Mohon tunggu...
ardyat aray
ardyat aray Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Literatur Arab Universitas al-Azhar Kairo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Phoenix... Hope to be Reborn...

31 Juli 2010   06:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:25 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Zaman pernah membuatmu terpuruk begitu dalam..

Kodratmu diinjak-injak..

Dirimu tak lebih dari sekedar pemuas nafsu rendah mereka..

Setiap jengkal tubuhmu adalah kenikmatan mereka..

Zaman juga pernah membuat kehadiranmu menjadi momok yang harus segera dilenyapkan..

Kau dikubur hidup-hidup bahkan saat belum sempat melihat indahnya dunia..

Tapi mungkin itu lebih baik bagimu..

Seandainya kau bertahan, tentunya kau akan menjadi anjing birahi mereka..

Dan zaman juga telah mengangkat derajatmu menjadi begitu bermartabat..

Sejatinya dirimu begitu berharga..

Dan zaman pun telah membuat dirimu lupa betapa bernilainya dirimu..

Kau ibarat phoenix yang hancur hangus untuk terlahir kembali..

Tapi kau begitu keranjingan menghancurkan diri..

Tidak tahukah kau bahwa phoenix cuma dongeng?

Seandainya kau juga bagian dari dunia dongeng

Bolehlah sedikit santai..

Karena meskipun dirimu hancur saat ini..

Kau pasti akan berdiri kembali di atas puing-puing tubuhmu..

Dan kini, segenap semesta begitu menghargaimu..

Kau begitu terhormat..

Semua hati akan menuntut saat kehormatanmu diinjak-injak..

Tapi..

Mengapa justru kau sendiri yang hancurkan segalanya?

Tiada yang diciptakan begitu berharga melebihi dirimu..

Setiap jengkal tubuhmu adalah harga mati..

Begitu mahal harga yang harus mereka bayar untuk bisa melihatmu..

Apalagi menyentuh..

Tetaplah dalam keanggunanmu..

Karena..

Saat kau begitu sulit digapai..

Saat itulah digdaya dirimu begitu membara..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun