Hari ini saya mengikuti sebuah diskusi online mengenai kesehatan, spesifiknya mengenai penyebab kanker. Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit yang sulit disembuhkan meski seluruh dunia sudah ramai memperbincangkannya.
Dulunya, saya pernah membaca buku karangan Deepak Chopra, seorang keturunan India, dokter dan penulis dari Amerika yang cukup terkenal dengan pengobatan tradisional dan alternatifnya. Dia menawarkan kesembuhan dengan obat-obbatan tradisonal (bagian dari Yoga ) dan kesehatan spiritual. Namun seperti layaknya obat-obatan modern, ada yang sembuh dan ada yang tidak. Dapat dikatakan tidak ada kepastian untuk kesembuhan penyakit kanker. Sama seperti tidak ada jawaban yang pasti akan penyebab kanker.
Saya pribadi lebih melakukan penelitian pribadi untuk kesembuhan Kanker melalui jalur tradisonal dan spiritual. Karena adanya kepercayaan jika manusia sebenarnya dapat sehat dengan pola makan yang sehat, berolah raga dengan baik, dan memiliki spiritual/ibadah yang baik. ( Nenek saya meninggal karena kanker, sahabat meninggal karena kanker, Ayah dari ibu saya juga meninggal karena kanker )
Obat-obatan modern tidak jarang menyebabkan penyakit lainnya atau efek samping, karena menggunakan pemaksaan kimia-kimia buatan untuk memaksa menyembuhkan tubuh. Sedangkan di dalam otak manusia ada kelenjar yang dapat menghasilkan 400.000 jenis kimia yang menjaga dan menyembuhkan kesehatan tubuh dan tidak menyebabkan efek samping.
Lalu pada diskusi 5 may 2016, Irmansyah Effendi, yang merupakan grandmaster salah satu yayasan yang bergerak dalam kesehatan dan sudah menghadapi ribuan orang yang mengalami gangguan kesehatan, terutama kanker selama belasan tahun dan mengelilingi berbagai belahan dunia. Mengemukakan sebuah pendapat yang sangat menarik dan menjadi sebuah kunci yang selama ini menjawab pertanyaan saya.
Mengapa ada orang yang terkena kanker dan sembuh, sedangkan ada yang lainnya tidak sembuh padahal menjalani prosedur kesehatan yang sama dan didiagnosa penyakit yang sama.
Beliau sendiri baru saja menemukannya dan membagikan informasi ini. Saya merasa perlu membagikannya karena hal ini menarik dan dapat membantu banyak bagi praktisi kesehatan ataupun mereka yang sakit. Tentu saja semua kredit ini adalah untuk Pak Irmansyah Effendi.
Jawaban mengapa manusia sakit secara garis besar adalah Oksidan dan Anti Oksidan.
Oksidan dikenal juga sebagai radikal bebas yang disebabkan oleh proses bernapas, polusi udara, makanan fast food, minyak-minyak jenuh dan zat-zat kimia lainnya yang kini ramai di antara makanan-makanan modern, seperti zat pewarna, pengawet dan lain sebagainya. Membuat mudah bahasa kimiawinya, oksidan adalah sebuah zat yang dapat mencuri sel-sel dan sari-sari kesehatan dalam tubuh sehingga menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti penuaan dini, kelelahan, kehilangan kebugaran diri dan sebagainya. Yang pasti Oksidan merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penyakit kanker dalam tubuh yang diakibatkan oleh pelemahan tubuh.
Untuk menangkal oksidan, diperkenalkan Anti-Oksidan, zat yang dapat mengikat dan membuang keluar Oksidan dalam tubuh. Anti-Oksidan dihasilkan secara alamiah dari dalam tubuh dan dapat juga didapatkan melalui sayur-sayuran segar, buah-buahan dan kacang-kacangan. Anti oksidan sesungguhnya juga dapat di dapatkan dari alam seperti udara segar bebas polusi, air mineral alami dan sebagainya.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, manusia modern yang hidup di wilayah perkotaan, kebanyakan, setiap harinya mengkonsumsi makanan-makanan yang sudah diolah dan tidak lagi segar dengan tambahan lemak jenuh atau kimia pengawet, tinggal di antara wilayah-wilayah yang penuh polusi kendaraan dan sebagainya. Semua ini menyebabkan kadar Oksidan dalam tubuh menjadi tinggi dan pembuatan anti oksidan alami tidak dapat menyaingi kadar oksidan yang masuk.
Sebagai akibatnya, tubuh mengalami pelemahan dan menyebabkan sakit ringan hingga sakit berat. Kanker merupakan akibat dari pelemahan tubuh. Hal ini sesungguhnya sudah lama diketahui oleh banyak praktisi kesehatan dalam dan luar negeri, sehingga mereka menyarankan orang yang sakit kanker dan lainnya untuk mengkonsumsi makanan-makanan sehat dan penuh anti oksidan untuk mengembalikan kesehatan tubuh.
Bahkan di luar negeri mereka menyediakan rumah sakit dalam bentuk villa-villa khusus di tempat-tempat indah, penuh udara bersih dan yang jauh dari polusi udara. Di sana mereka melakukan perawatan kesehatan dengan memberikan pola makanan yang sehat dan meminimalkan pengaruh oksidan pada tubuh. Hasilnya, ada yang sembuh dan ada yang tidak, meski mereka berada pada tempat yang sama dan menjalani prosedur kesehatan yang sama.
Hal ini menyebabkan banyak orang yang tidak memahami penyakit kanker dan cara menyembuhkannya. Termasuk Pak Irmansyah Effendi yang telah melihat beberapa orang sembuh dan beberapa orang meninggal karena penyakit kanker. Selama bertahun-tahun, beliau mencoba menemukan alasannya hingga akhirnya menemukan sebuah korelasi yang pasti antara penyebab kanker dan kesembuhan.
Jawabannya adalah pada KEMAMPUAN TUBUH dalam menerima anti oksidan. Artinya, setiap orang dapat menikmati makanan yang mengandung anti oksidan tinggi, akan tetapi tubuh /sel-sel tubuhnya mungkin tidak dapat menyerap anti oksidan tersebut. Katakanlah si A dan si B yang sakit, mereka sama-sama memiliki pola makan yang sehat dan mengandung anti oksidan, akan tetapi keadaan A membaik dan kadar oksidan dalam tubuhnya jauh berkurang karena kadar anti oksidan yang diserap sel tinggi, akan tetapi kondisi si B tidak membaik dan kadar oksidan dalam tubuhnya tetap tinggi karena kadar anti oksidan yang masuk terbuang dan tidak diserap oleh tubuh.
Dalam keadaan seperti ini, si B penderita kanker tidak akan mudah sembuh meski mengkonsumsi langsung makanan yang mengandung kadar anti-oksidan tinggi, kasarnya, jika disuntikkan pun anti oksidan, sel-sel dalam tubuhnya tetap menolak untuk menyerapnya dan menggunakannya untuk menyembuhkan diri.
Hal ini memang lucu dan jawabannya mungkin akan lebih lucu lagi. Jawaban mengapa tubuh tidak menyerap anti oksidan adalah karena, kurang bersyukur. Jika saya katakan demikian pasti banyak yang protes, oleh karenanya saya menjawab dengan bahasa ilmiah, karena stress, terlalu banyak pikiran, hidup yang tidak tenang, selalu berada di dalam tekanan dan tidak mampu mengistirahatkan diri dalam ketenangan atau kedamaian yang dapat membiarkan sel-sel dalam tubuh dalam keadaan tenang dan damai untuk menyerap anti-oksidan dan semua zat-zat berguna.
Jika ada yang mengingat film THE SECRET yang pernah terkenal, bagaimana seorang wanita yang menghidap kanker, kemudian memutuskan untuk menerima keadaan tersebut, mengonsumsi makanan sehat, minum teh, bersenang-senang, banyak tertawa dan mendadak kanker yang sudah mencapai stadium berbahaya itu tiba-tiba saja lenyap dari tubuhnya dan membuatnya menjadi sehat.
Hal seperti ini banyak terjadi di berbagai belahan dunia dan melahirkan obat-obat tradisional hingga menjadi promosi obat-obatan MLM. Hasilnya belum ada yang 100% sembuh juga. Akan tetapi sesungguhnya, Deepak Chopra pernah menuliskan dalam bukunya, kanker adalah sebuah benda asing yang berada di dalam tubuh, sesungguhnya jika tubuh sehat, sel darah putih akan dengan sendirinya membunuh sel tersebut dan mengeluarkannya dari dalam tubuh. Itulah sebabnya pada beberapa kasus kanker tersebut menghilang dari dalam tubuh atau keluar dari dalam tubuh karena sel-sel kanker dibunuh oleh sel darah putih secara perlahan namun pasti. Hal ini tentu jauh lebih bagus dari pada kemoterapi yang membunuh sel kanker dengan radio aktif dan memberikan efek samping pada sel dan organ-organ lain.
Akan tetapi pada kenyataannya, sel kanker di dalam tubuh yang seharusnya dianggap sebagai benda asing dan musuh, malahan diberikan makanan oleh bagian tubuh lainnya dan dipelihara hingga besar dan membahayakan inangnya. Sel darah putih tidak mengenalinya sebagai sel asing, tetapi sebagai bagian dari dirinya.
Pada buku Deepak Chopra dikatakan prilaku seperti ini adalah karena ‘inang’ atau penderita menginginkan sel kanker tersebut. Dia menjelaskan dalam bukunya—untuk mempersingkat cerita—Intinya jika seseorang merasa dirinya sakit dan sakit itu menguntungkan baginya, di mana dia mendapatkan banyak perhatian karena sakitnya, mendapatkan kedekatan dan kasih sayang dari orang-orang sekitar, ada bagian dari dalam dirinya yang melindungi penyakit tersebut.
Dia memberikan contoh nyata di mana dirinya saat menjadi seorang dokter di Amerika, memeriksa seorang pasien pria yang terus menganggap dirinya terkena kanker, akan tetapi setelah melakukan pengecekan menyeluruh, pria itu tidak mengidap apapun. Pria tersebut tidak percaya, marah pada Deepak Chopra dan selalu datang dengan rutin setiap bulannya dengan alasan yang sama. Tanpa hasil. Akan tetapi pada bulan ke enam, pria tersebut meninggal karena serangan kanker ganas yang menyebar dengan sangat cepat.
Aku tidak begitu percaya hal ini, karena hal ini seakan-akan mengatakan mereka yang terkena penyakit kanker adalah karena keinginan mereka. Deepak Chopra sendiri yang membangun pusat peyembuhan penyakit kanker terkenal juga tidak mampu memberikan 100% kesembuhan, tetap saja, ada yang sembuh, ada yang tidak. Pencarianku mengenai penyembuhan kanker dari sisi tradisional dan spiritual mandek, hingga hari ini aku merasa menemukan sebuah jawaban nyata setelah mendengar pernyataan Pak Irmansyah Effendi.
Kemampuan tubuh dalam menerima antioksidan yang merupakan jalan keluar untuk mengeluarkan radikal bebas, zat-zat beracun dalam tubuh dan menguatkan kekebalan tubuh, menjadi kunci kesembuhan.
Jika tubuh mampu menerima makanan sehat dengan anti oksidan tinggi, maka tubuh dapat dipastikan menjadi semakin sehat dan mungkin mencapai kesembuhan seperti yang lainnya.
Tubuh manusia awalnya diciptakan oleh Tuhan dengan semua kesempurnaannya dan sudah mengalami evolusi ribuan tahun dan menghadapi segala jenis penyakit. Jadi, tubuh tidaklah memiliki kesalahan, namun kesalahan itu terdapat pada pikiran yang mengendalikan tubuh.
Tubuh yang tidak dapat menyerap anti oksidan, biasanya juga tidak mampu menyerap vitaman yang berguna bagi tubuh. Alasannya, tubuh mengalami stress, sel-sel dalam tubuh tidak lagi bersedia mengikat anti oksidan yang masuk karena terlalu sibuk dengan apa yang dihadapinya.
Layaknya manusia, sel juga sama, saat manusia stress, tidak puas akan kehidupan, menghadapi banyak emosi, nafsu makan manusia berkurang, tubuh menolak untuk makan. Prilaku ini tidak hanya terjadi pada tubuh namun juga pada seluruh sel, yang mengakibatkan seluruh sel menolak untuk menghisap sari-sari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Ibaratnya, setiap sel dalam tubuh mengerut, dalam keadaan tegang, dan menolak untuk menghisap sari-sari makanan, sedangkan untuk makanan berupa lemak dan yang menghasilkan oksidan tinggi dan membahayakan tubuh, semua itu masuk ke dalam tubuh dan merampas sari-sari dalam tubuh secara paksa dan mengisi pada jaringan-jaringan tubuh. Terlepas dari tubuh menginginkan atau tidak.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahkan seorang dokter yang terus menjaga pola makan sehat, tidak jarang harus menghadapi kenyataan dirinya menghidap kanker, karena meskipun dia makan teratur dan berobat teratur, dirinya selalu dalam keadaan stress dan banyak pikiran, membuat tubuh menolak memakan semua anti oksidan dan zat-zat penting bagi kesehatan.
Tubuh yang mampu menyerap makanan dan anti oksidan tinggi biasanya ditemukan pada orang-orang yang memutuskan untuk menghentikan kesibukannya, dapat mendamaikan pikirannya, menerima kehidupannya dan beribadah dengan khusyuk.
Pak Irmansyah Effendi memberikan jawabannya dengan kata bersyukur, memang aneh tetapi itulah kenyataannya. Seseorang yang bersyukur adalah seseorang yang dapat menerima kehidupannya dalam susah dan senang dan tetap bahagia dalam syukur. Seseorang yang bersyukur itu adalah orang yang menghidap penyakit kanker, kehabisan uang, dimaki-maki keluarga dan masih dapat berkata, “syukurlah aku masih hidup” dan tersenyum menjalani kehidupan.
Pada orang-orang yang dapat mensyukuri hidupnya, tidak terjerat oleh tekanan-tekanan hidup, ( Menurut Pak Irmansyah Effendi dalam bukunya, boleh sibuk, melakukan tanggung jawab, dan menghadapi tekanan, tetapi tidak berarti harus membahayakan kesehatan. Tubuh dan pikiran selalu membutuhkan istirahat. Menghadapi sebuah masalah pelik bukan berarti kita harus sibuk dan tertekan, tetapi hadapilah masalah itu dalam kedamaian dan ketenangan. Jangan ikut-ikutan sibuk tak menentu dan membahayakan kesehatan yang seharusnya tidak perlu diikut-ikutkan.) mereka yang menemukan kedamaian dalam hati akan dapat mengembalikan tubuh dalam keadaan damai, tenang dan menerima, yang pada akhirny membiarkan sel-sel tubuhnya bernapas sehingga apapun yang baik masuk dalam tubuh dapat diserap dengan sempurna.
Dalam hal ini ada pepatah, dalam pikiran yang baik terdapat tubuh yang baik.
Beribadah dalam keadaan khusyuk adalah hal yang sangat bagus bagi tubuh dan merilekskan tubuh. Dalam hal ini harus diberi catatan, mereka yang beribadah sambil membaca list belanjaan ( Tuhan sembuhkan aku, Tuhan kayakan aku, Tuhan kawinkan aku pada bidadari, Tuhan berikan aku dunia..Tuhan... ) mereka tidaklah beribadah dengan benar karena pada dasarnya mereka masih sibuk dengan pikiran mereka dan menuntut Tuhan memenuhi doa mereka. Mereka yang sehabis beribadah seperti ini akan semakin tertekan, karena kesibukan mereka.
Beribadah yang baik tentunya mereka yang dapat dengan ikhlas menerima pemberian Tuhan, dalam hati damai dan terbuka pada Tuhan yang memberikan efek menenangkan dan kepasrahan. Doa seperti ini akan memberikan kekuatan dan kedamaian dalam kehidupan.
Katakanlah seseorang berdoa “TUHAN, ENGKAU HARUS SEMBUHKAN AKU!” seluruh pikirannya dalam keadaan menuntut dan tertekan, seluruh sel-selnya menuntut untuk disembuhkan. Padahal Tuhan sudah bersedia menyembuhkan dan anti oksidan sudah banyak dalam tubuhnya, akan tetapi seluruh tubuhnya tegang dan tidak dapat menerima anti-oksidan ataupun kesembuhan.
Namun seorang yang berkata, “Tuhan terjadilah kehendakmu, saya berserah padamu.” Saat itu seluruh tubuhnya dalam keadaan rileks, menerima dan seluruh sel-selnya juga siap menerima anti-oksidan atau kesembuhan dari Tuhan.
Hal ini juga berlaku pada para praktisi meditasi, Yoga dan berbagai olah raga kesehatan. Setiap yang melakukannya dalam keadaan bersyukur, damai, dan berserah, tentu akan mendapatkan lebih baik daripada yang melakukannya dalam keadaan memaksa dan menuntut.
Akhir kata, intinya, kemampuan tubuh dalam menerima seluruh obat mujarab untuk kesembuhan itu harus diperhatikan dan tentunya itu datang dari pikiran. Pikiran yang damai, berserah dan bersyukur, tentu memberikan tubuh yang lebih siap dalam menerima kesembuhan.
Kasarnya, mereka yang sehat sekalipun jika pikirannya dalam tertekan terus menerus, stress dan sebagainya, bukan tidak mungkin akan jatuh sakit, apalagi yang sudah sakit. Jadi, ada baiknya mereka yang suka sakit dan badan lemah walawpun telah mengkonsumsi makanan dengan benar, itu berarti pola pikir dalam kehidupan menjadi masalah dan membuat tubuh ngambek. Beribadahlah, bersyukurlah dan damaikan hati serta pikiran.
Terutama bagi mereka yang membeli obat-obat dengan mahal, janganlah memberikan obat itu pada si sakit sambil memaki-maki dan membuat si sakit tertekan. Kasihan obatnya nanti, meski masuk dalam perut tapi tidak di serap karena sudah tertekan duluan, akibatnya sia-sia ginseng umur sepuluh ribu tahunnya.
Lebih baik memberikan makanan menyehatkan, asal ikhlas dan dapat membahagiakan dan mendamaikan hati si penderita. Kebahagiaan si penderita menjadi kunci dari diserapnya obat-obat dan makanan yang diterima oleh mereka.
Begitulah menurut pengetahuan cetek saya, maafkan saya jika ada yang salah dan tidak berkenan, bagi yang benar-benar membutuhkan kesembuhan ada baiknya menghubungi Pak Irmansyah Effendi.
Siapa dia? Google saja, saya tidak menjual obat di sini huahahaha...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H