Mohon tunggu...
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

A.Rahman Al Hakim, nama pena ARAska ARASKata ARASKA Banjar. Profesi Jurnalis di Kalsel, Pelaku seni, Aktivis Lingkungan dan Aktivis Seni Budaya Sosial Pendidikan, serta menjadi Terapis di Lanting Banjar Terapi. Domisili di Banjarmasin, Kalsel. Facebook araska araskata. Email araska.banjar@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Periode Penentuan Kepercayaan Publik

25 Januari 2015   20:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:24 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam tadi, aku mendengar pembicaraan beberapa ibu-ibu, yang menggelitik hatiku. Biasanya para ibu-ibu yang kebanyakan cuma membicarakan kisah-kisah dalam sinetron, harga barang, atau tingkah para artis, kini malah antusias membicarakan berita-berita tentang Presiden, DPR, dan kisruh antara cicak dan buaya.
Akhir dari pembicaraan mereka inilah yang menggelitik hati, salah satu ibu-ibu tersebut berkata, "siapapun presidennya, sama aja!"

Dari penomena diatas, bisa disimpulkan, bahwa secara perlahan kepercayaan rakyat kepada presiden kian menurun, hingga akhirnya rakyat bersikap apriori dengan presiden. Seperti halnya kebanyakan rakyat sudah apriori dengan DPR, Kepala Daerah, Partai, bahkan Kepolisian.

Satu-satunya harapan rakyat yang tersisa hanya KPK, walaupun mungkin orang-orang KPK sendiri tidaklah benar-benar bersih, namun yang dinanti rakyat adalah aksi KPK menjebloskan para koruptor kedalam penjara. Bagaimanapun caranya yang dilakukan KPK, rakyat tak peduli, yang terpenting sikat semua koruptor.

Kunci mengembalikan kepercayaan rakyat ini, jelas ada pada Jokowi JK, bila pada periode ini mereka gagal mengembalikan kepercayaan rakyat, karena tak kuasa menolak kepentingan partai atau politik, maka pada Pilpres 2018, rakyat akan benar-benar tak peduli siapapun yang menjadi pemimpin negeri ini. Rakyat akan bersikap; kalau pemimpinnya bagus, silahkan bekerja sendiri, kalau pemimpinnya jelek, ayo kita sikat ramai-ramai (parlemen jalanan).

Dan saat Pileg maupun Pilpres, yang dicari rakyat, hanya; mana calon yang memberi amplop yang isinya lebih besar. Karna kalaupun mereka duduk juga tak memikirkan perut rakyat, karna yang dipikirkan hanya perut mereka sendiri dan kursi bagi partai (kelompok), sambil cari-cari peluang buat korupsi.

Situasi tidak percayanya rakyat dengan Partai dan DPR, sudah terjadi hingga Pileg 2014 tadi, "ayo, mana amplop yang lebih besar!"

Selanjutnya, akan terjadi pada Pilpres 2018 nanti, jika Jokowi dan JK gagal!

Ah......, aku jadi teringat cerita salah satu anggota DPR RI (dari kalangan artis) periode yang lalu, dalam sebuah seminar yang kuhadiri. Si anggota DPR RI ini, menuturkan pandangan dan sikap masyarakat terhadap dirinya saat berjalan-jalan di mall, yaitu "awas jangan dekat-dekat dengannya, ia anggota DPR, kumpulannya para maling".

Negeri ini sudah benar-benar berada diujung tanduk krisis kepercayaan, akibat tingkah laku para politisi partai yang duduk di meja kekuasaan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun