Mohon tunggu...
Adeng Septi Irawan
Adeng Septi Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah seorang pemerhati dunia hukum dan peradilan. bisa dihubungi di email irawan_34@yahoo.com

fiat justitia ruat caelum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Sosok Ibu

28 Januari 2020   09:53 Diperbarui: 27 April 2020   12:26 2917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik kelembutannya sosoknya tersimpan harapan dan impian yang senantiasa menjadi beban moral. Gelar Ibu memang bukan sebatas status formal saja. Melainkan ini sebuah amanat yang harus diemban olehnya. Amanat yang merupakan bebann sekalgus kebahagiaan yang telah dikirim oleh Tuhan kepadanya. 

Ini akan menjadi beban jika anak yang dilahirkan tidak sesua dengan harapan dan impiannya. Tetapi di balik ini tersimpan kebahagiaan jika seorang anak yang dilahirkan mampu mewujudkan setiap anagan dan cita-cita darinya. Kelembutan seorang bunda memang tak ada duanya," Sejahat-jahatnya harimau tak akan mampu untuk membunuh anaknya sendiri dan sejahat-jahatnya ular berbisa tak akan mampu mematuk anaknya sendiri".

Setiap waktu mereka senantiasa mendoakan anaknya, agar anaknya senantiasa memperoleh kebahagiaan hidup baik di dunia maupu di akhirat. Kehidupan orangtua kita memang tak selamanya di atas, walaupun ada sebagian yang oleh Tuhan diberi kodrat untuk hidup berkecukupan. 

Di saat himpitan ekonomi keluarga yang menipis mau tidak mau seorang Ibu harus membantu Ayah dalam mencari nafkah. Apalagi ketika peran seorang ayah yang merupakan tulang punggung keluarga telah tiada, mungkin karena meninggal atau perceraian. 

Maka Ibu akan mendapatkan tugas ganda di satu sisi merawat anaknya dengan penuh kasih sayang dan di sisi lain mencari nafkah untuk menjamin kelangsungan hidup keluarganya. Tugas berat yang akan diterima Ibu tentunya akan semakin besar jika kita sebagai anaknya tidak pernah menghiraukan setiap nasihat yang diberikan olehnya.

Tugas Sebagai Anak

Seorang anak sudah seyogianya melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanaya. Orangtua tak butuh materi dari anaknya, bagi mereka yang terpenting adalah kasih sayang dan cinta dari seorang anak. Terkadang isaat seorang anak telah hidup mapan bersama seorang istri yang dicintainya. 

Mereka melupakan kedua orangtuanya yang dulu pernah merawat dan menjaganya. Sedikitpun mereka tak pernah menjenguk kedua orangtuanya disaat keduanya telah berpisah.

Hati orangtua mana yang tak akan sakit jika melihat anaknya mendzalimi kebaikan yang pernah dilakukannya. Mereka akan terpukul dengan perbuatan yang dilakukan oleh anaknya.

Kesadaran dan tanggung jawablah yang akan memberikan solusi atas problematika semacam ini. Anak adalah satu-satunya harapan bagi orangtuanya, dikala kesadaran anak akan tanggung jawabnya sebagai anak telah terlupakan, maka gagallah semua impian dari kedua orangtuanya.

Maka dari itu kita sebagai seorang anak yang mempunyai kepribadian yang baik sudah seharusnya mengemban misi dan amanat kesadaran akan tanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun