Mohon tunggu...
Arsad Rahim Ali
Arsad Rahim Ali Mohon Tunggu... Administrasi - Epidemiolog, Nutritionist, Perencana Pembangunan Daerah dan Citizen Journalist Blog

Bekerja ditingkat Kabupaten

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perkawinan Dini dan Stunting di Provinsi Sulawesi Barat

20 Februari 2023   10:04 Diperbarui: 20 Februari 2023   10:08 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Entah kenapa para pakar di provinsi Sulawesi Barat menyebutkan perkawinan dini adalah penyebab utama stunting di Sulawesi Barat. Entah logika apa yang di gunakan ?

Di acara diskusi program pentahelix dalam pencegahan stunting di provinsi Sulawesi Barat yang diselenggarahkan Akademi Keperawatan YPPP Wonomulyo, Minggu, 19 Februari 2023 dengan tema  Impelemntasi Sipamandar untuk pencegahan dan penanganan stunting dalam merdeka belajar kampus merdeka kepala perwakilan  BKKBN Sulawesi Barat Bp. Nuryamin, mengatakan revalensi stunting hasil SSGI tahun 2022 ditemukan sebesar 35%, bersama NTT (cuman beda koma) berada diurutan buncit dari seluruh provinsi di Indonesia.

Ia (Nuryamin) menjelaskan dalam presentasenya bahwa para pakar -- rekomendasi pakar-- di Sulawesi Barat  menyebutkan bahwa prioritas pertama dari 10 priorities'  dalam penanganan stunting adalah  adalah perkawinan dini yang masih ditemukan sebesar  17-20% dari seluruh perkawinan yang ada di Sulawesi Barat. Dijelaskan pula dalam slide lainnya, disebutkan bahwa yang hamil muda sebesar 1,9 % dari seluruh kehamilan di Sulawesi Barat.

Presentase Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat ini, ditanggapi oleh penulis yang sebagai sebagai akademisi dari Akper YPPP Wonomulyo, "Alasan apa para pakar yang ada di Sulawesi Barat menempatkan pada prioritas utama sebab terjadinya stunting adalah perkawinan dini yang tinggi yang hanya ditemukan pada mereka dengan hamil muda yang hanya 1,9%. ? 

Perlu diketahui bahwa hamil muda  dengan 1,9 % dari hasil penelitian, hanya memiliki resiko terjadinya stunting sebesar 2 digit dan dipregnosis dapat diatasi, Ini Artinya bahwa stunting dengan perkawinan dini di Sulawesi Barat pada dasarnya dapat diatasi.  Kepala perwakilan BKKBN Sulawesi Barat tidak bisa menjawab pertanyaan ini, hanya mencatatnya sebagai bahan untuk didikkusikan pada tim percepatan penurunan stunting di lingkup pemerintahan provinsi Sulawesi Barat.

Saya belum bisa memahami, Entah kenapa para pakar di Sulawesi Barat mengatakan bahwa Perkawinan dini adalah sebab utama terjadinya stunting dan diviralkan oleh para pejabat dalam pemerintahan provinsi Sulawesi Barat ? Hamil tua di Sulawesi Barat ini ditemukan sebesar 40 %, tidak lebih beresiko daripada hamil muda yang sebesar 1,9%.... ?????. Entah ilmu logika apa yang digunakan???..,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun