Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ngobrol Seru Bareng Staff Komunikasi Kepresidenan

29 Juni 2017   05:10 Diperbarui: 30 Juni 2017   11:16 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Flash Blogging (Dok. Adi Pallawalino)

Setahun yang lalu, saat teman-teman Kompasianer diundang ke istana, saya berharap menjadi bagian dari salah satu penulis alias Kompasianer yang diundang kala itu. Namun karena jarak yang lumayan jauh dan sedang masa-masa kritis mengejar gelar sarjana di bidang Teknik, khususnya Arsitektur, harapan itu untuk sementara saya simpan dalam-dalam.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Di hari Jumat yang penuh berkah, tepatnya siang hari tanggal 16 Juni 2017, mimpi itu bangkit lagi di acara #TemuBlogger bareng Kominfo, MUI Sulawesi Selatan, Diknas Kominfo statistik dan persandian Pemprov Sulawesi Selatan, serta tak ketinggalan juga beberapa dari Staff TIM Komunikasi Kepresidenan.

Di kesempatan yang langka tersebut, saya sempat berbincang-bincang dengan Mbak Lasmi yang merupakan salah satu staff TIM Komunikasi Kepresidenan yang hadir. Acara itu sendiri bertajuk #Pancasila, di mana dikemas dalam bentuk diskusi yang menarik dan dipadu dengan lomba menarik pula. Flash Blogging, begitulah mereka menyebutnya. Yah, mungkin karena yang di undang adalah blogger kali yah.

Dari perbincangan tersebut, Mbak Lasmi menanyakan banyak hal. Mulai dari berapa banyak komunitas menulis di Makassar, berapa jumlah anggotanya, dari jumlah anggota tersebut berapa yang aktif. Apa saja kegiatannya di luar menulis dan masih banyak lagi.

Sebagai penulis/blogger pemula, saya juga memperkenalkan diri sebagai seorang Kompasianer. Saat Mbak Lasmi tahu saya seorang Kompasianer, pertanyaan pun langsung merujuk pada kegiatan tahun lalu. Kurang lebih seperti ini "Mas bagian dari salah satu Kompasianer yang hadir di istana tahun lalu ya?"

Sontak saya pun menjawab dengan cepat, pengen sih hadir. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya nggak jadi. Setelah itu pertanyaan kedua pun menghampiri, "Terus kegiatan Kompasiana Makassar apa saja?"

Karena dua bulan belakangan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Kompak Tawwa (Komunitasnya Kompasianer Makassar), saya menjawab salah satu di antaranya mengenalkan dunia literasi dan memberikan pelatihan menulis pada anak SMA. Yah, daripada mereka produktifnya lebih banyak di hal-hal yang kurang bermanfaat, mending melakukan hal yang positif seperti menulis. Apalagi SMA lebih eksis di media sosial.

Tak disangka, Mbak Lasmi mengapresiasi hal tersebut dan perlu dilanjutkan. Menurutnya hal itu bagus untuk dikembangkan. Saatnya generasi muda melakukan banyak hal positif, termasuk dalam bermedia sosial.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Oh iya, sedikit gambaran mengenai kegiatan yang saya maksud.

Kegiatan temu blogger itu sendiri mengangkat tema yang sangat menarik untuk dibicarakan. Sebuah tema yang tidak jauh dari aktivitas keseharian kita sebagai pecandu teknologi, khususnya di ranah media sosial. Seperti yang kita semua ketahui, hadirnya teknologi membuat segala berubah drastis, kadang berjalan di luar nalar bahkan dampak yang ditimbulkan tak jarang di luar prediksi.

Namun di balik semua itu ada banyak manfaatkan yang kita dapatkan. Misalnya bisa mendadak tenar, hal-hal yang dianggap sepele bisa menjadi viral, hingga ada pula yang memang sengaja dibuat menjadi viral. Sayangnya untuk yang satu ini kadang melampaui batas kewajaran, yang tak lain berujung pada sesuatu yang negatif.

Nah, melihat hal ini sudah mulai meresahkan bahkan sudah melenceng jauh dari adat kita sebagai orang timur. Yang mana berpegang teguh pada norma-norma budaya yang kental, maka pemerintah dalam hal ini beberapa instansi yang saya sebutkan di atas, mengambil inisiatif untuk meredam kebiasaan negatif tersebut. Di sisi lain ada harapan besar untuk membumikan kembali ideologi bangsa kita, yaitu PANCASILA.

Untuk itulah, tema yang diangkat tidak jauh-jauh dari Pancasila dan aktivitas bermedia sosial yang sudah menjadi bagian dari kehidupan. Tema yang saya maksud tak lain adalah "Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bermedia Sosial".

So... Bagaimana menurut teman-teman. Siap mendukung langkah pemerintah dalam tersebut. Dukungan, saran dan kritik sangat diharapkan loh oleh pemerintah. Pintu diskusi terbuka lebar, terlebih lagi TIM Komunikasi Kepresidenan sangat mengharapkanhal itu. Dan sedikit bocoran, tahun 2017 ini pemerintah akan fokus pada pemerataan di luar Jawa demi terwujudnya cita-cita "Indonesia Sentris".

Cita-cita tersebut merupakan salah satu impian Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo. Karena baginya, Indonesia itu milik semua rakyat yang terdiri dari banyak suku, agama, bahasa, hingga beragam agama. Baginya, Indonesia bukan milik golongan tertentu, tapi milik semua.

Terakhir, ada sebuah quote yang menarik dari salah satu pemateri yang merupakan Kepala Pusat Pengkajian Pancasila UGM. Quotenya kurang lebih seperti ini :

"Jangan mau di kotak-kotakkan, diprovokasi (dalam konteks negatif) dan di adu domba, karena domba saja tidak mau diadu"

Saya Indonesia, Saya Mencintai Pancasila. Bagaimana dengan Anda?

BTN Antara Makassar, 17 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun