Mohon tunggu...
Very Important Person
Very Important Person Mohon Tunggu... Pilot - Saya akan mengungkap segala sesuatu tentang

I am not perfect, but I am limited edition

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kupas Tuntas Low Cost Carrier (LCC)

11 Januari 2015   05:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di workshop penerbangan yang bersertifikat AMO145. Berapakah harga repair atau perbaikan per-komponen pesawat terbang? ...

Workshop pesawat yang bersertifikat AMO145 di indonesia yang tergabung dalam IAMSA (Indonesia Aircraft Maintenance Services Association) misalnya, mereka sering mengeluh tentang harga perbaikan yang sangat murah sesuai kemauan dari maskapai penerbangan. Kita bandingkan dengan Malaysia, misal untuk perbaikan satu unit ACM (Air Cycle Machine)untuk CN235 di dikenakan harga hampir 30-40% dari harga baru. Harga ACM berkisar $110.000-$130.000 atau mendekati 1.5 milyar rupiah. Sementara ongkos repair di workshop perbaikan di Indonesia berkisar antara 150juta-300juta per unit. Workshop biasanya banting harga murah karena pasar menuntut begitu. Kalau kita bertahan di harga tinggi sudah pasti tidak akan dapat order.

Bagaimana sebuah ACM yang spare part aslinya bisa mencapai harga $38.000 hanya di repair seharga $10.000-$25.000 saja?

Regulasi DGCA (Directorate General of Civil Aviation) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) sebagai badan yang berwenang mengawasi pun tidak bisa berbuat banyak menyangkut hal ini. Biasanya kapabilitas sebuah workshop yang berjumlah puluhan di random check 3-5 item saja. Workshop pun tak berdaya mengikuti prosedur karena harga peralatan yang begitu tinggi. Proses perijinan baru AMO145 saja bisa mencapai 100juta, dan perpanjangannya bisa mencapai 30 jutaan. Itu belum termasuk testbench dan alat kelengkapan untuk perbaikan harganya bisa mencapai milyaran kalau mengikuti prosedur. Component maintenance manual di tuntut untuk update setiap tahun demi menjaga safety dan masih banyak hal lain yang menjadikan harga maintenance pesawat begitu tinggi.

Mungkin kelemahan dibalik LCC itulah yang menjadi dasar Jonan menaikkan tarif. Siapa yg patut di salahkan jika kejadiannya seperti itu?...

Apakah DGCA sebagai badan pemerintah? apakah worshop perbaikan? apakah maskapai yang inginnya repair serba murah? jika dikaji lebih dalam, semua pasti saling berkaitan. Apakah dengan menaikkan tarif bisa menjamin keselamatan (safety)?

Jika DGCA terlalu ketat, maka akan banyak perusahaan perbaikan akan tidak dapat sertifikat dan yang sudah ada bisa bangkrut, dan jika bangkrut tentu banyak maskapai kesulitan mencari tempat repair yang harganya kompetitif.

Maskapai dengan harga murah jangan diidentikkan dengan safety murahan. Harga promo jangan diidentikkan dengan keselamatan adalah nomor dua.

Semoga bermanfaat, mohon maaf apabila masih ada kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun