Mohon tunggu...
Arayu
Arayu Mohon Tunggu... Lainnya - writer

Dare to dream and reach it!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Itu Luka Adanya (2)

26 Juni 2022   14:16 Diperbarui: 27 Juni 2022   09:12 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cila

Sabtu siang, Cila membaca pesan whatsapp dari Dea. Temannya itu sedang berada di Bandung dan mengajaknya bertemu di salah satu Cafe. Cila memang sering bertukar pendapat dengan Dea mengenai berbagai hal, bisa dibilang Cila salah satu orang yang selalu mendukung setiap apa yang dikerjakan Dea. Pemikiran-pemikiran Dea juga hampir sama dengannya, itulah awal yang membuat Cila tidak ragu untuk berteman dengan Dea. Dea ini salah satu teman yang menurutnya punya semangat yang tinggi untuk mencapai apa yang ia inginkan. Dea punya mimpi besar yang sama dengannya, sehingga mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam ketika mengobrol.

Setiap bertemu dengan Dea, Cila selalu merasa tertular semangatnya. Bertemu dengan Dea itu seakan mengisi daya setelah berhari-hari energi terkuras habis ketika bekerja. Dea itu ibarat powerbank yang energinya tidak pernah habis. Cila datang lebih awal dari waktu janjian, dia memesan ice caffe latte sembari membuka buku yang ia beli di Jakarta beberapa waktu lalu.

"De" ucap Cila melambaikan tangan

"Hai Cil, Gue denger lo abis ketemu sama Dylo dua minggu yang lalu. Terus gimana kelanjutannya?" Tanya Dea penasaran

"Hah, ya ga ada gimana-gimana" Jawab Cila tidak mau memperpanjang cerita. Cila tau mungkin Dea tidak serius dengan yang ia ucapkan. Dea memang sering menggoda Cila.

"Dylo tu baik orangnya. Udah ga apa-apalah... you need someone to talk I think. Ga ada salahnya lo deket sama dia." Dea mencoba meyakinkan Cila

"Ngaco lo De, udah ah bahas yang lain aja. Gimana bisnis lo di Kemang?" kata Cila mengalihkan pembicaraan

"Jadi, rekanan bisnis gue tu maunya ngubah desain baju lagi. But so far so goodlah, lancar jaya. Jadi nanti di lantai 1 itu tempat merch, lantai 2 itu baru semi bar dan lantai 3 rooftop" Dea menjelaskan konsep caf bar yang baru dia renovasi. Dia juga menunjukkan beberapa desain caf barnya dan meminta pendapat Cila

"Eh tapi kenapa sih lo ga mau ngebahas Dylo, gue liat lo berdua tu cocok, bisalah kalo cuma buat temen curhat gitu, just think about it."

"Tapi Oza gimana?" Cila tidak benar-benar bertanya, dia hanya ragu untuk membuka diri dengan lawan jenis. Dia tau betul, dia punya batas-batas yang harus dia jaga.

Genoza Astro atau yang lebih sering disapa Oza adalah lelaki yang sudah membersamai Cila selama kurang lebih lima tahun. Oza bekerja di salah satu perusahaan kilang minyak terbesar di Indonesia, hal itulah yang membuat Cila jarang bertemu dengan Oza. Oza sering ditugaskan ke luar kota bahkan luar negeri, tergantung kebutuhan perusahaan.

Di mata teman-teman Cila, Oza merupakan pribadi yang sangat baik, tidak pernah protes jika Cila mau bertemu mereka, selalu mendukung semua kemauan Cila, dan juga tidak pernah kasar pada Cila. Tentu saja apa yang ditampilkan untuk publik ya harus yang baik-baiknya saja, makanya hubungan mereka secara umum terlihat adem ayem, dan harmonis.

Tidak ada yang lebih tau bagaimana keadaan hubungan mereka dibandingkan dirinya sendiri dan Oza. Tentang bagaimana sabarnya Oza menghadapi sikap kekanak-kanakan Cila itu hal lain. Bagaimanapun Cila hanya seorang wanita pada umumnya yang menginginkan perhatian dari pasangannya sendiri, komunikasi yang baik, perlakuan yang baik. Hal-hal umum seperti itu yang hampir tidak pernah ia dapatkan dari sosok Oza.

Sabar? Lima tahun sudah lebih dari cukup Cila menahan semuanya. Bersabar, berharap suatu saat Oza akan mengerti. Cila sebenarnya sudah pernah protes dan mungkin jatuhnya sudah sangat sering mengajukan protes kepada Oza, dari kalimat halus sampai kalimat yang bernada tinggipun sudah pernah ia sampaikan pada Oza, mengenai ketidaksukaan Cila diperlakukan 'tidak adil' oleh Oza, tapi Oza selalu memilih diam. Tidak ada yang paling menyiksa dibanding mendapatkan silent treatment dari pasangan sendiri. Oza selalu memilih menghindari masalah dengan cara diam, lalu pergi meninggalkan Cila yang sebenarnya menginginkan solusi atas apa yang tengah mereka hadapi. Bagaimanapun jika selalu bersikap dingin begitu, membuat Cila berpikir apa dia masih dibutuhkan dalam hubungan ini? Apakah perannya disini hanya harus bersikap acuh seperti apa yang dilakukan Oza terhadapnya? Apa Oza sayang padanya?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan keresahan hati Cila yang tentu saja sudah pernah diutarakannya pada Oza. Tapi tentu saja Oza tidak pernah menggubrisnya, dia diam dan berlalu. Silent treatment itu yang dilakukan oleh Oza terhadap Cila. Silent treatment umumnya dilakukan seseorang karena tidak ingin menghadapi konflik dengan orang lain. Namun, terkadang silent treatment juga dapat menjadi bentuk pelecehan emosional serta manipulasi, di mana pelakunya akan secara sengaja bersikap dingin dengan tujuan menghukum dan berharap orang lain meminta maaf kepadanya. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk perilaku pasif-agresif untuk mengontrol seseorang. 

Orang yang mendapatkan perlakukan silent treatment umumnya kemudian akan merasakan beberapa dampak mulai dari kebingungan atau ketakutan, merasa marah, ditolak dan dikucilkan Merasa tidak dihormati, dicintai dan dihargai, merasakan putus asa, rendah diri, hingga frustasi. Jika perlakukan ini kemudian terjadi secara berulang kali, dampak tersebut kemudian akan berkembang menjadi berbagai masalah kesehatan, mulai dari fibromialgia, gangguan makan, sindrom kelelahan kronis, kecemasan, hingga depresi.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa silent treatment yang terjadi dalam sebuah hubungan cenderung menimbulkan perselisihan, karena tidak memiliki kesempatan untuk membahas dan menyelesaikan setiap masalah yang ada. Masalah yang terus menumpuk dan berlarut-larut akhirnya akan menjadikan hubungan tersebut menjadi toxic atau tidak nyaman untuk kedua belah pihak, kurangnya keintiman, adanya komunikasi yang buruk, bahkan kemudian akan berakhir dengan perpisahan.

Perpisahan, itulah yang setidaknya selalu terlintas dalam benak Cila, dia sudah tidak sanggup menghadapi sikap Oza. Oza benar-benar tidak bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Sikap abai seperti ini sudah tidak mampu ia hadapi. tapi siapa yang tau dan bisa mengerti jika hubungannya serumit ini. orangtuanya bahkan tidak tau apa-apa mengenai permasalahan yang ia hadapi, Cila bingung dari mana ia harus memulai cerita ini, tidak semua orang bisa mengerti. ia takut jika nanti keluarganya pun tidak bisa menerima keputusan Cila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun