Mahasiswa Praktek Belajar Lapangan (PBL) Posko 19 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas melakukan pelatihan pembuatan kompos bersama masyarakat Desa Pitu Sunggu, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep.
Pelatihan pembuatan kompos dilakukan dengan harapan sebagai solusi atas permasalahan terkait pengolahan sampah masyarakat yang masih belum mengolah sampah menjadi kompos atau barang daur ulang. Masyarakat masih cenderung membakar sampah di halaman rumah mereka dibandingkan mengolah sampah mereka menjadi barang yang lebih berguna.
Kegiatan ini melibatkan salah satu warga Desa Pitu Sunggu sebagai pemateri yaitu Muh. Arif (57 tahun). Pemateri merupakan penggiat kebun organik dan taman PKK di Desa Pitu Sunggu yang memiliki banyak pengalaman mengenai pengolahan pupuk dan tanaman secara organik. Metode pelatihan yaitu metode langsung dimana pemateri memberikan kesempatan kepada masyarakat secara langsung untuk mengelola sampah organik menjadi kompos.
"Pelatihan kompos penting sekali untuk mengolah sisa makanan atau sampah organik daripada terbuang begitu saja. Selama ini saya sudah membuat mol dan kebun saya sendiri dengan memanfaatkan sampah organik" ujar Muh. Arif membuka pelatihan kompos.
Proses pelatihan diawali dengan pre-test yang berisi pertanyaan terkait MOL dan kompos terutama di daerah pedesaan. Setelah pre-test, masyarakat diarahkan untuk ke pekarangan rumah menyaksikan secara langsung proses pembuatan MOL dan kompos. Adapun bahan-bahan yang digunakan sangat mudah untuk didapatkan yaitu air gula merah, air beras, sisa buah-buah yang manis pada kesempatan kali ini menggunakan pisang busuk, air kelapa, ragi tape, batang pisang, sampah daun, hingga kotoran hewan.
Pembuatan MOL menjadi pelatihan pertama yang dilakukan yaitu dengan mencapurkan beberapa bahan ke dalam ember kemudian diaduk. Pemateri menjelaskan bahwa MOL yang dibuat memerlukan beberapa hari ke depan untuk membusuk dan dapat digunakan. Tempat penyimpanan MOL memerlukan sirkulasi udara agar MOL dapat digunakan. Selanjunya MOL disimpan untuk digunakan ketika MOL sudah siap nantinya. Pemateri menjelaskan bahwa MOL yang siap digunakan adalah MOL yang dapat menghantarkan listrik. Hal ini ditunjukkan dengan MOL diuji pada alat sederhana yang sudah dibuat oleh pemateri.
Berikutnya, dilakukan pembuatan kompos yaitu dengan mencampurkan kotoran hewan, batang pisang yang sudah dipotong-potong, dan sampah daun menjadi satu di dalam ember. Kemudian bahan kompos tersebut dituangkan MOL yang sudah disiapkan sebelumnya. Setiap bahan diaduk dengan rata agar tercampur dan disimpan untuk dapat digunakan.
Akhir dari pelatihan, peserta diberikan post-test sebagai alat untuk melihat peningkatan pengetahuan serta kemauan untuk membuat kompos dari sampah organik yang ada di rumah warga Desa Pitu Sunggu. Acara selanjutnya adalah penutupan dan foto bersama.
Mahasiswa Posko 19 Desa Pitu Sunggu sukses melaksanakan pelatihan atas antusias masyarakat yang diundang untuk hadir mulai dari masyarakat, ketua RT/RK/RW hingga kepala dusun dari masing-masing dusun. Selain itu, dukungan dari Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Prof Sukri Palutturu, Supervisor Posko 19, Rulsan dan Pengelola PBL 2 Dian Saputra Marzuki.
Pelatihan pembuatan kompos ini juga menjadi salah satu upaya mewujudkan salah satu Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin 12 Konsumsi dan Produksi yang bertanggung jawab pada tujuan ke 12.5 yaitu mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. (Graciatri).