Mohon tunggu...
Arba Bradjamanastha
Arba Bradjamanastha Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa, Atlet.

Mahasiswa, Pengamat Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Political Risk, Pertimbangan Investor Asing dalam Penanaman Modal di Negara Berkembang

29 Maret 2023   05:08 Diperbarui: 29 Maret 2023   05:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Investasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam tujuan memperoleh pasar dan keuntungan yang lebih besar. Investasi ini akan melibatkan banyak negara khususnya investasi yang dilakukan perusahaan multinasional. Dengan terlibatnya perusahaan investor dan negara sebagai aktor maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berinvestasi. Tujuannya yaitu meminimalisir potensi kerugian dan mengukur potensi keuntungan yang akan didapat.

Pertimbangan yang dilakukan oleh investor asing terhadap suatu negara salah satunya adalah political risk. Political risk ini terdiri dari hal yang menyangkut konsumsi, perilaku pemerintah, korupsi dan lain sebagainya. Hambatan tersebut sangat penting diperhatikan oleh investor agar dapat menjaga investasi di negara tujuan untuk mengurangi rugi. Hambatan_hambatan tersebut biasanya banyak ditemui di negara berkembang. Hambatan itu juga dilatar belakangi oleh beberapa hal seperti SDM, dan situasi lainnya di negara yang bersangkutan.

Faktor pertama yang menjadi resiko adalah korupsi. Korupsi dapat menjadi pertimbangan yang signifikan dalam penanaman modal asing karena korupsi dapat merusak iklim investasi dan mengurangi kepercayaan investor terhadap suatu negara atau bisnis. Korupsi dapat membuat biaya investasi menjadi lebih tinggi, mengurangi efisiensi bisnis, dan membuat investor menjadi tidak nyaman dalam melakukan bisnis di suatu negara.

Investor yang mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya di suatu negara pasti akan mempertimbangkan risiko korupsi dalam keputusan mereka. Jika tingkat korupsi di suatu negara sangat tinggi, investor mungkin akan berpikir dua kali sebelum menanamkan modal mereka karena mereka mungkin menghadapi risiko kerugian yang signifikan akibat korupsi. Selain itu, tingkat korupsi yang tinggi dapat membuat biaya operasional menjadi lebih tinggi karena investor mungkin perlu membayar suap atau menghadapi birokrasi yang lebih rumit.

Oleh karena itu, suatu negara atau bisnis yang ingin menarik investor asing harus melakukan upaya untuk mengurangi tingkat korupsi. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan transparansi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas, dan memastikan bahwa hukum dan peraturan yang ada ditegakkan dengan tegas. Dengan melakukan hal-hal ini, suatu negara atau bisnis dapat memperbaiki reputasinya dan menarik lebih banyak investor yang dapat membantu meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja.

Faktor selanjutnya adalah tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi di negara tujuan investasi sangat penting untuk dipertimbangkan. Apabila tingkat konsumsi negara tersebut tinggi terhadap produksi luar negeri maka negara tersebut potensial bagi investor asing untuk memperoleh keuntungan. Namun sebaliknya apabila konsumsi produk dalam negeri negara tersebut tinggi justru merugikan investor asing yang datang. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya produk yang laku di pasar lokal negara tujuan.

Konsumsi sebuah negara juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan dalam negeri dari negara tujuan. Hal tersebut memungkinkan pemerintah melakukan pembatasan konsumsi produk asing terhadap rakyatnya. Maka dari itu perusahaan multinasional yang akan memperluas pasar perlu berhati-hati terhadap kebijakan pemerintah lokal. Dengan dibatasinya konsumsi produk luar negeri ini juga akan menimbulkan potensi kalah bersaing untuk produk perusahaan luar negeri oleh produk perusahaan lokal. Hal tersebut dapat berujung menurunnya pendapatan dan berpotensi mematikan perekonomian investor dan perusahaannya di negara yang bersangkutan.

Political risk selanjutnya yaitu situasi keamanan di negara yang dijadikan tujuan investasi. Situasi keamanan yang dimaksud adalah terbebas dari ancaman perang maupun hal yang merugikan lainnya. Apabila terjadi perang di dalam negara yang bersangkutan tentu akan mempengaruhi perekonomiannya. Hal tersebut akan berdampak juga pada perusahaan asing yang ada di negara tersebut. Sebagai ilustrasi apabila negara tersebut tidak kondusif maka tidak mungkin daya beli di negara tersebut tinggi. Selain itu situasi rusuh akan menimbulkan kerugian lainnya seperti kerusakan dan sejenisnya.

Sebagai contoh kasus adalah perusahaan Nike yang berasal dari Amerika Serikat yang mempertimbangkan beberapa negara untuk mendirikan anak perusahaan. Nike lebih memilih penempatan di Vietnam untuk pasar asia tenggara. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya kondisi Vietnam yang tergolong aman dan kondusif. Selain itu persyaratan untuk mendirikan perusahaan asing di Vietnam dinilai lebih mudah dibanding negara lain disekitarnya. Begitu pula dari pajak yang dikenakan oleh Vietnam.

Nike mempertimbangkan hal tersebut sebelum menanam modal tentu bertujuan untuk meraih keuntungan dari kegiatan ekonominya. Maka dari itu segala resiko kerugian semaksimal mungkin dipertimbangkan oleh Nike selaku perusahaan multinasional.

Vietnam juga memiliki potensi ekonomi yang baik bagi Nike. Potensi tersebut dapat ditunjukkan dari jangkauan pasar Nike ke seluruh Asia Tenggara dan sebagian Negara asia lainnya setelah Nike mendirikan cabang di Vietnam. Dengan demikian tingkat konsumsi terhadap produk Nike akan tinggi. Sehingga semakin membuat perusahaan Nike yang menanam modal di Vietnam semakin maju dari segi perekonomian. Selain itu Nike juga mampu menguasai pasar di asia tenggara sebagai dampak dari pertimbangan penanaman modal yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun