Di tengah berlangsungnya interaksi antara anak-anak dan sahabat-sahabat LanSa ABK yang lain, Ka Ari, Muhammad Azimi dan aku sendiri (Niken Dwi Safitri), kami sedikit melakukan aktivitas sendiri, yaitu perbincangan dengan pengasuh panti, Ibu Hj Saidah.
Hj Saidah menuturkan bahwa ia sudah 10 tahun menjadi pengasuh PA Hikmah Zam-zam, namun ia bukanlah pengurus yang pertama, pengurus pertama sudah meninggal. Anak-anak panti diajarkan untuk bersikap bersih, rutin mencuci mukena agar tidak kotor dan bau, supaya teman sekitar saat sholat tidak merasa terganggu. Begitulah kehidupan di panti ini, kebersihan sangat dijaga, apalagi mereka semua adalah seorang perempuan.
Terdiam diri dan merenung, terbesit suatu kata dalam qolbu, irinya hati ini melihat perjuangan dan semangat mereka. Walau tanpa keluarga yang lengkap, tapi masih bisa tersenyum, masih mempunyai semangat yang berkobar-kobar. Biarpun mereka tidak mempunyai keluarga, tetapi itu tidak menghalangi tujuan meraih prestasi.
Ingin rasanya kupeluk mereka satu per satu, untuk merasakan apa yang mereka rasakan, untuk merasakan apa yang aku rasakan. Bulir air mata tiba-tiba mengalir saat aku menulis ini, ditemani satu kotak tisu dan secangkir kopi putih dengan aroma rasanya yang sangat khas, yang mulai kembali menenangkan jiwaku, saat dimana aku merasa tidak bisa bersyukur dengan keadaan, yang menurut mereka sangat cukup dan bagiku itu sangat kurang,
Setelah perbincangan selesai, kami kembali bergabung dengan anak-anak panti dan sahabat LanSa yang lain. Bergabung dengan keceriaan mereka, dengan canda dan tawa yang mereka rasakan pada saat itu, waktu pun berlalu dengan sangat cepat, kunjungan kami sudah hampir berakhir.
Otak pun kembali terhenti, mengingat apa yang dialami saat di PA Hikmah Zam-zam, masa terus berlalu, hingga akhirnya aku mulai menyadari, bahwa hidup itu tidak selamanya hanya tentang uang, namun kebersamaan yang ada dapat menyelimuti diri dari dinginnya waktu.
Sesi terakhir dari kegiatan di PA Hikmah Zam-zam, yaitu penyerahan beberapa buku antologi puisi, piagam penghargaan sebagai kenang-kenangan, dan foto bersama. Terimakasih atas jamuan ramahnya, terimakasih atas pelajaran rasa yang telah diberikan kepada kami, terimakasih telah membuat hati ini sedikit terbuka untuk bisa bersyukur kepada-Nya.
Wahai sang malam
Titip rinduku untuk Surga-Nya
Titip salamku untuk diri-Nya
Amunisi otak telah membantu menyadarkanku