Mohon tunggu...
Arbeti Susilaningrum
Arbeti Susilaningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 1 Ampelgading

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembelajaran Daring

9 April 2020   19:48 Diperbarui: 9 April 2020   20:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan aku juga tahu, jika guru melarang siswa melakukan hal-hal yang terlihat asyik, bukan karena guru tak mengerti kesenangan siswa tetapi karena siswa sedang diajar untuk melihat masa depan yang lebih baik.

Tapi jujur saja, aku bosan bu dengan belajar online semacam ini. Belajar online tidak ada yang menegurku ketika aku salah, tidak ada yang menasehatiku ketika aku berbuat salah. Diam-diam aku mulai merindukan mu, guruku. Ternyata tak ada yang bisa menggantikan peranmu. Maafkan aku, muridmu yang bandel ini ya bu. Muridmu yang selama ini selalu tidak mendengarkan nasehatmu.

Selama ini ketika guru menjelaskan mungkin sering tidak aku dengarkan, saat guru ku menasehatiku sering aku abaikan, mungkin aku malah asyik ngobrol dengan teman sebangku ku. Seakan aku tidak butuh penjelasanmu. Seakan aku sudah hebat tanpamu. Hanya mendengarkan saja malas, padah tinggal duduk manis saja.  

Sekarang, kehadiran sosokmu tak bisa kulihat lagi, parfum wangimu tak bisa kucium lagi aromanya, senyum manismu tak lagi hadir menemani hari-hatiku. Diam-diam aku merindukan mu, bu. Maafkan muridmu yang selalu bandel ini ya bu?  Aku menyesal.

Sekarang, untuk mendengarkan suara mu atau menerima materi dari mu aku harus modal quota. Ya, quota harus terus dibeli agar lancar dalam melaksanakan pembelajaran daring itu. Padahal selama libur pun uang jajan ikut di lockdouwn oleh orang tua. Aku masih bersyukur karena orang tua mengerti sekali dengan pendidikan, jadi jika quota ku habis karena untuk pembelajaran ibuku langsung memberi uang untuk membelinya.

Aku membayangkan teman-temanku yang orang tuanya dapat uang nya harian, dari hasil berdagang misalnya, sejak ada si "corona" jualan menjadi sepi pembeli, otomatis dapat uang pas-pasan bahkan mungkin ada yang tidak dapat sama sekali, untuk beli kebutuhan pokok sehari-hari saja susah, boro-boro buat beli quota? Duh, kasihan sekali mereka....

Pemberitahuan dari sekolah bahwa belajar di rumah diperpanjang hingga akhir April. Dua minggu saja rasanya sudah bosan sekali. Jujur aku katakan, aku ingin sekolah lagi. Diam-diam aku merindukan bangku sekolahku, aku merindukan belajar lagi di sekolah, belajar lagi bersama guru ku, belajar bersama teman-teman, berdiskusi, bercanda, bercerita apa saja. Kapan semua itu akan terulang lagi, aku merindukan masa-masa itu. Semoga korona cepet pulang, hingga keadaan negeri ini bisa membaik, semua kembali pada aktifitas nya masing-masing. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun