Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Inovasi dan Strategi Dalam Menjalankan Bisnis Online

5 Juni 2015   15:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, Kompasiana kembali pulih dan bisa kembali di buka oleh para penggunanya, termasuk saya sendiri. Walaupun untuk membukanya harus main dulu ke warkop di karenakan kecepatan jaringan modem lagi gak mendukung. Mumpung lagi di warkop, sekalian saja aku memposting kembali tulisan yang sempat hilang akibat proses “maintenance server” Kompasiana. Tulisan ini sebelumnya sempat nangkring di Kompasiana dari pukul 23.55 - 06.00 WIB.

* * *

 

Rabu, 15 April 2015, Makassar kembali di kunjungi oleh Kompasiana untuk kedua kalinya di bulan yang sama. Bedanya, kali ini Makassar di daulat sebagai kota pertama dari empat kota yang akan di kunjungi oleh Kompasiana dan akan di selenggarakan di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). Sedangkan untuk tiga kota dan kampus lainnya yang akan di kunjungi adalah Universitas Udayana, Bali (29 April 2015). Setelah itu, Universitas Brawijaya, Malang  (12 Mei 2015) dan berakhir di Universitas Medan, kota Medan (27 Mei 2015).

Sama seperti kunjungan sebelum-sebelumnya, Kompasiana tidak datang sendirian. Kali ini, Kompasiana menggandeng salah satu perusahaan lokal yang sudah populer di mata masyarakat, yakni Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Sebagai mitra, JNE akan ikut berbagi dalam pelatihan blog sekaligus workshop yang bertajuk Kompasiana Blogshop Goes To Campus.

Adapun tema yang di angkat dalam Blogshop kali ini adalah mengenai “Inovasi Strategi Bisnis di Media Online”. Topik ini diangkat mengingat dalam beberapa tahun terakhir ini aktivitas jual beli online mulai marak Indonesia. Di mana para penyedia jasa tidak mau ketinggalan dalam memanfaatkan peluang bagus ini, yakni dengan menyediakan wadah (situs/platform) yang berfungsi sebagai tempat jual beli atau berbisnis secara online. Di sisi lain masyarakat pun tak kalah antusiasnya dalam menyambut wadah baru ini. 

Untuk sekadar di ketahui, dalam acara blogshop kali ini dihadiri oleh tiga pembicara yang tentu saja sudah ahli di bidangnya masing-masing. Ketiga pembicara workshop yang dihadirkan akan berbagi informasi dan pengetahuan seputar dunia bisnis online, baik kepada calon pengguna maupun yang sudah masuk ke dunia ini. Sehingga jika ada yang berminat untuk menggeluti dunia ini, sudah paham betul apa yang harus dilakukan. Di sisi lain, kehadiran ketiga pembicara ini diharapkan mampu menginspirasi para peserta blogshop yang telah menyempatkan diri untuk hadir.

Ketiga pembicara yang aku maksud, yakni pak Andre Vincent Wenas (Chief Human Capital Officer JNE), Wahyu Aditya (Founder Hellomotion. Inc), dan Iskandar Zulkarnaen (Assistant Manager Kompasiana). Sedangkan yang bertindak sebagai moderator dalam acara ini adalah mas Nurulloh (Content & Community Editor Kompasiana). Tak ketinggalan juga seorang MC cantik yang biasa di panggil Mba Lala.

Sebelum pemateri pertama di berikan kesempatan untuk memaparkan permasalahan sesuai dengan tema yang di angkat, mas Nurulloh selaku moderator dan penanggung jawab acara ini, terlebih dahulu memberikan pemaparan dilengkapi sejumlah data valid mengenai perkembangan internet di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, di mana berdasarkan data yang diperoleh pengguna internet mengalami perkembangan yang sangat pesat.

 

 

Pemateri Pertama, Iskandar Zulkarnaen (Iskandarjet)

Seperti yang kita semua ketahui, di mana-mana pemateri sebelum mulai membawakan materi pasti terlebih dahulu akan menyapa para peserta yang sudah berkenan menyempatkan diri untuk hadir. Pak Iskandar Zulkarnaen yang populer di Kompasiana dengan nama Iskandarjet, tak ketinggalan untuk melakukan hal demikian. Karena acaranya berlangsung di Makassar, maka beliau mencoba menyapa para peserta dengan bahasa Makassar, yakni kurang lebih sebagai berikut :

“Makassar, aga kareba?”. Jika di artikan ke dalam bahasa Indonesia, berarti “Makassar, apa kabar?”.

Para peserta yang hadir pun tak kalah semangat memberikan jawaban. Tentunya dengan logat atau dalam bahasa Makassar juga, yakni kurang lebih seperti ini : “Baji-baji ji” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Baik-baik”.

Setelah di rasa cukup, mas Iskandarjet mulai memberikan pemaparan yang menurutnya bisa berguna dan dijadikan sebagai modal awal oleh para peserta jika ingin terjun langsung menggeluti dunia bisnis online. Namun bukan berarti materi yang dibawakan tidak bermanfaat bagi peserta yang sudah lebih dahulu terjun langsung dan bergelut di dunia ini. Materi yang dibawakan oleh mas Iskandarjet adalah yang berhubungan dengan dunia konten atau lebih tepatnya mengenai “Content Marketing”, sebagaimana dunia yang ia geluti saat ini.

Tujuan dari materi ini adalah untuk menambah pengetahuan peserta mengenai konten yang akan digunakan, sehingga dapat meningkatkan hasil ke arah yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain, bertujuan untuk mengajak peserta agar bisa menggunakan dan menghasilkan konten yang lebih menarik lagi.

Agar terlihat lebih menarik, materi yang dibawakan di kemas dalam bentuk slide presentasi sehingga membuat peserta semakin antusias memperhatikan dengan seksama. Bahkan peserta sempat dibuat tertawa dan senyum-senyum sendiri ketika menyaksikan salah satu slide yang di tampilkan, yakni merupakan gambaran umum perilaku masyarakat Indonesia hampir setiap harinya. Mirisnya berita ini bukan di muat oleh media tanah air, melainkan oleh media luar negeri yang diberi judul “Eat, Pray, Tweet”. Di mana judul tersebut merupakan hasil plesetan dari sebuah buku dengan penulis Elizabeth Gilbert yang judul aslinya adalah “Eat, Pray, Love”.

Akan tetapi, sebagai warga negara Indonesia, hal tersebut tidak dapat di pungkiri karena memang yang terjadi sudah seperti itu dan bisa di bilang sudah menjadi kebiasaan. Bila diterjemahkan, pesan yang ingin disampaikan kurang lebih seperti ini : “Tiada hari tanpa tweet, tiada hari tanpa tweet atau mengunjungi media sosial”.

Usai memaparkan contoh di atas, mas Iskandarjet beralih ke materi selanjutnya mengenai prinsip dalam menciptakan konten yang lebih menarik. Yang pertama adalah mengenai “konten” itu sendiri, di mana harus asli dan idenya benar-benar berasal dari dalam diri masing-masing pemilik bisnis. Artinya konten yang ditampilkan masih dalam keadaan original. Kedua adalah mengenai “patient atau pelanggan”, yang artinya di perlukan kesabaran dalam membangun bisnis online, khususnya saat berhadapan dengan pelanggan. Karena kita tidak tahu, apakah pengunjung hanya sekadar berkunjung untuk melihat-lihat atau memang benar-benar berminat apa yang ditawarkan. Di sini kesabaran kita akan di uji sebagai pemilik bisnis.

Sedangkan prinsip yang ketiga adalah mengenai ketepatan waktu atau “Timely”. Dalam hal ini, apakah barang yang kita tawarkan mengikuti perkembangan dan sering di update atau tidak. Ke empat atau terakhir, yakni tentang “fleksibilitas atau Flexible”. Yang artinya dalam menjalankan bisnis, kita harus terus bergerak terus tanpa merasa batasi, baik ruang maupun waktu. Prinsip ini berguna untuk menguji kemampuan yang kita miliki, apakah bisa bergerak dan berbuat tanpa memperdulikan berbagai cobaan yang kadang berpotensi untuk menjadi penghambat usaha yang kita bangun.

Selain membahas tentang prinsip, tak lupa juga di bahas mengenai strategi yang patut di coba dalam menjalankan bisnis online. Strategi pertama adalah mengenai “Target Aduience”. Dalam hal ini, setiap usaha memerlukan target pasar yang harus dicapai. Namun target tersebut harus jelas dan sesuai dengan minat pelanggan, baik untuk semua umur atau hanya umur tertentu saja, misalnya khusus untuk kalangan remaja dan lain sebagainya. Ke semuanya tergantung dari pilihan yang ingin kita capai.

Strategi selanjutnya adalah berhubungan dengan “Tema”. Tak bisa di pungkiri tema juga ikut andil dalam mempengaruhi hadirnya pengunjung atau pelanggan. Setidaknya dengan adanya tema yang di usung akan memudahkan dalam mengembangkan dan mengelola bisnis yang dirintis. Karena tanpa tema, usaha yang kita bangun akan kehilangan arah yang pada akhirnya akan membawa kita ke  jalan yang sesat. Dalam hal ini, tema berperan sebagai pemandu sehingga usaha yang kita rintis tak kehilangan arah. Yang dalam bahasa kerennya  di ibaratkan seperti sebuah kompas. Selanjutnya, strategi yang terakhir adalah mengenai “perangkat” yang akan digunakan nantinya. Maksudnya adalah apakah menyasar pengguna via mobile atau yang lainnya.

Wahyu Aditya

Sebagai pemateri kedua, mas Wahyu Aditya mencoba melengkapi materi sebelumnya. Di mana ia membahas aspek-aspek yang berkaitan dengan “Content Marketing” dan bagaimana caranya untuk membantu khalayak ramai (To Help People). Sebagai seorang yang menyukai dan bergelut di dunia desain grafis, ia mengatakan pentingnya inovasi dalam dunia bisnis online. Ia mengajak pengguna agar tidak hanya eksis semata, melainkan dapat juga meraup keuntungan yang lebih dari bisnis online yang di bangun.

 

Tak hanya mengajak, mas Wahyu Aditya juga mengajarkan bagaimana caranya untuk meraup keuntungan yang lebih ketika menggeluti bisnis online. Tak lupa pula mengajarkan bagaimana berinteraksi secara sosial di dunia maya sesuai koridor yang benar. Selain itu, beberapa contoh desain yang di kemas dalam slide presentase juga ikut di perlihatkan kepada para peserta. Bahkan tak luput mengenai pengalamannya yang ikut mendesain logo hari kemerdekaan negeri tercinta ini. Dalam penjelesannya, ia merasa prihatin ketika melihat tampilan logo kemerdekaan dari tahun ke tahun. Berawal dari keprihatinan tersebut, ia mencoba mendesain logo kemerdekaan Indonesia menjadi simple namun tetap terlihat menarik tanpa mengurangi makna dari arti kemerdekaan itu sendiri.

Andre Vincent Wenas

Kali ini yang menjadi pemateri adalah bapak Andre Vincent Wenas yang merupakan seorang Chief Human Capital Officer JNE. Dalam penjelasannya, Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang kita kenal sebagai perusahaan penyedia jasa layanan kurir dan logistik, ternyata tidak mau ketinggalan zaman. Di mana JNE turut pula memanfaatkan media online sebagai bagian dari inovasi dan strategi dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh JNE adalah situs yang di beri nama “PesONa”.

Apa itu PesONa?

PesONa adalah kependekan dari Pesona Oleh-oleh Nusantara dan merupakan salah satu produk kreatif dari JNE. Pesona sendiri hadir karena JNE melihat adanya peluang bisnis di bidang kuliner, mengingat tingginya minat masyarakat akan makanan khas nusantara. Melalui Pesona, JNE ingin mewujudkan impian para pecinta kuliner nusantara yang ingin menikmati makanan khas daerah lain tanpa harus bersusah payah untuk mengunjungi daerah penghasil kuliner tersebut.

Yang perlu dilakukan hanyalah berkunjung ke situs PesONa dan melakukan pemesanan makanan khas yang di inginkan. Setelah itu, pihak JNE akan mencarikan makanan khas sesuai daerah yang sebutkan, kemudian mengantarkannya kepada anda. Tentunya dengan menyesuaikan waktu pengirimannya sesuai aturan yang berlaku di JNE.

* * *

Terakhir, tak lupa peserta disuguhkan sebuah hiburan yang tak kalah menarik, yakni stand up comedy. Hiburan ini sekaligus sebagai penutup rangkaian acara Kompasiana Blogshop Goes To Campus yang di adakan di Kampus UNM. Mendengar akan adanya hiburan berupa stand up comedy, seketika raut wajah peserta berubah menjadi cerah dan ceria mendadak bahkan rasa ngantuk pun seketika ikut menghilang. Ochi Taingongo, seperti itulah namanya saat ia memperkenalkan diri kepada seluruh peserta yang hadir. Mendengar namanya yang sedikit aneh, peserta pun langsung tertawa terbahak-bahak.

 

 

“UNM adalah kampus terbesar di dunia. kenapa?” Itulah yang dikatakan oleh Ochi di awal stand up-nya. Peserta pun seketika gak percaya atas apa yang di katakan. Untuk menghilangkan rasa tidak percaya Ochi pun melanjutkan. “Ini gedung (dengan logat makassar sambil menunjuk), baru layarnya. Kalau kita gali ke bawah lagi, akan kelihatan semuanya”. Materi stand up lainnya yang saya ingat adalah ketika Ochi mengangkat kasus demonstrasi. Dalam stand up-nya Ochi mengatakan seperti ini : “Saya tidak setuju kalau Mahasiswa Makassar disebut tukang rusuh kalau sudah demo ”. Yang benar itu adalah “Mahasiswa Makassar sedang melakukan simulasi perperang-perangan”. Seketika gelak tawa memenuhi seisi ruangan, bahkan sampai acara stand up comedy usai.

 

Di tulis tanggal 2 Mei di Pondok Maryam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun