Tak terasa, sudah hampir enam tahun saya berada di kota daeng. Namun, perasaan hati ini seakan baru kemarin menginjakkan kaki di kota ini. Sebagai warga pendatang, banyak pengalaman yang saya dapatkan selama menuntut ilmu di kota daeng. Dari pengalaman kecil sampai lumayan besar pun saya lalui. Dan dari pengalaman itu pulalah saya banyak mendapatkan ilmu pengetahuan, baik itu pengalaman di tempat kuliah ataupun di luar kuliah.
Salah satu dari sekian banyak pengalaman yang saya lalui sebagai pendatang (mahasiswa baru) adalah bagaimana cara menggunakan printer. Saat itu bagi saya menggunakan printer merupakan sesuatu hal yang baru. Maklum, selama dari SD sampai SMA di kampung saya taunya hanya tempat fotokopi dan itupun harus menempuh tiga kilometer dulu ke tempat fotokopi.
Balik lagi ke topik sebelumnya saat merantau di kota daeng. Sebagai mahasiswa, kita semua pasti tau bahwa masa-masa kuliah itu penuh banyak tuntutan. Salah satu dari sekian banyak tuntutan yang sering kita temui yaitu tugas kuliah setiap hari. Dan tugas itu pun bermacam-macam bentuk, mulai dari makalah, paper, proposal, dan bahkan gambar sekalipun seperti yang saya temui di teknik arsitektur.
Lantas apa hubungannya tugas kuliah dengan canon? Tanpa perlu menjelaskan panjang lebar, pasti semua pada ngerti hubungan dari keduanya. Tidak salah lagi, yang saya maksud disini adalah printer canon. Bagi saya, printer canon bagaikan seorang sahabat sejati. Ke mana pun dan di mana pun saya berada seakan selalu di ikuti setiap saat. Beda tipis dengan kata pepatah yang bunyinya kurang lebih seperti ini “ada gula ada semut”, hehehe.....
Selama kuliah di teknik arsitektur, tugas kuliah setiap harinya seakan tiada henti. Mau itu tugas menggambar, paper, makalah, buat proposal, dan masih banyak lagi tugas lainnya. Hampir semua tugas-tugas kuliah yang saya temui berhubungan dengan printer.
Entah jodoh atau kebetulan, setiap tugas yang berhubungan dengan printer, saat mau ngeprint di kost teman, warnet,ataupun di tukang print, yang saya temui adalah printer canon. Berbagai macam tipe printer canon sudah saya temui, baik itu printer biasa ataupun printer dengan scan dan fotocopy. Adapun jenis-jenis tipenya seperti : Canon Pixma IP 2770, Canon Pixma IP 1980, Canon Pixma MP 237, dan masih ada beberapa lagi yang saya lupa tipenya.
Begitu banyak pengalaman yang saya lalui bersama Printer Canon, membuatku bingung memilih untuk memulai dari mana dan tipe apa yang duluan akan saya ceritakan. Tapi, itu bukan berarti aku memiliki banyak printer di kostan, yang terjadi malah sebaliknya. Percaya atau tidak, selama saya menuntut ilmu di Makassar saya sama sekali tidak memiliki printer sampai sekarang dan itu adalah kenyataan.
Namun, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa sudah begitu banyak jenis printer canon yang pernah saya gunakan. Dan ada satu pengalaman yang menurut saya paling berkesan dari seluruh printer canon yang pernah saya gunakan. Pengalaman itu terjadi pada akhir tahun 2012, saat saya mengambil mata kuliah Kerja Praktek Profesi I. Waktu itu sudah memasuki asistensi laporan dari hasil pengawasan di tempat proyek selama satu bulan.
Selama masa asistensi laporan, saya dan teman kelompok mengandalkan dua printer canon yang ada di kantor senior saya jika mau ngeprint laporan yang akan di asistensi setiap hari. Untuk tipe printernya saya lupa tipenya, yang jelas seingat saya tipenya di atas MP 237. Dan yang paling saya ingat, keduanya merupakan printer canon dengan scan dan fotokopy.
Dalam mengerjakan tugas laporan tersebut, printer canon yang kami gunakan sangat membantu sekali. Mengapa saya katakan demikian? Karena laporan yang kami kerjakan ada yang harus fotokopy dan itu harus dimasukkan dalam data laporan. Berhubung tempat fotokopy dengan kantor sangat jauh, maklum kantornya di kawasan perdagangan/mall. Untung saja ada senior saya menyarankan untuk menggunakan fotokopy yang sudah ada pada printer. Jujur saja menggunakan printer dengan spesifikasi scan dan fotokopy merupakan hal baru buat saya. Maklum saja, selama ini yang saya tahu hanya menggunakan printer biasa dan untuk printer gituan saya masih gaptek.
Dengan adanya printer tersebut, kami bisa mengerjakan tiga pekerjaan sekaligus dan gak perlu susah-susah lagi nyari tempat fotokopy untuk menscan serta mengkopy laporan harian hasil pengawasan selama dua bulan penuh yang lumayan tebal. Bagi kami dengan adanya printer tersebut, waktu yang kami gunakan menjadi singkat dan asistensi pun selalu tepat waktu.
Secara keseluruhan, hasil dari ngeprint, scan dan fotokopy dari printer tersebut sangat memuaskan. Saya mengatakan demikian karena semua yang kami print, scan dan fotokopy selama asistensi setaip hari sampai pengumpulan laporan dua rangkap, hasilnya sangat jelas dan tidak ada yang buram sedikitpun.
Bagi saya pribadi yang anak kost, berkat printer tersebut biaya pengeluaran selama asistensi sampai pengumpulan laporan jadi terkendali. Hal ini bukan tanpa alasan. Coba anda bayangkan, biaya ngeprint yang hitam putih Rp. 500,-/lembar, scan Rp. 1000,-/lembar, fotokopy Rp. 100-150,-/lebar, biaya jilid skripsi yang expres Rp. 20.000-25.000,-/jilid. Untuk ngeprint laporan selalu berada di sekitaran 75-150 lembar tiap asistensi selama dua minggu, plus yang terakhir laporan dua rangkap ±300-350 lembar, begitu juga dengan fotokopy. Sedangkan untuk scan walaupun cuma dibawah lima kali, tapi buat saya itu lumayan karena yang saya scan rata-rata 5-10 lembar. Lumayan kan jika di ditotal secara keseluruhan.
Di luar dari pengalaman saya diatas, selama ngeprint ditempat print/rental ataupun teman kost, printer yang paling banyak saya temui adalah Canon Pixma IP 2770. Dan setelah saya telusuri serta nanya-nanya sama yang punya printer, ternyata harganya terjangkau apalagi untuk kalangan mahasiswa yang pas-pasan. Selain itu, kualitasnya juga ternyata gak kalah dengan yang harganya mahal.
Dan dari pengalaman saya setiap menggunakan printer canon, performanya memang mantap. Kecepatannya saat ngeprint relatif cepat, hasil cetakannya bagus dan jelas, ngeprint warna pun hasilnya tetap bagus, mencetak dalam jumlah banyak pun gak masalah dan tentu saja hemat.
Semoga apa yang saya bagikan lewat pengalaman diatas bermanfaat dan dapat menjadi solusi buat teman-teman semua yang ingin mencari printer murah, hemat, dan dengan kualitas ok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H