Dua minggu yang lalu, atau lebih tepatnya Senin tanggal 27 April 2015, aku kembali melakukan perjalanan jauh dan yang pertama di tahun 2015. Perjalanan kali ini kembali mengingatkanku akan pengalaman setahun lalu, di mana untuk pertama kalinya aku melakukan perjalanan jauh keluar daerah. Namun bedanya dalam perjalanan tahun ini aku tidak sendirian, karena ada beberapa teman yang ikut dalam tur.
Bagi saya pribadi, perjalanan kali ini terbilang spesial karena di sponsori oleh Kompasiana yang bekerja sama dengan Yayasan Danamon Peduli dan kolega. Bahkan dalam tur ini turut pula admin Kompasiana, yakni mas Kevin Anandhika Legionardo dan Dieki Setiawan. Kedua admin tersebut tak hanya sekedar menemani, tapi sekaligus mengkomandoi saya dan teman-teman warga Kompasiana, khususnya Kompasianer wilayah Makassar.
[caption id="attachment_382904" align="aligncenter" width="512" caption="Admin Kompasiana (Mas Kevin & Dieki) dan Kompasianer SulSel, Dok. Kompasianer Ambae Exe"][/caption]
Selain terasa spesial, perjalanan kali ini juga bukanlah sekadar jalan-jalan biasa, seperti halnya yang sering dilakukan kebanyakan orang ketika menjelang akhir pekan atau hari libur tiba. Kali ini dikemas dan dirancang sedikit berbeda dari perjalanan biasanya, karena bertepatan dengan hajatan besar Yayasan Danamon Peduli yang bertajuk “Jelajah Pasar Rakyat Nusantara”.
Untuk sekadar di ketahui, hajatan ini merupakan bagian dari program Yayasan Danamon Peduli dalam melestarikan keberadaan pasar rakyat (pasar tradisional). Bahkan Yayasan Danamon Peduli juga menjalin kerja sama dengan pemerintah dan turut aktif berpartisipasi dalam merevitalisasi pasar rakyat. Tak hanya itu saja, untuk menghasilkan kinerja yang terarah dan maksimal, Danamon Peduli memberi nama programnya “Pasar SEJAHTERA (Sehat, Hijau, Bersih, dan Terawat)”.
[caption id="attachment_382906" align="aligncenter" width="560" caption="Spanduk Festival Pasar, Dok. Pribadi"]
Melalui program tersebut,Yayasan Danamon Peduli mengajak masyarakat (pedagang) untuk menjadi agen perubahan, khususnya pasar yang telah di pilih. Sebagai bentuk dukungan, khususnya di bidang fisik, Danamon Peduli mencoba mengembangkan unit-unit percontohan yang nantinya bisa diaplikasikan secara luas, khususnya dalam mewujudkan Pasar Sehat sesuai standar Kementerian Kesehatan.
Tahun ini, program Pasar SEJAHTERA telah memasuki usia yang ke-5 dan Yayasan Danamon Peduli kembali menggelar hajatan besar yang bertajuk “Jelajah Pasar Rakyat Nusantara”. Untuk hajatan kali ini, Danamon Peduli memutuskan akan melaksanakan acara tersebut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, atau lebih tepatnya di Pasar Lambocca.
[caption id="attachment_382912" align="aligncenter" width="567" caption="Suasana Pagi di Hari Festival Pasar Rakyat, Pasar Lambocca"]
Bagi saya, Pasar Lambocca bisa di bilang sebagai salah satu pasar yang unik di Indonesia. Mengapa? Karena pasar ini terlihat rapi, bersih dan hijau. Tak hanya itu saja, jika anda berkunjung ke pasar ini jangan heran bila tidak menemukan sampah yang bertebaran, sebagaimana imej sekaligus momok yang kental melekat pada pasar-pasar tradisional yang ada di seluruh pelosok negeri ini.
Jujur saja, saya yang sudah mengenal sedikit pasar ini sejak tahun lalu ketika mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merasa takjub akan kehadiran pasar ini. Dari banyaknya pasar yang sudah saya kunjungi, baik selama kuliah di Makassar, sewaktu berlibur di Jakarta dan Depok (2011 & 2012), serta Surabaya (2009) belum pernah menemukan pasar tradisional yang tingkat kebersihan, kerapihan, keramahan dan keamanannya seperti di Pasar Lambocca.
[caption id="attachment_382918" align="aligncenter" width="504" caption="Suasana Pasar Yang Bersih, Dok. Pribadi"]
Hadirnya Pasar Lambocca yang begitu unik serta tertata rapi, hijau, bersih dan terawat menjadi nilai plus bagi Kabupaten Bantaeng. Di sisi lain, hal ini semakin menambah kuat imej Kabupaten Bantaeng yang selama ini terkenal akan kebersihannya.
Seperti tema yang di angkat, yakni “Jelajah Pasar Rakyat Nusantara” atau “Festival Pasar Rakyat Lambocca”, maka sudah bisa pastikan masyarakat Bantaeng tidak akan ketinggalan untuk turut serta meramaikan acara ini. Dan benar saja, warga berbondong-bondong datang ke acara festival untuk meramaikan acara tersebut. Sedangkan di satu sisi, terselip pula keinginan untuk bertatap langsung dengan pemimpin mereka (Bapak Nurdin Abdullah) yang telah di anggap sebagai seorang tokoh pembawa perubahan di Kabupaten Bantaeng.
[caption id="attachment_382923" align="aligncenter" width="504" caption="Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Dok. Pribadi"]
Bukan hanya itu saja, ada juga yang datang secara khusus untuk mengikuti perlombaan, seperti lomba lukis tong sampah antar SMA/SMK, lomba karaoke, bazar kuliner khas Bantaeng, pameran batu /cincin dan produk lokal lainnya, serta lomba memasak dengan peserta perwakilan PKK tiap kecamatan dan Pedagang Pasar Lambocca. Bahkan ada yang datang untuk menyaksikan panggung hiburan, ada pula yang penasaran dengan Chef Bara Pattiradjawane. Tak ketinggalan juga hadir beberapa orang dari Komunitas Pecinta Kopi.
[caption id="attachment_382926" align="aligncenter" width="448" caption="Spanduk Festival Pasar Rakyat, Dok. Kompasianer Heriyanto Rantelino"]
[caption id="attachment_382930" align="aligncenter" width="504" caption="Peserta Lomba Memasak (Ibu-Ibu PKK), Dok. Pribadi"]
[caption id="attachment_382931" align="aligncenter" width="504" caption="Chef Bara Pattiradjawane, Dok. Pribadi"]
[caption id="attachment_382932" align="aligncenter" width="504" caption="Lomba Melukis Tong Sampah Tingkat SMA/SMK, Dok. Kompasianer Heriyanto Rantelino"]
Selain rangkaian beberapa perlombaan di atas, terdapat juga beberapa rangkaian acara lainnya, yakni penghijauan pasar serta gerakan satu pedagang satu biopori. Setelah itu rangkaian acara di lanjutkan dengan meresmikan bagian “Los Basah” Pasar Lambocca yang telah dikembangkan oleh Yayasan Danamon Peduli sebagai salah satu Unit Percontohan Pasar Sejahtera.
[caption id="attachment_382936" align="aligncenter" width="504" caption="Ibu Restu, Pak Nurdin, Ibu Ekowati sebagai Perwakilan Gerakan satu Pedagang, Satu Biopori (Dok. Kompasianer Heriyanto Rantelino)"]
[caption id="attachment_382935" align="aligncenter" width="543" caption="Peresmian Los Bas oleh Dr. Ekowati Rahajeng SKM, M.Kes (perwakilan dari Kementerian Kesehatan), Dok. Kompasianer Anugerah Oetsman"]
Setelah acara peresmian Los Basah usai, rangkaian acara kembali dilanjutkan. Kali ini acaranya berupa talksow yang dalam bahasa Bantaeng di sebut Accarita. Dalam acara talksow/accarita santai ini, di pandu oleh Ari Parikesit (Pemerhati Kuliner sekaligus relawan yang setia pada Pasar Rakyat) dengan menghadirkan dua narasumber,yaitu Bupati Bantaeng Prof. Dr. Ir. HM Nurdin Abdullah M.Agr dan pak Handoko Hendroyono (Pekerja Kreatif) yang merupakan seorang produser film, salah satunya Film Filosofi Kopi.
[caption id="attachment_382937" align="aligncenter" width="567" caption="Acara Talkshow/Accarita Bersama Mas Handoko, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, dan Mas Arie Parikesit (Dok. Pribadi)"]
Adapun tema yang di angkat dalam talksow santai ini, yakni “Menghidupkan Pasar Rakyat dengan Kreatifitas”. Tema ini di angkat mengingat keberadaan pasar tradisional secara perlahan-lahan mulai tersingkirkan. Hal ini bisa kita lihat dengan menjamurnya pusat perbelanjaan yang di sertai dengan hadirnya supermarket, di mana sudah menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari, bahkan tak ketinggalan yang biasanya kita jumpai di pasar rakyat pun telah ada di supermarket.
Sesuai tema yang di angkat, ada satu hal yang saya perhatikan dan temukan di Bantaeng, yakni tidak ada satu pun terlihat supermarket seperti di daerah lain. Di mana seperti kita ketahui selama ini, terdapat sebuah semboyan baru yang isinya kurang lebih seperti ini : “Di mana ada indomaret di situ pasti ada alfamart, begitu pun sebaliknya”. Jika anda tidak percaya, silahkan datang sendiri ke Bantaeng dan buktikan.
Sebelum rangkaian acara benar-benar berakhir, tibalah waktu yang di tunggu sekaligus mendebarkan bagi peserta lomba. Apalagi kalau bukan pengumuman hasil lomba sekaligus pemberian hadiah.
[caption id="attachment_382947" align="aligncenter" width="504" caption="Pemenang Lomba Memasak Ala Pedagang Pasar Lambocca, Dok. Pribadi"]
[caption id="attachment_382948" align="aligncenter" width="504" caption="Pemenang Lomba Memasak Ala Ibu PKK, Dok. Pribadi"]
[caption id="attachment_382949" align="aligncenter" width="504" caption="Pemenang Lomba Lukis Tong Sampah Antar SMA, Dok. Pribadi"]
Terakhir sekaligus penutup, terima kasih saya ucapkan kepada Yayasan Danamon Peduli dan Kolega, serta Kompasiana yang telah menjadikan perjalanan saya kali ini menjadi terasa lebih spesial. Di sisi lain, akhirnya saya bisa mengenal lebih dekat Pasar Lambocca yang merupakan salah satu Pasar Ter-Sejahtera di Indonesia.
Di tulis di Makassar tanggal 9 Mei 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H