Mohon tunggu...
Abah Iqbal
Abah Iqbal Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta, tepat tatkala mentari berkalang rembulan. Bergelar Abah bukan karena ahli agama atau orang alim, melainkan menjadi doa agar segera berkeluarga. Pakai Peci karena atribut nasional. Berkalung sorban bukan karena perempuan, melainkan takut masuk angin. Hanya seorang sontoloyo (mencari kewarasan dalam kesintingan). Menulis dalam rangka menenangkan "the beast" di dalam "suksma", "menggugah", sekaligus mengingatkan diri sendiri. Terkadang butuh dihina agar dapat selalu ingat dan waspada untuk merendahkan hati kepada sesama dan merendahkan diri kepada Yang Maha..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menemukan Makna Kehidupan

28 Desember 2009   07:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:44 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_44667" align="alignleft" width="300" caption="Menemukan makna kehidupan"][/caption] Tahukah anda bahwa kita hidup sebagai bagian dari suatu mesin besar yang bernama alam semesta? Anda dan saya merupakan komponen dari mesin besar tersebut. Dari sari-sari bumi, terwujud jasad melalui perantaraan raga ibu kita. Begitu lahir, kita mulai jalani hidup sebagai bagian dari mesin itu. Setelah mati, maka jasad kita kembali menjadi sari-sari bumi yang akan mewujudkan komponen-komponen baru bagi mesin besar alam semesta. Namun sayangnya, banyak dari manusia, sebagai komponen, menjalani kehidupan di dalam mesin besar alam semesta tanpa pernah tahu fungsi dan peran mereka yang sesungguhnya. Kebanyakan dari manusia menjalani kehidupan berdasarkan perkataan atau bahkan desakan komponen-komponen yang lebih tua maupun dari jejak peninggalan komponen-komponen yang telah kembali menjadi sari bumi. Padahal, sebelum anda dilahirkan, telah ditiupkan ruh oleh Sang Pencipta ke dalam jasad kita. Pada ruh itu-lah tertulis manual kehidupan anda; termaktub fungsi dan peran anda sebagai bagian dari mesin besar alam semesta. Bisa jadi fungsi dan peran tersebut adalah kehidupan "normal" seperti yang sedang anda jalani saat ini. Namun, bukannya tidak mungkin fungsi dan peran tersebut sebenarnya adalah untuk membawa perubahan drastis pada lingkungan anda; demi menciptakan keseimbangan baru bagi alam semesta. Anda tidak akan pernah tahu.. Namun seharusnya anda berusaha terus mencari tahu, kecuali memang rela menjalani kehidupan berdasarkan "apa kata orang dan lingkungan" anda.. Lahir, menjadi dewasa, mempunyai dan membesarkan anak, menjadi tua dan kemudian lenyap menjadi sari bumi tanpa meninggalkan arti apapun (hal yang baik dan mempunyai arti bila memang itu fungsi dan peran anda yang sebenar-benarnya). Lalu bagaimana mencari tahu manual kehidupan (a.k.a. fungsi dan peran) anda tersebut? Hanya ada sebuah jalan: "Keluarlah" anda dari mesin tersebut! Kesadaran tentang makna kehidupan akan timbul ketika anda melihat gambaran besar dari alam semesta dan menyadari posisi anda di dalamnya. Sebagai contoh, bila anda tinggal di dalam gedung, anda tidak akan pernah tahu seperti apa gedung yang anda diami sebelum anda keluar dari gedung tersebut. Nabi Muhammad SAW berkali-kali merenung di Gua Hira untuk menjemputnya... Nabi Ibrahim AS mencoba memahaminya melalui benda-benda langit... Buddha Siddharta Gautama bermeditasi di bawah pohon bodhi untuk mencernanya... Bagaimana dengan anda? Sudah siapkah anda "KELUAR"?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun