Pandangan dalam tulisan ini tidak umum. Jika banyak orang berpikir Anies Baswedan tepat menempati posisi Menteri Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kebudayaan, maka saya justru menganggap ini keliru. Meskipun begitu, saya bisa memahami dari mana pemikiran Anies Baswedan cocok menjabat pimpinan kantor di Senayan tersebut.
Orang akan selalu mengaitkan Anies Baswedan dengan Indonesia Mengajar. Karena Anies lekat dengan Indonesia Mengajar, maka cocoklah Ia menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Padahal kalau dikaji dengan tenang, cermat, dan teliti, prestasi Anies di Indonesia Mengajar tidak ada hubungannya dengan Pendidikan Dasar dan Menengah. Ada tiga hal yang perlu kita cermati terkait rekam jejak Anies Baswedan.
Latar Belakang Pendidikan Anies Baswedan Bukan di Bidang Pendidikan
Selama kuliah, Anies lebih banyak belajar mengenai ekonomi. Baik selama di UGM ataupun di University of Maryland. Jadi jangan heran kalau sebenarnya jarang sekali kita mendengar Anies membicarakan ide-ide terobosan di bidang pendidikan dasar.
Karier Anies Baswedan Ada di Pendidikan Tinggi
Prestasi Anies Baswedan memang moncer, tapi itu semua didapatkan di dunia Pendidikan Tinggi. Terakhir, Anies tercatat sebagai rektor di Universitas Paramadina. Universitas, bukan SD, SMP, atau SMA. Kalau dilihat dari kariernya, Anies mungkin lebih tepat ditaruh di posisi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Mungkin.
Indonesia Mengajar dan Hubungannya dengan Pendidikan Dasar
Indonesia Mengajar memang benar jempolan. Tapi kalau coba dicari hubungan Indonesia Mengajar dengan keberhasilan pendidikan dasar, maka jawabannya adalah: nyaris tidak ada. Apa ada anak didik dari program Indonesia Mengajar yang mencuat? Tidak ada. Indonesia Mengajar hanya membeo apa-apa yang sudah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya.
Tujuan utama Indonesia Mengajar memang bukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dasar di Indonesia. Tujuan utama Indonesia Mengajar adalah menggugah anak muda Indonesia untuk melakukan sesuatu.
Jadi, dalam Indonesia Mengajar, pendidikan bukan sebagai subjek, namun sekedar sebagai objek. Kurikulum yang dipakai tetap kurikulum yang ada. Bukan kurikulum yang diambil dengan pendekatan baru misalnya. Tidak ada yang baru. Seandainya Anies membuat gerakan Indonesia Bertani, mengirim anak-anak muda ke daerah-daerah pertanian, maka prestasinya tetap bukan di bidang pertanian.
Prestasi Anies Baswedan dalam Indonesia Mengajar yang membuat orang menaruh hormat adalah bagaimana Anies dapat menggugah, menginspirasi, dan menggerakkan anak-anak muda Indonesia. Anak-anak muda yang belakangan ini cenderung apatis, lebih banyak berkomentar bisa digerakkan Anies untuk melakukan sesuatu yang nyata.
Nah, dari prestasi Anies tersebut, maka sebenarnya Anies lebih tepat jika menempati posisi Menteri Pemuda dan Olahraga. Selama ini, bidang kepemudaaan di Menpora sering menjadi anak tiri. Jika menjadi Menpora, Anies bisa merubah paradigma ini. Sudah saatnya Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak melulu menganaktirikan bidang kepemudaan. Bukan tidak mungkin jika Indonesia Mengajar bisa berkembang misalnya menjadi program Wajib Mengajar, meniru program Wajib Militer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H