Mohon tunggu...
Arbain Rambey
Arbain Rambey Mohon Tunggu... Fotografer Jurnalistik -

Sebelum menjadi jurnalis foto, meliput dan menulis olahraga, khususnya tenis. Dari sekian obyek menarik fotografi, tidak ada "keindahan" pemandangan selain obyek pekuburan yang sunyi sepi sendiri. Pernah menjadi editor foto dan kepala biro Kompas di Sumatera bagian utara, kini menikmati hari-harinya sebagai jurnalis foto lapangan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Langkah Terbaik Saat Memotret Manusia (Human Interest)

24 September 2017   01:21 Diperbarui: 24 September 2017   08:33 9310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto-foto di berikut ini adalah pemenang lomba foto anak 2004 yang diadakan perusahaan Fuji Film. Lomba ini adalah lomba terakhir yang diadakan perusahaan itu di Indonesia menyusul makin surutnya pemakaian film karena tergeser fotografi digital.

Apakah Anda percaya bahwa keenam foto ini telah menyisihkan sekitar 45.000 saingan?

Demikianlah adanya. Jumlah foto yang bersaing dalam setiap ada lomba foto anak selalu sangatlah banyak. Pada lomba tahun 2004 itu, jumlah foto yang sekitar 45.000 lembar dengan masing-masing berukuran 10 cm x 15 cm (jumbo postcard), secara fisik kalau ditumpuk mirip enam buah televisi 20 inci.

Banyaknya foto yang masuk untuk berlomba selain disebabkan banyaknya peserta, juga karena setiap peserta mengirimkan foto dalam jumlah yang banyak pula.

Ada seorang ibu yang mengirimkan foto anaknya sebanyak 72 lembar. Ia memang memotret anaknya yang berumur 2 tahun dengan dua rol film. Lalu ia mencetak semua foto pada kedua rol, dan mengirimkan semuanya ke lomba ini.

Lucu pula kalau melihat ada peserta lomba yang juga menyertakan sertifikat yang membuktikan bahwa anak yang difoto telah menang pada sebuah lomba bayi sehat.

Lalu, pada hari penjurian, ada beberapa peserta yang ingin menyaksikan langsung penjurian. Ada seorang ibu yang tidak segan-segan langsung bertanya  kepada juri setelah melihat foto karyanya tersisih.

Demikianlah, memotret anak adalah salah satu “cabang” fotografi yang sulit dilakukan. Biasanya, pemotret anak adalah orang tuanya sendiri yang jelas sangat mencintai anaknya. Biasanya pula, mereka adalah orang tua baru yang baru saja punya anak pertama.

Maka bisa dimaklumi kalau semua peserta lomba foto anak jadi terlalu subyektif. Di mata mereka, anak mereka adalah yang tercantik dan terganteng di dunia ini. Demikian pula foto anak mereka adalah foto terbaik di dunia ini.

Tidaklah heran kalau hampir 80 persen foto yang ikut lomba foto anak secara umum adalah foto yang tidak enak dilihat, alias sebenarnya secara umum bermutu rendah. Ada yang fokusnya sangat meleset, ada pula yang pengambilannya sangat seadanya.

Selain itu, ada “penyakit” yang cukup parah. Foto-foto pada sebuah lomba foto anak banyak yang meniru foto pemenang dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2004 itu, banyak foto anak yang difoto di dalam panci masakan, mirip salah satu foto pemenang lomba 2003.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun