*
Kita berharap, apa yang terjadi di India, tidak terjadi di Indonesia, khususnya banua kita Kalimantan Selatan. Karena kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, dan sampai kapan pembelajaran secara daring akan terus berlangsung. Sedih rasanya mendengar ada remaja yang bunuh diri, karena tidak bisa memberli pulsa untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Lalu bagai mana dengan mereka, yang orang tuanya tidak bisa membelikan smartphone!
Walau pun dalam sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalsel, Yusuf Efendi, pada penyerahkan secara simbolis bantuan internet gratis bagi siswa SMA dan SMK yang terdampak Covid-19, mengatakan bahwa pola pembelajaran daring sangat berkembang bagi peserta didik, karena lebih praktis, fleksibel, memberikan pembelajaran lebih menyenangkan, lebih personal, hemat waktu, ramah lingkungan, mudah didokumentasikan dan dapat memberikan kontribusi dalam memutus mata rantai Covid-19.
Tapi ia juga mengatakan, "Tentunya ada hambatan bagi peserta didik, yang orang tuanya terpapar Covid-19 secara ekonomi."
Saat wawancara sebelum penyerahkan secara simbolis bantuan internet gratis bagi siswa SMA dan SMK yang terdampak Covid-19, dan juga wawancara ketika Kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola SMK Tahun 2020, Selasa, 15 September 2020, kepada wartawan Yusuf Efendi menjelaskan, tentang latar belakang dari bantuan internet gratis bagi siswa SMA dan SMK yang terdampak Covid-19, serta pentingnya bantuan internet gratis tersebut.
Menurut Yusuf Efendi, saat ini kalsel berada pada masa pandemi Covid-19, sejak ditetapkan peningkatan status menjadi status tanggap darutrat dari Gubernur Kalsel terkait penanganan Covid-19, maka sejak Maret itu Disdikbud Kalsel dan sampai saat ini mereposisi pembelajaran dari sekolah ke rumah, atau dengan bahasa populer disebut belajar dari rumah.
Belajar dari rumah ini, mayoritas dilakukan melalui daring, dikatakan mayoritas karena memang ada sebagian kurang lebih 5% melakukan opsi lain, ini terkait topografi wilayah Kalsel yang terdiri dari rawa, dataran, pegunungan dan kepulauan. Keberhasilan pembelajaran daring, berdasarkan laporan dari Koordinator Pengawas Sekolah (Korwas) di masing-masing sekolah, yaitu 95%.
Agar sistem daring ini berjalan lancar, ada diantaranya dihadapkan pada persoalan, peserta didik yang orang tuanya terdampak covid-19 dari aspek ekonomi, yaitu kurang memiliki kemampuan untuk memberli kouta internet.
Melihat persoalan ini, Gubernur Kalsel menaruh perhatian dan peduli, dengan memberi bantuan kouta internet gratis dalam bentuk kartu perdana, yang bekerja sama dengan telkomsel, untuk peserta didik yang ada di SMA dan SMK, melalui Balai Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan (BTIKP).
Bantuan kouta internet gratis bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Per orang setiap bulannya Rp 90.000 selama 3 bulan, jadi jumlahnya Rp 270.000, selama semester dasar. Jumlah pelajar yang akan menerima ada 24.000 orang di 13 kabupaten/ kota di Kalsel.
Bantuan ini, nanti diserahkan melalui kepala sekolah (kepsek), yang berkordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA dan SMK, serta dalam pelaksanaannya supaya lancar dan tertib seperti yang diharapkan, akan dikawal oleh para pengawas sekolah.