Penjualan Tiket Dengan Konsep "Apa Yang Dibutuhkan Konsumen"
Anda hanya membawa tas ransel, maka tidak perlu membayar bagasi 20kg, apalagi 40kg (tapi rata-rata maskapai penerbangan sekarang mengharuskan kita membayar biaya bagasi minimum, meskipun tidak ada keperluan menggunakan bagasi) Apakah anda ingin masuk pesawat paling dulu dan duduk di kursi paling depan (hot seat)? Jika iya, maka silahkan tambah biayanya. Mau makan? Juga tambah lagi biayanya. Silahkan saja hitung total semuanya, jatuhnya tidak akan beda dengan maskapai lain. Tapi dengan adanya pilihan seperti ini, penumpang bisa terbang lebih ekonomis dengan opsi yang sesuai dengan kebutuhan.
Tiket Promo
Apa ada maskapai penerbangan yang menjual tiket Rp.50.000 bahkan Rp.0? Tidak masuk akal ah? Kalau murah berarti jangan berharap selamat gitu yah?
Itu masuk akal, Citilink pernah menjual tiket promo seharga Rp. 50.000, sekaligus pengenalan pesawat baru mereka Airbus A320.
"Jika anda membeli tiket untuk tahun depan saat ini, kami akan berikan harga promo mulai dari Rp. 15.000 hingga Rp.0. Berlaku hanya untuk 3 yang tercepat".
Karena toh, promo atau tidak rata-rata memang 90% terisi, sekalian saja promo, sekaligus bikin senang calon penumpang. Bagi maskapai itu adalah trik yang paling sederhana. Tidak merugikan mereka. Toh 10% kursi itu rata-rata memang akan tersedia alias kosong. Kecuali di masa-masa sibuk (peak season), tidak akan ada promo, bahkan harga tiketnya bisa lebih mahal dibanding maskapai nasional Garuda Indonesia.
Kelemahan Dibalik Kelebihan LCC
Benarkah LCC menjamin safety konsumen? Jika maskapainya "nakal" dan turut memangkas sisi safety bagaimana? ...
Ya, itu bisa saja terjadi, berikut ini pemaparannya ...