Mohon tunggu...
Akbar ARASH
Akbar ARASH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Want to join the army.

Nama : Moh. Fikri Akbar Arasy IG : m3carlos_official Hari adalah para pembunuh, terlebih lagi jum'at yang lebih mengerikan. Sekarang jum'at adalah kesedihan, Lebih menyedihkan ketimbang jum'at tersebut. - Mohsen Chavoshi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengagungkan Tuhan dari Puncak Makatete Hills

27 Juni 2021   07:32 Diperbarui: 27 Juni 2021   08:05 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi keamanan dan kenyamanan bersama, safety belt juga dipakai sesuai aturannya dan tetap undercontrol para petugas bagi pengunjung yang menikmati setiap wahana. 

Jika tidak memiliki keberanian, pengunjung sebaiknya menikmati pemandangan dari lantai dua restoran Makatete Hills.

 Di sore hari, angin yang berhembus sepoy akan menambah kesan pengunjung di lokasi. Apalagi menunggu sampai terbenamnya matahari atau sunset. Keagungan dan kebesaran Tuhan akan semakin disadari saat berada di sini. 

Begitu melihat keindahannya, pengunjung akan berdecak kagum dan terpesona akan ciptaan Yang Maha Kuasa. Karenanya dari atas restoran ini juga biasa digunakan sebagai tempat ibadah oleh beberapa komunitas yang datang. Hanya saja, belum ada fasilitas mushalla bagi umat Islam yang akan menunaikan shalat.

Dokpri
Dokpri
Ada berbagai menu makanan dan minuman disajikan di lantai satu restoran ini. Sambil menikmati pemandangan, pengunjung bisa pula menyeruput kopi atau teh panas dengan ditemani kudapan ringan pisang sepatu goreng tepung atau pisang goroho stik.  

Namun bagi mereka yang ingin mencoba menu khas restoran ini, silahkan menikmati mie cakalang spesial yang yummy. Soal harga so pasti murah meriah dan terjangkau di kantong.

Dokpri
Dokpri
Satu hal yang tak kalah menariknya dari puncak bukit Makatete adalah keberadaan menara salib yang disebut-sebut sebagai tertinggi di Asia bahkan di dunia. 

Tidaklah berlebihan karena menara yang berwarna putih dengan tinggi 40 meter dan lebar 10 meter itu bisa tampak dari berbagai tempat di Kota Manado, terutama dari arah Teluk Manado. 

Informasi lain menyebutkan Menara Salib yang terletak di area seluas 2 hektar itu dikerjakan oleh para pekerja muslim dari Jawa dan Gorontalo dengan anggaran hingga mencapai Rp. 850 juta. Jangan heran jika menara ini disebut pula sebagai simbol kerukunan dan menjadi salah satu ikon di Sulawesi Utara.   

Secara historis, awalnya tempat ini adalah sebuah perkebunan cengkeh yang ludes terbakar saat musim kemarau panjang tahun 2014 lalu. Setelah sekitar empat tahun terbengkalai, Fandi Pelealu sang pemilik lahan kemudian membangun secara bertahap lokasi ini. Keputusannya yang sangat brilian ini termotivasi usai melihat berbagai destinasi wisata di Bandung. 

Diapun mengalihfungsikan lahan perkebunannya menjadi destinasi wisata hingga sekarang. Terbukti, wisatawan yang datang setiap harinya silih berganti mencapai ratusan bahkan ribuan orang. Bukan hanya wisatawan domestik, namun wisatawan mancanegara juga sampai ke lokasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun