Vygotsky percaya bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya di mana mereka hidup. Setiap masyarakat memiliki seperangkat alat dan praktik budaya yang berbeda, dan anak-anak belajar menggunakan alat-alat tersebut melalui interaksi dengan anggota masyarakat lainnya. Alat-alat ini bisa berupa bahasa, simbol, teknologi, serta norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Dalam konteks pendidikan, ini berarti bahwa setiap anak datang ke sekolah dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan pengalaman belajar mereka akan dipengaruhi oleh konteks tersebut. Oleh karena itu, Vygotsky menekankan pentingnya memasukkan konteks budaya siswa dalam proses belajar mengajar, dan guru harus peka terhadap perbedaan ini.
5. Pembelajaran sebagai Proses Sosial
Vygotsky juga menekankan bahwa pembelajaran adalah proses sosial yang terjadi dalam interaksi dengan orang lain. Belajar bukanlah aktivitas yang sepenuhnya individual, melainkan melibatkan kolaborasi antara individu dengan orang lain, baik itu guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya. Dalam proses ini, siswa tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif, tetapi aktif berpartisipasi dalam diskusi dan interaksi, yang membantu mereka mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri.
Proses ini sering disebut sebagai konstruktivisme sosial, di mana siswa membangun pengetahuan baru melalui interaksi sosial dan pengalaman mereka sendiri. Oleh karena itu, pengajaran yang efektif menurut Vygotsky adalah pengajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan belajar dari orang lain dalam lingkungan sosial yang kaya.
Implikasi dalam Pendidikan
Teori belajar sosial Vygotsky memiliki implikasi yang signifikan dalam pendidikan. Guru harus berperan sebagai fasilitator, memberikan dukungan yang diperlukan sesuai dengan ZPD masing-masing siswa dan secara bertahap mengurangi bantuan tersebut seiring dengan perkembangan kemampuan siswa. Selain itu, kolaborasi dan interaksi sosial antar siswa harus didorong, sehingga mereka dapat belajar dari satu sama lain. Penggunaan bahasa dalam kelas juga sangat penting, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai sarana berpikir kritis.
Secara keseluruhan, teori Vygotsky menekankan bahwa pembelajaran adalah proses dinamis yang terjadi dalam konteks sosial, di mana siswa belajar melalui interaksi dengan orang lain, dan perkembangan kognitif dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan tempat mereka hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H