Untuk mereka yang ingin mengikuti arus, mereka tinggal mempelajari sebanyak-banyaknya karya-karya dari generasi sebelumnya dan menghasilkan karya mengikuti pola-pola mereka untuk santapan masyarakat.
Untuk mereka yang ingin mengendalikan arus, mereka juga harus mempelajari karya-karya sastra dari generasi sebelumnya dan kemudian memutuskan untuk melangkah selangkah melampaui mereka.
Mereka harus menentukan arah yang ingin mereka tuju dan terjun ke dalamnya. Dasar dari arah yang akan mereka ambil adalah 'hati' mereka dan cara mereka 'memandang' kehidupan dan sastra itu sendiri untuk mengubahnya menjadi sebuah karya sastra unik yang muncul dari apa yang mereka percayai.
Mereka yang memutuskan untuk mengikuti arah ini tidak dapat dinilai dengan kerangka-kerangka nilai sastra generasi sebelumnya. Karena yang akan menilai mereka adalah waktu. Mereka mungkin akan muncul sebagai pelopor sebuah karya sastra baru atau mereka akan tenggelam dan tidak pernah dikenal oleh siapapun.
Setiap kemajuan membutuhkan sebuah pengorbanan. Seperti para pencipta teknologi yang menghabiskan waktu, tenaga dan material mereka untuk mengembangkan teknologi baru, kemungkinan untuk gagal selalu lebih besar dari kemungkinan untuk berhasil. Yang pasti jika tidak ada yang mencoba dan berkorban, dapat dipastikan teknologi baru tidak akan pernah lahir.
Begitu juga bagi para pencipta karya sastra yang menghabiskan waktu, tenaga dan material mereka. Mereka mungkin saja membuang kehidupan mereka atau juga bersinar dengan kehidupan mereka. Mungkin juga mereka akan terlantar sepanjang hidup mereka dan hanya dihargai setelah kematian mereka.
Bagi para pencipta karya, jika mereka tidak berkorban, mereka tidak mungkin mendapatkan apapun, namun meski mereka berkorban tetap saja tiada jawaban yang pasti untuk masa depan mereka.
Jadi bagi siapapun yang sudah bertekad menjadi para pencipta karya, mereka sudah menapak sebuah perjalanan panjang tanpa masa depan yang pasti. Pilihan yang tersisa bagi mereka hanya berhenti di tengah jalan atau berhenti setelah kematian mereka.
Perjalanan itu mungkin sebuah perjalanan yang penuh penghargaan dan mekar kekaguman bagi yang beberapa, dan juga mungkin sebuah perjalanan panjang penuh kesendirian dan tanpa dikenal bagi lainnya.
Bagi para penulis karya sastra, perjalanan ini mungkin tidak mudah, namun pertanyaanya adalah, apakah para penulis dapat hidup tanpa karya sastra?
Â