Uji Kompetensi Wartawan (UKW), dengan demikian mengukur apakah seseorang yang bekerja sebagai wartawan, dengan beberapa ukuran yang dibuat, sudah pantas disebut sebagai profesional, untuk tingkatan muda, madya, atau utama. (dikutip dari laman website dewanpers.or.id, Pentingnya Sertifikasi Kompetensi Wartawan)
Â
Ada jeda waktu yang cukup panjang, hingga penulis kembali mengikuti UKW. UKW yang diikuti penulis untuk jenjang Wartawan Muda, pada November 2011, UKW angkatan pertama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan (Kalsel). Pada saat itu sebelum mengikuti UKW, peserta juga wajib mengikuti Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) selama 1 minggu, seharian penuh dari pagi hingga sore, benar-benar menguras pikiran dan tenaga.
Panjangnya waktu jeda, bukan karena tidak adanya kesempatan untuk mengikuti UKW jenjang berikutnya, tapi karena memang agak malas untuk melanjutkannya. Sebab, setelah mengikuti UKW, penulis mendapat tugas baru, menyiapkan dan mengedit berita untuk 2 halaman Surat Kabar Harian. Waktu sepenuhnya benar-benar habis, hanya untuk menatap layar monitor komputer, membuat kacamata plus bertambah tebal dan rambut menjadi rontok.
Sehingga setiap ada tawaran untuk mengikuti UKW lanjutan, penulis katakan, "nanti saja, biar yang lain yang mengambilnya." Bahkan terkadang sambil bercanda, penulis katakan,"tidak ditanya malaikat mungkar nangkir juga di dalam kubur, apa sudah mengikuti UKW atau belum?"
Setelah keluar dari Media Cetak, penulis bergabung dengan Media Online. Ternyata kembali mendapat tanggung jawab mengedit berita. Selanjutnya, karena ada beberapa masalah internal, penulis kembali keluar dari media online tersebut. Ada beberapa tawaran dari media online lain untuk bergabung, tapi penulis tolak secara halus, karena ingin mengistirahatkan otak dulu dari rutinitas jurnalistik.
Sempat instirahat hampir 1 tahun dari dunia media jurnalistik, tapi tidak berarti berhenti menulis. Penulis tetap membuat karya opini dan feature yang dikirim ke kompasiana. Hingga kembali ditawari untuk bergabung di media online Metro Kalimantan Com, dan membangun media online yang terverifikasi Dewan Pers.
Di Metro Kalimantan Com, penulis juga sempat ditawari Pemimpin Redaksi (Pemred) untuk mengikuti UKW lanjutan, tapi penulis serahkan dengan rekan wartawan lain yang belum mengikuti UKW, agar bertambah wartawan yang sudah kompeten di dalam media. Karena memang ada batasan kuota wartawan yang ikut UKW untuk setiap media massa di Kalsel.
Barulah pada 2022 ini, akhirnya penulis mengikuti UKW lanjutan jenjang Wartawan Madya. Pemred bilang untuk menghubungi panitia UKW PWI Kalsel dan meminta kirimkan formulir pendafratan UKW nya.
Ditunggu beberapa hari setelah dihubungi, tapi belum juga formulir dikirimkan panitia UKW PWI Kalsel, sementara batas akhir pengumpulan formulir semakin dekat. Akhirnya terpaksa penulis menghubungi Ketua PWI Kalsel, untuk meminta formulir pendaftaran UKW.