Mohon tunggu...
Rae Arani
Rae Arani Mohon Tunggu... -

There's nothing new under the same sun.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PSSI & KPSI: An Offer He Can't Refuse

23 Oktober 2012   03:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:30 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rapat Joint Committee mengenai penyatuan Tim Nasional berakhir antiklimaks. Kedua belah pihak tidak berhasil menemukan titik temu. KPSI menilai Alfred Riedl lebih layak menjadi pelatih kepala Tim Nasional, sementara PSSI menilai Joint Committee tidak memiliki otoritas dalam penentuan pelatih kepala (tapi berani mengusulkan jabatan advisor bagi Riedl?).

Mengapa jabatan pelatih kepala Tim Nasional bagi KPSI begitu penting untuk diperjuangkan? Jawabannya adalah untuk menentukan komposisi pemain yang kemudian akan berlaga di AFF Cup kelak. Andaikata Nil Maizar terpilih sebagai pelatih kepala, bisa dipastikan bahwa komposisi Tim Nasional akan didominasi pemain-pemain IPL. Begitu pula sebaliknya, apabila Alfred Riedl menjadi pelatih kepala, sudah hampir pasti pemain-pemain ISL akan mendominasi Tim Nasional.

Bukan karena Nil Maizar sentimen terhadap pemain-pemain ISL. Bukan juga karena Riedl sentimen dengan pemain-pemain IPL. Namun, masing-masing pelatih pasti akan lebih mempertahankan Tim yang sedang mereka bimbing ketimbang merombak lagi susunan pemain. Waktu semakin sempit, tidak mungkin lagi mereka-reka komposisi baru. Lebih aman memakai tim yang sudah benar-benar mereka kenal luar-dalamnya.

PSSI sebagai kubu yang berada di atas angin tidak mampu memanfaatkan posisinya untuk bermanuver. Layaknya Don Corleone, harusnya PSSI mampu berkata, “I’m gonna make him an offer he can’t refuse”.

Rapat dua jam lebih yang dijalankan Joint Committee agaknya hanya berputar-putar di dua opsi. Miskinnya kreatifitas anggota Joint Committee membuat mereka tidak bisa membuat apa yang disebut sebagai “An offer he can’t refuse”.

Kalau memang KPSI sebegitu bulat tekadnya untuk memajukan Alfred Riedl sebagai pelatih kepala, ya coba saja PSSI berikan jabatan itu dengan target setinggi-tingginya pada AFF Cup, Juara I. Ajukan saja klausul apabila target tidak tercapai, maka akan dilakukan evaluasi untuk jajaran pelatih.

Kalau PSSI tidak mau terlihat “kalah” dengan menyerahkan jabatan pelatih kepala kepada Alfred Riedl, tawarkan saja jabatan pelatih kepala di Tim Nasional yang lain. Toh, Tim Nasional Indonesia bukan hanya ada satu. Masih ada Tim Nasional U-23 yang saat ini prestasinya amblas. Pelatih di Tim Nasional ini sangat layak untuk dievaluasi. Kemampuan Alfred Riedl pun tidak jelek-jelek amat untuk menangani Tim Nasional. Apalagi Tim Nasional U-23 tidak kalah gengsinya jika dibandingkan dengan Tim Nasional senior. Tekan saja KPSI untuk menerima opsi ini.

Andai KPSI tetap berkepala batu. Kombinasikan saja kedua opsi di atas. Nil Maizar di Tim Nasional U-23 dan Alfred Riedl di Tim Nasional senior. Jika nanti Alfred Riedl tidak bisa membawa pulang gelar juara, kembalikan lagi Nil Maizar di posisi pelatih Tim Nasional senior. Meskipun terlihat “kalah”, namun setidaknya dengan langkah ini, PSSI bisa menyelamatkan Nil Maizar dari cercaan masyarakat apabila kelak ternyata Tim Nasional tidak bisa menjadi juara di AFF Cup. Lagian, dengan kondisi saat ini, siapa pun yang menjadi pelatih kepala Tim Nasional Indonesia, rasanya akan sulit membawa Indonesia juara AFF Cup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun