Tujuan dari materi ini adalah untuk menambah pengetahuan peserta mengenai konten yang akan digunakan, sehingga dapat meningkatkan hasil ke arah yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain, bertujuan untuk mengajak peserta agar bisa menggunakan dan menghasilkan konten yang lebih menarik lagi.
Agar terlihat lebih menarik, materi yang dibawakan di kemas dalam bentuk slide presentasi sehingga membuat peserta semakin antusias memperhatikan dengan seksama. Bahkan peserta sempat dibuat tertawa dan senyum-senyum sendiri ketika menyaksikan salah satu slide yang di tampilkan, yakni merupakan gambaran umum perilaku masyarakat Indonesia hampir setiap harinya. Mirisnya berita ini bukan di muat oleh media tanah air, melainkan oleh media luar negeri yang diberi judul “Eat, Pray, Tweet”. Di mana judul tersebut merupakan hasil plesetan dari sebuah buku dengan penulis Elizabeth Gilbert yang judul aslinya adalah “Eat, Pray, Love”.
Akan tetapi, sebagai warga negara Indonesia, hal tersebut tidak dapat di pungkiri karena memang yang terjadi sudah seperti itu dan bisa di bilang sudah menjadi kebiasaan. Bila diterjemahkan, pesan yang ingin disampaikan kurang lebih seperti ini : “Tiada hari tanpa tweet, tiada hari tanpa tweet atau mengunjungi media sosial”.
Usai memaparkan contoh di atas, mas Iskandarjet beralih ke materi selanjutnya mengenai prinsip dalam menciptakan konten yang lebih menarik. Yang pertama adalah mengenai “konten” itu sendiri, di mana harus asli dan idenya benar-benar berasal dari dalam diri masing-masing pemilik bisnis. Artinya konten yang ditampilkan masih dalam keadaan original. Kedua adalah mengenai “patient atau pelanggan”, yang artinya di perlukan kesabaran dalam membangun bisnis online, khususnya saat berhadapan dengan pelanggan. Karena kita tidak tahu, apakah pengunjung hanya sekadar berkunjung untuk melihat-lihat atau memang benar-benar berminat apa yang ditawarkan. Di sini kesabaran kita akan di uji sebagai pemilik bisnis.
Sedangkan prinsip yang ketiga adalah mengenai ketepatan waktu atau “Timely”. Dalam hal ini, apakah barang yang kita tawarkan mengikuti perkembangan dan sering di update atau tidak. Ke empat atau terakhir, yakni tentang “fleksibilitas atau Flexible”. Yang artinya dalam menjalankan bisnis, kita harus terus bergerak terus tanpa merasa batasi, baik ruang maupun waktu. Prinsip ini berguna untuk menguji kemampuan yang kita miliki, apakah bisa bergerak dan berbuat tanpa memperdulikan berbagai cobaan yang kadang berpotensi untuk menjadi penghambat usaha yang kita bangun.
Selain membahas tentang prinsip, tak lupa juga di bahas mengenai strategi yang patut di coba dalam menjalankan bisnis online. Strategi pertama adalah mengenai “Target Aduience”. Dalam hal ini, setiap usaha memerlukan target pasar yang harus dicapai. Namun target tersebut harus jelas dan sesuai dengan minat pelanggan, baik untuk semua umur atau hanya umur tertentu saja, misalnya khusus untuk kalangan remaja dan lain sebagainya. Ke semuanya tergantung dari pilihan yang ingin kita capai.
Strategi selanjutnya adalah berhubungan dengan “Tema”. Tak bisa di pungkiri tema juga ikut andil dalam mempengaruhi hadirnya pengunjung atau pelanggan. Setidaknya dengan adanya tema yang di usung akan memudahkan dalam mengembangkan dan mengelola bisnis yang dirintis. Karena tanpa tema, usaha yang kita bangun akan kehilangan arah yang pada akhirnya akan membawa kita ke jalan yang sesat. Dalam hal ini, tema berperan sebagai pemandu sehingga usaha yang kita rintis tak kehilangan arah. Yang dalam bahasa kerennya di ibaratkan seperti sebuah kompas. Selanjutnya, strategi yang terakhir adalah mengenai “perangkat” yang akan digunakan nantinya. Maksudnya adalah apakah menyasar pengguna via mobile atau yang lainnya.
Wahyu Aditya
Sebagai pemateri kedua, mas Wahyu Aditya mencoba melengkapi materi sebelumnya. Di mana ia membahas aspek-aspek yang berkaitan dengan “Content Marketing” dan bagaimana caranya untuk membantu khalayak ramai (To Help People). Sebagai seorang yang menyukai dan bergelut di dunia desain grafis, ia mengatakan pentingnya inovasi dalam dunia bisnis online. Ia mengajak pengguna agar tidak hanya eksis semata, melainkan dapat juga meraup keuntungan yang lebih dari bisnis online yang di bangun.
Tak hanya mengajak, mas Wahyu Aditya juga mengajarkan bagaimana caranya untuk meraup keuntungan yang lebih ketika menggeluti bisnis online. Tak lupa pula mengajarkan bagaimana berinteraksi secara sosial di dunia maya sesuai koridor yang benar. Selain itu, beberapa contoh desain yang di kemas dalam slide presentase juga ikut di perlihatkan kepada para peserta. Bahkan tak luput mengenai pengalamannya yang ikut mendesain logo hari kemerdekaan negeri tercinta ini. Dalam penjelesannya, ia merasa prihatin ketika melihat tampilan logo kemerdekaan dari tahun ke tahun. Berawal dari keprihatinan tersebut, ia mencoba mendesain logo kemerdekaan Indonesia menjadi simple namun tetap terlihat menarik tanpa mengurangi makna dari arti kemerdekaan itu sendiri.
Andre Vincent Wenas