Oleh karena itu untuk memiliki kompetensi pada pekerjaan baru tersebut perlu bekerjasama dengan mitra dunia usaha dan industri untuk disesuaikan (link and match), "kompetensi yang demand driven, atau industrial driven", sebut Teuku Jailani, WKU Vokasi dan Sertivikasi Kadin Aceh.
Sementara Kadin Sumut, Isfan mengingatkan kebersamaan dan sinergitas agar terus diperkuat dalam diklat dan menyesuaikan dengan kebutuhan industri, seperti tenaga kerja operator dalam lingkungan pabrik yang bakal investasi di KEK Sei Mangke, "jangan sampai industrinya dibangun tenaga kerja kita belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan yang dibutuhkan, ini tantangan yang perlu segera kita carikan penyelesaiannya, disini sangat perlu dukungan dari kita semua, Kadin sebagai wadah siap mendorong", ujarnya.
BDI Medan melalui praktisi bisnis inkubator juga telah membina para tenan small medium enterprise (SME), atau sering disebut UMKM, kedalam program inkubasi. Dari program ini telah banyak UMKM yang berhasil dibina. "Perlu kita tingkatkan lagi kuantitas dan kapasitas para tenan, terutama melalui penguatan sikap dan semangat untuk lebih bersikap komitmen dan maju kedepannya", urai pakar inkubator bisnis, Dr Philly, menjawab pertanyaan dari salah satu peserta panel diskusi.
Kepala BDI Medan, Chairil Almy, berharap kepada mitra, baik Kadin maupun asosiasi dan DUDI yang memiliki misi yang sama dalam memajukan dunia usaha dan perekonomian nasional ini, makin bersemangat memperkuat sinergitas dalam membangun SDM menuju industri tangguh mandiri dan berdaya saing global, sehingga dapat melalui masa bonus demographi 2030 dengan selamat dan menyambut Indonesia emas 2045.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI