Mohon tunggu...
Tiara Indahputri Solihin
Tiara Indahputri Solihin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paylater dan Gaya Hidup Konsumtif

14 September 2022   08:00 Diperbarui: 14 September 2022   08:02 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan zaman digital sudah berkembang di seluruh dunia. Hal ini membuat masyarakat mudah mengakses kebutuhan sehari-hari, salah satunya dalam hal berbelanja. Hal inilah yang sering disebut sebagai budaya urban, yang dicirikan antara lain berhubungan dengan kota dengan segala heterogenitasnya.  

Selanjutnya budaya urban berkaitan dengan mengkonsumsi dengan cara tertentu, dalam hal ini belanja online atau berbelanja menggunakan platform digital.  Dengan kata lain, cara berbelanja ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban.

Berbagai kemudahan ditawarkan dalam belanja online, antara lain fasilitas kredit online atau dikenal sebagai paylater.  Paylater adalah istilah untuk pembelian barang dan jasa dengan cara membayar nanti atau bisa juga dengan cara mengangsur.  

Namun dari berbagai kasus yang akhir-akhir ini terjadi, sebagian besar  permasalahannya adalah gagal bayar dari pengguna paylater.  Hal ini disebabkan karena semakin bertumpuknya jumlah tagihan belanja yang tidak mampu dibayar pengguna sehingga berimplikasi pada tuntutan hukum dan sengketa. 

Meskipun paylater ini jumlahnya dibatasi, namun karena terdapat bunga yang harus dibayar maka jumlah tagihan semakin lama semakin menggunung sehingga memungkinkan tidak bisa dilunasi.

Dengan semakin banyaknya kasus paylater yang gagal bayar ini, maka perlu adanya kajian tentang gaya hidup terutama bagaimana cara menyikapi fenomena ini.  Karena hal-hal yang berhubungan dalam persoalan ini sudah menjadi permasalahan dalam budaya urban. Tindakan apa saja yang harus dilakukan pengguna agar lebih bijak dalam berbelanja.  Serta solusi apa saja yang harus dilakukan agar aman dan nyaman dalam berbelanja online.

Nilai Budaya Yang Dianut

 

Dari berbagai persoalan yang muncul dalam kaitannya belanja online yang menggunakan paylater ini beberapa hal yang perlu dicermati antara lain sebagai berikut.

Pertama. Budaya urban adalah bentuk dari cara berpikir, cara merasa dan cara bertindak manusia urban (perkotaan) dalam kehidupannya. Hal ini menyangkut tentang nilai yang dianut. Selain itu, nilai tersebut juga merupakan bentuk pencarian dan pemuasan yang ingin dicapai.  Dengan demikian manusia urban merupakan pokok persoalan dalam kehidupan kebudayaan di perkotaan.

Kedua.  Manusia urban ini berhubungan erat dengan persoalan gaya hidup. Manusia urban adalah penentu dan identitas dalam kehidupan sosial. Gaya hidup manusia urban mewujud dalam berbagai bentuk antara lain dari tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan keadaan pasar. Simbol-simbol, aturan-aturan, teknologi yang berkembang dapat mengubah masyarakat sehingga menghasilkan budaya baru. Dengan demikian sering mengubah pemikiran yang dianut sebelumnya, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan sosial. 

Ketiga. Secara sederhana, budaya konsumtif adalah perilaku boros dan berlebihan.  Budaya konsumtif adalah perilaku yang seharusnya dihindari karena dapat menimbulkan obsesi yang berlebihan terhadap barang dan jasa tertentu. 

Perilaku konsumtif tidak memikirkan akibat jangka panjang, dapat menghancurkan finansial seseorang karena perilaku boros yang dilakukan. Perilaku konsumtif selalu membeli produk dan jasa yang berlebihan dan belum tentu diperlukan. Perilaku konsumtif hanya berdasarkan keinginan dan tidak pernah puas, dan  itulah sifat yang mendasar dari manusia.

Keempat.  Hal ini juga berhubungan dengan pengambilan keputusan sebelum melakukan tindakan belanja.  Hal ini sering didorong oleh keinginan untuk memenuhi ego dan hasrat samata bukan pada kebutuhan. Perilaku konsumtif sering tidak rasional dan berlebihan serta tidak terencana dengan baik.    

 Kelima. Platform pemasaran digital memang menawarkan kemudahan yang merayu konsumen penggunanya. Jika tidak rasional sering menyebabkan kita membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mampu dibeli. 

Paylater memang memudahkan tetapi jika dilakukan terus-menerus dan tanpa perencanaan menyebabkan persoalan karena belanja melampaui anggaran dan sangat menganggu keadaan finansial. Paylater dikenakan bunga atau denda yang tinggi jika tidak segera dibayar lunas.

  

Solusi

Penggunaan paylater sangat tergantung pada penggunanya. Paylater tidak ada bedanya dengan pinjaman kredit yang menggunakan aplikasi dengan berbagai macam platform. Jadi prosesnya lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan pinjaman kredit lainnya yang harus melalui proses pengajuan ke bank.

Paylater tidak sepenuhnya salah asalkan penggunanya bijak dan teliti dalam menggunakannya. Cara yang tepat adalah menabung dulu sebelum melakukan berhutang agar tidak terjadi penumpukkan hutang yang terlalu banyak. Konsumen juga memperhatikan kebutuhannya sebelum membelinya agar tidak terburu-buru berhutang dengan bunga yang tinggi.

Memang mudah melakukan paylater akan tetapi ada perjanjian yang harus ditepati oleh penggunanya.  Hutang yang dibayarkan akan dikenakan bunga sesuai dengan ketentuan. Oleh karenanya pengguna online shop harus bijak dan teliti dalam berbelanja. Solusi yang paling tepat adalah membuat rencana prioritas apa yang dibutuhkan dan bukan apa yang diinginkan.

Solusi yang lain adalah menjadi diri sendiri.  Harus dapat mengukur kemampuan keuangan diri sendiri.  Tidak perlu meniru selebgram atau selebriti. Apa lagi meniru teman dan tetangga.  Hal yang juga penting adalah belajar mengola keuangan dengan lebih baik dan mengenali diri sendiri.  Karena sejatinya kebahagiaan tidak perlu dipenuhi dengan perilaku konsumtif dan belanja berlebihan apalagi dengan sistem belanja paylater.  Berbudaya yang baik, dimana nilai budaya yang dianut akan menentukan perilaku hidup sehari-hari. ****

Tiara Indahputri Solihin

Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Airlangga- Surabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun