Mohon tunggu...
Arayu
Arayu Mohon Tunggu... Lainnya - writer

Dare to dream and reach it!!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rasa Penghabisan

23 Agustus 2017   01:05 Diperbarui: 23 Agustus 2017   08:44 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hubungan Dafa dan Rindu kian membaik. Tugas Rindu untuk memenangkan hati ibu kandungnya agar mau membuka hati lagi untuk mempertimbangkan Dafa menjadi calon menantunya pun sudah berhasil dilakukannya. Walaupun ibu Rindu masih bertanya, "kamu yakin dia ga akan ngecewain kamu lagi?" 

Jauh di hati kecilnya, Rindu masih tidak tau jawaban pastinya. Ia mencoba tersenyum agar orangtuanya tidak bisa membaca keraguan hatinya, "insya Allah, Ma"  

Februari hanya tinggal dua bulan saja, dan ia akan melihat bukti kesungguhan Dafa padanya. Namun, seperti kata orang bijak; manusia berencana tapi Tuhan juga yang menentukan. Rencana Rindu dan Dafa mendadak hancur lagi untuk kedua kalinya. 

Rindu sendiri tidak begitu paham letak permasalahan tepatnya. Rindu memang dijodohkan oleh orangtuanya dengan pria lain, tapi begitu Dafa muncul lagi, dia cuma ingin Dafa yang mendampinginya seumur hidup. Orangtua Rindu pun mengerti hingga memberikan restunya walaupun dengan rasa was-was. Dafa pun tau posisi Rindu tersebut. Yang Dafa tidak pernah tau adalah Rindu sudah memilih dia jauh sebelum Dafa datang, bahwa bagaimanapun hatinya akan selalu untuk Dafa. Namun yang terjadi membuat Rindu tidak habis pikir bagaimana bisa lima hari mengubah hati Dafa 180 derajat?

Hari itu Rindu meminta waktu pada Dafa untuk memilih antara dia dan Arif. Dafa pun mengizinkannya. Dafa juga meminta waktu jika beberapa hari ke depan dia akan sibuk dengan tugas kantornya. Akan ada acara ulang tahun perusahaannya dan dia merupakan salah satu panitia. Selama beberapa hari tersebut mereka memang tidak berkomunikasi. Rindu sebenarnya ingin memberi tahu Dafa bahwa dialah yang Rindu pilih namun Rindu sengaja menunggu waktu yang tepat, yaitu setelah acara kantor Dafa selesai. 

Senin malam, Rindu menelpon Dafa untuk memberi tahu kabar gembira tersebut

"Assalamu'alaikum Daf" ucap Rindu memulai pembicaraan

"Wa'alaikumsalam" hening sejenak

"Aku nelpon kamu buat ngasih tau kamu keputusan aku..." ucapan Rindu terpotong

"Ga usah dilanjutin, aku udah tau kok keputusan kamu, selamat ya, aku doain kamu bahagia sama keputusan kamu" mendadak Dafa berubah dingin

"Aku cuma mau ngasih tau kalau aku mau ngabisin sisa hidup aku sama kamu" hening panjang menyergap. Rindu merasa semua kekhawatirannya terhadap Dafa akan terjadi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun