[caption caption="ilustrasi pemanasan global (sumber: kompas.com)"][/caption]
11 November 2015, tingkat CO2 pada udara kita telah melewati zona aman. Hal itu menjadikan konferensi UN Climte Conference yang dimulai pada 30/11 tidak membuahkan hasil yang lebih baik. Menurut pengukuran Scripps Mauna Lua Observatory di Hawaii, jumlah karbon dioksida di atmosfer Bumi telah naik 400 parts per million (ppm) untuk pertama kalinya dalam 3 juta tahun. Kenaikan ini tidak akan pernah turun lagi selama kita hidup.
CO2 tercatat sekitar 275 ppm sebelum Revolusi Industri, dan para saintis memperingatkan untuk menurunkannya sampai 350 ppm. Ha itu dalam rangka untuk menghentikan bertambahnya temperatur dan kerusakan planet.
Hal tersebut bukan hanya siklus biasa. Beberapa dekade belakangan ini bertumbuh tambahan dua ppm ke atmosfer setiap tahunnya. Ada sebuah catatan penting disini: terakhir kali tingkat CO2 secara konsisten berada lebih dari 400 ppm. Temperatur global berada pada tiga derajat lebih tinggi; permukaan es di kutub meleleh, menyebabkan tingginya air di laut naik sampai sekitar 30 kaki sekarang ini.
Sebenarnya tingkat CO2 di Bumi ini telah melebihi 400 ppm pada bulan Mei, sebelum turun menjadi 398.2 ppm pada bulan Juli yang dikarenakan naiknya pertumbuhan tanaman di belahan bumi bagian utara.
Seperti yang telah diketahui pada pelajaran sains di sekolah, bahwa tanaman itu membutuhkan CO2. Itulah mengapa manusia bisa akur dengan tanaman-tanaman itu untuk waktu yang alami. Ini disebut hubungan simbiosa mutualistik. Namun, masalah yang timbul di sini adalah matinya banyak tumbuhan yang menyebabkan tingkat CO2 naik kembali menjadi 400 ppm.
Hal yang sangat disayangkan, ketika manusia dengan santainya menebang pohon-pohon tanpa mengetahui peningkatan level CO2 ini. Industri reboisasi menghitung bahwa 23% menciptakan emisi karbon, atau 17% dari total peningkatan karbon dalam 100 tahun belakang ini. Sebuah fakta juga menyebutkan bahwa gelombang arus kebakaran yang terjadi di sepanjang hutan planet ini secara langsung berhubungan dengan naiknya temperatur global.
Manusia menggunakan bahan bakar fosil untuk menebang pohon yang berkibat dapat meningkatkan karbon dioksida di atmosfer, yang mana hal itu menyebabkan meningkatnya temperatur global, membiarkan hutan menjadi mudah terbakar, yang berakibat juga pohon-pohon memakan karbon dioksida di atmosfer.
Sesuatu yang dapat dilakukan mengenai hal ini salah satunya yaitu membuat petisi untuk mendukung EPA dan Clean Power Plan. Kita pasti menyayangi anak-anak kita sebagai generasi masa depan. Jika kita bekerja sama, kita akan bisa membangun masa depan yang cerah yang dapat mengembalikan planet bumi kepada siklus natural.
sumber:
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H