Seenggaknya 12 jam ini banyak propaganda yang bilang bahwa FIFA gak bakal ngasih sanksi untuk PSSI. Sumber berita ini didapat dari pernyataan kontingen PSSI yang baru saja bertemu dengan Presiden FIFA, Sepp Blater, Sekjend FIFA, Jerome Valcke, dan Direktur Asosiasi Thierry Regenass. Sayangnya, pernyataan tersebut keluar dari mulut orang kedua, yaitu para pengurus PSSI. Maka masih diperlukan upaya untuk mengkonfirmasi pernyataan tersebut.
Sementara di pihak lain, AFC justru menyesalkan pembatalan sepihak MoU oleh pihak PSSI. Hal ini dikemukan oleh Sekjend AFC, Alex Soosay. Sebelumnya hal senada juga diungkapkan oleh Prince Ali bin Al-Hussein yang menjabat sebagai Exco di FIFA sebagai perwakilan dari AFC. Berdasarkan ucapan dua orang AFC ini, maka saya menyangsikan spekulasi yang diapungkan oleh kontingen PSSI sebelumnya. Ya mungkin benar saja bahwa mereka sudah bertemu dengan 3 petingga FIFA tersebut di mana pertemuan berlangsung lancar dan hangat. Namun yang harus diingat adalah, keputusan yang akan diambil nanti adalah keputusan Exco di mana di antara ketiga orang tersebut, hanya Sepp Blater yang tergabung di dalam Exco.
Jika mengira-ngira apa yang akan terjadi dalam rapat Exco besok, kemungkinan besar anggota Exco akan memberi perhatian ekstra pada paparan perwakilan AFC ketimbang penjelasan PSSI maupun KPSI. Bukan tanpa sebab, karena AFC telah dimandatkan oleh FIFA untuk membenahi kisruh di PSSI. Jadi, Exco FIFA rasanya akan menilai bahwa paparan AFC adalah penjelasan terbaik yang bisa mereka dapatkan.
Lalu kira-kira bagaimana sikap AFC sendiri? Seperti tulisan saya sebelumnya, AFC selama ini sudah berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan bokong PSSI. Jungkir baliknya usaha AFC tersebut menghasilkan MoU. Namun begitu MoU tersebut dibatalkan secara sepihak oleh PSSI, sepertinya AFC pun menjadi kurang hormat kepada PSSI.
Terus terang, masih abu-abu untuk bisa melihat secara jelas bagaimana sikap AFC. Apakah sikapnya tidak akan berubah di mana AFC menghendaki kedua pihak bersatu atau mereka sudah angkat tangan dan memvonis Indonesia tidak bisa lagi diselamatkan. Namun yang jelas, ada satu opsi yang sangat kecil kemungkinannya diambil, yaitu merekomendasikan salah satu pihak sebagai pihak yang (lebih) benar, entah itu PSSI atau KPSI. Mungkin opsi terakhir ini akan lebih besar peluangnya jika saja PSSI tidak membatalkan MoU. Namun nasi sudah menjadi bubur.
Selain paparan yang akan disampaikan AFC, PSSI juga rasanya akan mendapatkan musuh. Siapa musuh tersebut? Tentu saja Exco dari perwakilan Conmebol. Conmebol akan merasa perlu membawa aspirasi APF, PSSI-nya Paraguay, mengenai kematian Diego Mendieta. Paraguay termasuk elemen penting dalam Conmebol, hal ini bisa dilihat dari ditunjuknya Luque, Paraguay sebagai markas besar Conmebol. Kematian Mendieta memang bukan kesalahan langsung PSSI, karena Mendieta membela klub yang bernaung ke KPSI. Namun mana mau mereka peduli dengan apa itu PSSI atau KPSI. Bagi mereka Indonesia ya PSSI.
Ke manakah arah suara perwakilan UEFA, Concacaf, CAF, dan OFC di dalam Exco FIFA kemudian akan berhembus? Bukan lobi kontingen PSSI dan Task Force Kemenpora , namun justru bagaimana AFC nanti akan menghidangkan kisruh PSSI ke dalam Rapat Exco FIFA yang akan amat menentukan nasib PSSI.
FIFA sudah berulang kali menganulir ancamannya untuk men-suspend PSSI.Apakah kali ini ancamannya juga akan dianulir lagi? Jika ya, selamatlah sepakbola Indonesia. Namun jika demikian, maka kredibilitas FIFA sendiri yang nantinya akan dipertanyakan. Sudah berkali-kali dikhianati, kenapa masih memberi kesempatan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H