Mohon tunggu...
Arsad Rahim Ali
Arsad Rahim Ali Mohon Tunggu... Administrasi - Epidemiolog, Nutritionist, Perencana Pembangunan Daerah dan Citizen Journalist Blog

Bekerja ditingkat Kabupaten

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nama Arwah "Ruh" dan Mendoakannya

11 Juli 2023   18:33 Diperbarui: 11 Juli 2023   18:56 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Doa Arwah  (Ruh) yang dihajatkan adalah sesuai identitas ruh arwahnya, "Ila ruhi fulan bin fulan al Fatihah ..Namun sebelumnya wajib dibacakan doa kepada Ruh muhammad sebagai asal muasal ruh si fulan bin fulani dan ruh kita semua, yang sudah merupakan ijmah (konsensus) dari para ulama kalam dan ulama tasawuf dari golongan ahli sunah wal jamaah memulai doa ruh-arwah sebagai penjabaran hadist Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam memberitahukan kepada Jabir r.a,

"Mula-mula yang diciptakan oleh Allah Taala, wahai Jabir ialah, nur Nabimu daripada nurNya Allah Taala" dengan memulai "Al Fatihah.... ila ruhi saidi rasulullah muhammad bin Abdullah,... agar kelak doa-doa kita bisa menjadi sebab-musebab diizinkan Allah Taala mendapat safaat nabi dan safaat anak shaleh untuk leluhurnya.

"Telah datang kepadaku malaikat dari sisi Tuhanku Azza wa Jalla, lalu memberikan pilihan kepadaku: antara separuh umatku akan dimasukkan surga atau syafaat. Maka saya memilih syafaat, dan syafaat ini untuk orang yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun". (HR.Imam Tirmizdi). Allah Ta'ala Berfirman, "Tiada yang memberi syafaat disisi Allah tampa seizinNya" qs. Al Baqarah 256. Dan dari hadits Nabi yang dikemukakan Imam Ibnu Majah, "Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an dan menghafalkannya, maka Allah masukkan ia ke surga, dan memberikan syafaat kepadanya sepuluh dari keluarganya yang semua divonis masuk neraka." Yaa. sebutlah nama-nama keluargamu itu.

 -------------

Kesimpulannya adalah Awalnya ruh belum bernama, yang ada adalah nama kedua orang tuanya, setelah Ruh itu ditiupkan kedalam jazad  sebagai hasil dari kerja sama ibu-bapaknya, lahir kedunia sebagai manusia, kemudian diberilah nama oleh kedua orang tuanya. Bila meninggal Ruh meninggalkan Jasad dengan identitas Namanya dan nama bapaknya. Itulah nama Ruh, Nama Ruh sebagaimana yang dimaksud oleh DR Arrazi Hasyim, saya belum bisa memahaminya.

 

Wallahu A'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun