalam hidup ini kita harus memastikan semuanya terencana dengan baik di saat sehat dan produktif. Kemudian jangan lupa juga bahwa tak selamanya kita akan sehat dan produktif, semua itu ada masanya dan harus dipikirkan sejak masih sproduktif dan sehat. Fase yang terakhir, tidak hidup dan tidak produktif.

Selain itu, harus bisa membedakan antara realitas dan persepsi. Karena keduanya sebenarnya punya perbedaan meski tipis sekali. Namun ketika salah sedikit, maka akibatnya bisa lumayan fatal. Tak cuma itu saja, kita juga harus jeli dalam melihat kendala yang menyebabkan financial selalu dalam keadaan kurang baik.

Mengubah Ketidakpastian dengan Maestro Infinite Protection (MIP) dari AXA

Ini yang menarik. Dari yang saya tangkap malam itu (Jumat, 21 Juli 2017), Maestro Infinite Protection adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan jiwa kepada nasabah hingga 100 tahun.

Eits, jangan terpesona dulu. Masih ada lagi yang lainnya. Apakah itu? SIMPLE dan Pasti, serta satu produk dengan multi manfaat. Bagaimana, semakin menarik bukan? Atau malah bingung. Ya udah saya jelaskan ulang.

Maestro Infinite Protection (MIP) secara umum menawarkan 3 kepastian untuk masa depan calon nasabah maupun nasabah. Diantaranya :

  • Kepastian proteksi jiwa dan kecelakaan seumur hidup hingga usia 100 tahun, ditambah perlindungan kecelakaan 50% dari uang pertanggungan hingga 1 miliar.
  • Manfaat dana tunai di masa pensiun sebesar 20% dari UP dasar ketika nasabah menginjak usia 65 tahun.
  • Jumlah pembayaran premi dengan masa bayar yang bisa dipilih nasabah, mulai dari 5, 10, 15, atau 20 tahun.

Jadi, kapan kamu mau ikut menjadikan hidupmu jadi lebih pasti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun