“Setelah itu saya tidak lagi berkomunikasi dengan Andi Sultan (Almarhum), hingga saya pulang dan tertidur di kosan Irianto. Kemudia orangtua Andi Sultan (Almarhum) datang mencarinya dan menanyakan kepada saya, karena dia belum pulang”, jelas Umar.
Kemudian dicarilah Andi Sultan (Almarhum) lewat beberapa temannya, ke Sekretariat PMII RE UMI dan ke beberapa polsek, karena ada beberapa mahasiswa yang tertangkap, namun tidak ketemu juga.
Abdul Kadir memaparkan situasi mahasiswa yang tertangkap waktu itu, bahwa dirinya ditangkap bersama dengan Rais Dzuljais dari Fakultas Agama yang juga kader PMII Agama UMI. “Saya dan beberapa mahasiswa yang ditangkap dipukuli oleh aparat kemudian di bawa ke Rumah Sakit Plamonia. Kemudian
pada pukul 19.00 malam terjadi negosiasi dengan aparat namun tidak menemui titik temu. Sehingga memicu terjadinya gelombang aksi besar-besar oleh mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar sebagai aksi solidaritas. Pukul 21.00 semua mahasisawa dibebaskan dan kembali ke kosan masing-masing.
Bersambung...
Oleh: Muhammad Aras Prabowo, S.E., M.Ak
(Alumni Fakultas Ekonomi UMI sekaligus Mantan Ketua PMII RE UMI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H