Mohon tunggu...
Arba Mutiara
Arba Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Tidar Magelang

Suka membuat eksperimen makanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Terjadinya Inflasi Sesaat Menuju Tahun 2023

8 Desember 2022   09:38 Diperbarui: 8 Desember 2022   09:42 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inflasi adalah suatu keadaan terjadinya kenaikan harga-harga barang atau jasa. Faktor penyebab terjadinya inflasi tersebut dikarenakan tingginya permintaan terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan. Terjadinya inflasi ini membuat daya beli masyarakat akan menurun karena kenaikan harga-harga barang atau pun jasa tersebut. Contohnya pada saat menjelang akhir tahun ini harga-harga barang dan kebutuhan masyarakat mengalami kenaikan. Kenaikan harga-harga tersebut tentu saja akan mempengaruhi masyarakat dalam melakukan konsumsi-nya. Masyarakat yang seharusnya melakukan konsumsi lebih tinggi dari biasanya, kini akan mengurangi konsumsi-nya karena meningkatnya harga-harga barang atau jasa tersebut.

Inflasi ini terjadi karena permintaan akan kebutuhan konsumen atau masyarakat pada akhir tahun yang meningkat. Apalagi pergantian tahun yang berdekatan dengan hari natal dan juga bertepatan dengan libur akhir semester ganjil ini, kebutuhan masyarakat pasti akan meningkat drastis. Tidak hanya kebutuhan primer seperti pangan saja, tetapi kebanyakan masyarakat akan menghabiskan waktu libur akhir semester ini untuk pergi berlibur. Hal ini dapat membuat pendapatan nasional akan meningkat.

Pendapatan nasional akan meningkat jika tingkat harga turun secara kolektif. Tingkat harga yang turun ini akan menyebabkan daya beli masyarakat meningkat. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan nasional pun ikut meningkat. Namun, karena terjadinya inflasi atau kenaikan harga-harga barang atau pun jasa tersebut akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat ini menyebabkan pendapatan nasional menurun. Jika pendapatan nasional menurun maka kesejahteraan masyarakat juga akan menurun. Kesejahteraan masyarakat yang menurun ini contohnya seperti tingkat kemiskinan dan pengangguran yang meningkat.

Inflasi ini dampaknya lebih besar untuk masyarakat menengah kebawah daripada masyarakat menengah ke atas. Istilah yang miskin akan semakin miskin dan yang kaya akan semakin kaya saat terjadinya inflasi ini memang benar adanya. Karena saat terjadinya inflasi, masyarakat menengah kebawah akan sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena naiknya harga-harga barang yang dibutuhkan. Sedangkan masyarakat menengah ke atas, mereka mampu bertahan dalam keadaan inflasi ini karena mereka memiliki aset yang dapat dijual dengan harga yang tinggi. Dengan aset yang dimiliki tersebut dapat membantu mereka untuk mengikuti laju inflasi ini.

Permintaan kebutuhan masyarakat setiap pergantian tahun pasti akan melonjak. Karena permintaan yang melonjak ini penjual akan meningkatkan harganya lebih mahal supaya mereka mampu mendapatkan keuntungan yang maksimal. Hal ini dapat dilihat pada permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras. Permintaan yang melonjak pada telur ayam ras ini membuat inflasi yang terjadi pada November 2022 ini mencapai 0,09 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal tersebut dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik.

Harga telur ayam ras memiliki andil tinggi dalam inflasi yang terjadi pada bulan November 2022 ini. Dari 0,09 persen tersebut, Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa telur ayam ras menyumbang sebesar 0,02 persen dari 0,09 persen tersebut. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan terhadap telur ayam ras. Selain telur ayam ras, bahan pangan seperti beras juga mengalami kenaikan harga.

Beras merupakan bahan pangan pokok untuk orang Indonesia. Tidak pandang bulu, dari kalangan bawah hingga kalangan atas beras merupakan bahan pangan pokok bagi orang Indonesia. Banyak orang di Indonesia yang belum merasa kenyang apabila belum makan yang berbahan dasar beras. Selain merupakan bahan pangan pokok, beras juga kaya akan vitamin. Vitamin yang dikandung beras ini memberikan ketahanan terhadap metabolisme tubuh dan kesehatan untuk sistem kekebalan tubuh. Lalu, bagaimana jika harga beras mengalami kenaikan? Bagaimana nasib masyarakat menengah kebawah dengan naiknya harga bahan-bahan pangan pokok ini?

Masyarakat menengah kebawah harus mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk membeli beras yang menjadi makanan pokok sehari-harinya. Padahal kebutuhan masyarakat yang akan dibeli tidak hanya beras saja. Jika harga beras terus melonjak, dana yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan lainnya di alokasi kan untuk membeli beras tersebut. Maka dari itu masyarakat harus kembali mengatur keuangan dan mencari cara agar semua kebutuhan dapat terpenuhi. Tetapi masyarakat yang memiliki ekonomi rendah yang hanya memiliki penghasilan yang cukup untuk makan sehari-harinya kini akan  semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Dampak dari inflasi ini memang sangat besar bagi masyarakat menengah ke bawah. Namun, tidak hanya pada masyarakat kalangan menengah ke bawah saja. Tapi bagi dunia usaha, inflasi juga memberikan dampak yang begitu besar. Dampak inflasi pada dunia usaha yaitu karena dengan meningkatnya harga bahan baku ini berdampak pada laba yang diperoleh akan menurun, daya beli konsumen rendah dan perekonomian menjadi lambat. Jika suatu perusahaan tidak dapat mengikuti laju inflasi ini, sangat dimungkinkan perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan. Dampak kenaikan harga-harga yang tinggi ini juga berpengaruh terhadap pemerintah. Karena hal ini dapat menyebabkan nilai mata uang dan ekspor turun. hal ini juga dapat menyebabkan terganggu-nya stabilitas ekonomi.

Cara mengatasi dampak dari inflasi ini adalah dengan menaikkan tarif pajak. Karena dengan naiknya tarif pajak pada perusahaan dan rumah tangga ini akan mengurangi dan membatasi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi inilah yang akan berpengaruh pada penurunan harga suatu barang. Cara tersebut dapat dilakukan pemerintah dengan kebijakan fiskal. Terdapat 2 kebijakan lagi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu kebijakan moneter dan kebijakan non-fiskal non-moneter. Kebijakan moneter ini dapat dilakukan dengan menambah atau pun mengurangi jumlah uang yang beredar. Sedangkan kebijakan non-fiskal non-moneter ini dapat dilakukan dengan menambah hasil produksi, mempermudah impor, dan meningkatkan pengawasan distribusi barang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun