Mohon tunggu...
Arba Bradjamanastha
Arba Bradjamanastha Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa, Atlet.

Mahasiswa, Pengamat Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

FFP, Kebijakan Protectionism oleh UEFA

22 Maret 2023   04:04 Diperbarui: 22 Maret 2023   04:12 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Financial Fair Play adalah aturan yang diterapkan oleh UEFA untuk mengatur keuangan klub sepak bola dalam jangka panjang. Aturan ini bertujuan untuk mencegah klub sepak bola menghabiskan uang lebih dari kemampuan finansial mereka, serta mendorong klub sepak bola untuk menjadi lebih berkelanjutan secara finansial.

Dalam jual beli pemain sepak bola, FFP mengatur bahwa klub sepak bola tidak boleh membeli pemain baru jika mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukannya. Artinya, klub tidak diizinkan untuk mengambil pinjaman besar atau membayar gaji yang terlalu tinggi bagi pemain baru, jika klub tersebut tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya tersebut.

Selain itu, FFP juga membatasi jumlah kerugian yang diizinkan oleh klub sepak bola dalam jangka waktu tertentu. Jika klub melampaui batas kerugian yang ditetapkan oleh FFP, mereka dapat dikenakan sanksi seperti denda atau bahkan diskualifikasi dari kompetisi UEFA.

Dengan menerapkan FFP, UEFA berharap bahwa klub sepak bola dapat lebih bertanggung jawab secara finansial dan menghindari kebangkrutan yang berdampak buruk bagi seluruh industri sepak bola. 

Selain itu, FFP juga bertujuan untuk menciptakan persaingan yang sehat dan adil di antara klub-klub sepak bola. Dengan mengatur keuangan klub, FFP dapat mencegah klub-klub yang kaya secara finansial untuk membeli banyak pemain bintang dan menguasai kompetisi, sementara klub-klub yang kurang beruntung secara finansial tidak dapat bersaing.

Sejak diberlakukan pada tahun 2011, FFP telah menghasilkan beberapa efek positif bagi dunia sepak bola. Klub-klub sepak bola harus lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka dan mengambil keputusan yang lebih bijak dalam jangka panjang. FFP juga mendorong klub sepak bola untuk mencari sumber pendapatan yang lebih beragam, seperti pengembangan bisnis dan strategi pemasaran, untuk memperkuat keuangan klub.

Namun, FFP juga menuai kritik dari sebagian pihak. Beberapa klub menganggap FFP sebagai penghalang untuk mencapai sukses di level tertinggi, sementara beberapa pengamat sepak bola mempertanyakan efektivitas aturan tersebut dalam mencegah klub sepak bola melakukan pelanggaran.

Beberapa kritikus juga mengatakan bahwa FFP menguntungkan klub-klub yang sudah mapan dan menghambat klub-klub kecil atau yang baru naik kelas untuk berkembang. 

Hal ini dikarenakan klub-klub yang lebih besar memiliki sumber daya finansial yang lebih besar untuk memenuhi persyaratan FFP, sementara klub-klub kecil atau yang baru naik kelas mungkin kesulitan untuk memenuhi persyaratan tersebut.

UEFA sendiri telah melakukan beberapa perubahan pada aturan FFP sejak awal diberlakukan. Pada tahun 2015, UEFA mengeluarkan versi terbaru dari aturan FFP yang memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi klub-klub sepak bola untuk berinvestasi dan tumbuh. Misalnya, klub sepak bola dapat melakukan investasi pada infrastruktur atau akademi sepak bola tanpa dihitung sebagai pengeluaran yang dikenakan batasan.

Pada tahun 2018, UEFA juga mengumumkan perubahan baru yang akan mulai berlaku pada musim 2019/2020, yang lebih menekankan pada kontrol hutang klub sepak bola dan memberikan sanksi yang lebih tegas terhadap klub yang melanggar aturan FFP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun