Mohon tunggu...
Arce Hadisa
Arce Hadisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Abadi dalam Pena

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sebarkan Budaya Bersih, Tingkatkan Kualitas Lingkungan Menuju Kupang yang Lebih Sehat

21 Agustus 2023   18:02 Diperbarui: 21 Agustus 2023   19:16 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi pemaparan materi tentang manajemen sampah oleh Duta Inisiatif Indonesia (Dok. pribadi)

Sobat Bumi Kupang Politeknik Negeri Kupang, kembali menggelar aksi tuntaskan sampah pada hari Selasa, 15 Agustus 2023 di Pantai Warna, Oesapa, Kota Kupang.  Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke 78. Sesuai dengan tema besar yang diusung oleh Pertamina Foundation Sobat Bumi Indonesia 'Hijaukan Kemerdekaan untuk Generasi Masa Depan' aksi ini dilakukan sebagai tanggapan dan tindak lanjut dari isu-isu kerusakan lingkungan. Masalah lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan adalah penumpukan sampah. Sampah yang berserakan dimana-mana menimbulkan beberapa masalah yang sangat serius seperti banjir, polusi udara, kerusakan alam, kerusakan ekosistem laut dan masalah lingkungan lainnya. 

Terkait masalah tersebut, Sobat Bumi Kupang melaksanakan aksi penuntasan sampah yang berkolaborasi dengan beberapa organisasi yakni Duta Inisiatif Indonesia NTT, GenBI UNDANA, komunitas Akapela Project Kupang, BEM Politeknik Negeri Kupang, KMK st. Yohanes Don Bosco PNK, IMIP, Australia Indonesia Youth Association(AIYA) chapter NTT, DPM Politeknik Negeri Kupang, PMK Politeknik Negeri Kupang, dan Ketua PD KMHDI NTT sebagai ajakan untuk bersama menanamkan kesadaran diri akan pentingnya kebersihan lingkungan. Akumulasi jumlah peserta yang menyertai kegiatan ini adalah 75 orang. 


Kegiatan ini memiliki parameter keberhasilan yang cukup tinggi, ditandai dengan jumlah sampah yang terkumpul sebanyak 505,28 kg dalam sehari. " Saya mendukung sepenuhnya aksi tuntaskan sampah di Pantai Warna Oesapa ini. Membersihkan pantai dan menjaga lingkungan laut dari sampah sangat penting untuk menjaga ekosistem laut yang rentan dan kehidupan biota laut. Selain itu, aksi seperti ini juga memiliki dampak positif terhadap sektor pariwisata dan kesejahteraan masyarakat setempat", ungkap David peserta Sobat Bumi Kupang. Peserta lain pun berharap demikian, bahwa dengan adanya kegiatan seperti ini masyarakat yang tinggal di pesisir pantai serta pengunjung dapat teredukasi akan pentingnya menjaga kebersihan area pantai. 

Sesi pemaparan materi tentang manajemen sampah oleh Duta Inisiatif Indonesia (Dok. pribadi)
Sesi pemaparan materi tentang manajemen sampah oleh Duta Inisiatif Indonesia (Dok. pribadi)

Aksi tuntaskan sampah pada lokasi Pantai Warna Oesapa ini menarik perhatian masyarakat. Sehingga aksi ini secara tidak langsung memberikan nilai edukasi kepada siapa pun yang menyaksikannya, terkhusus warga setempat bahwa sampah sebaiknya dibuang pada tempatnya. Adapun tujuan utama dari pelaksanaan aksi ini yakni untuk membangun relasi antar individu dalam hubungan yang positif dan berkualitas dalam merawat alam. Hubungan ini yang kemudian mampu melahirkan pola pikir baru yang kreatif dan inovatif untuk lingkungan yang lebih sehat di masa mendatang. 

Pihak Sobat Bumi Kupang dalam aksi ini juga memberikan materi terkait manajemen sampah dan salah satu contohnya yaitu pembuatan Ecobrick. Ecobrick adalah olahan sampah yaitu botol plastik yang telah diisi dengan sampah plastik yang bersih dan kering. Ecobrick ini kemudian bisa dibuat menjadi benda yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti meja, kursi dan lain sebagainya. Karena dikembangkan dari bahan dasar limbah plastik, ecobrick ini memiliki sifat tahan air, kuat, dan awet. Ecobrick juga merupakan salah satu cara penanggulangan sampah yang efektif dibanding dibakar atau ditimbun karena nantinya akan meninggalkan sisa-sisa plastik yang berpotensi menjadi faktor pencemaran alam. " Bagi saya pengelolaan limbah anorganik menjadi ecobrick adalah langkah yang baik dalam mengurangi limbah plastik serta dampak negatifnya terhadap lingkungan. Ecobrick dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan atau sebagai alternatif pengganti plastik dalam berbagai aplikasi. Ini adalah contoh kreatif tentang cara mendaur ulang dan memanfaatkan limbah untuk kebaikan lingkungan", tambah David. 

Sampah yang terkumpul sebanyak 505,28 kg (Dok. pribadi)
Sampah yang terkumpul sebanyak 505,28 kg (Dok. pribadi)

Selain memberikan edukasi pembuatan ecobrick, pihak Sobi Kupang juga memberikan beberapa tantangan dalam bentuk pertanyaan. Tentu ini menjadi warna baru yang mampu menjadi daya tarik sendiri. Pertanyaan yang diberikan tentu memiliki maksud dan tujuan penting yakni untuk menguji sejauh mana pemahaman peserta mengenai teori terkait manajemen sampah. Sebagai hadiah dari game ini, peserta yang menjawab pertanyaan dengan benar diberikan satu buah tumbler. Poin positifnya, pemakaian tumbler dapat mengurangi penggunaan botol plastik. 

Namun, yang terpenting dari solusi ini adalah untuk memberikan kesadaran kepada semua orang akan masalah kerusakan lingkungan akibat sampah dan alternatif regeneratifnya yang disebut transisi plastik. Melalui berbagai upaya diatas, Sobat Bumi Kupang berharap mampu menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan dan mulai mencintai alam demi keberlangsungan hidup dimasa mendatang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun