Kompasianer Bandung Mendadak Kopdar, Kelewat Berisik Sampai Ditegur Waiter Cafe!

"Punten, kakak-kakak. Mohon volume suaranya dikecilkan sedikit ya agar tidak mengganggu pengunjung yang lain, di sebelah lagi ada yang meeting!" 

Suara teguran lembut waiter Nuesara Coffee & Habitual, Bandung, itu mengagetkan kami semua --peserta kopdar-- yang sedang asyik mengobrol.

Saya dan Musfi langsung tatap-tatapan salah tingkah, lalu buru-buru minta maaf kepada waiter. Sepenuhnya sadar diri kalau kami berdualah yang PALING berisik. 

Wong Palembang dan Bekasi yang suka teriak-teriak kalau ngomong ini agaknya lupa kalau sedang berada di Bumi Pasundan yang kulturnya jauh lebih kalem dan lembut.

Saya yakin Kompasianer Bandung yang lain, yakni Bang Raja Lubis, Kang Jujun Junaedi, dan Teh Ririe Aiko belum pernah ditegur orang karena berisik keasyikan ngobrol sebelum ini. Meskipun sama antusiasnya kala bercerita, tapi volume suara orang berdarah Sunda tentu berbeda dengan saya dan Musfi. 

Tapi itu sekaligus menunjukkan betapa hangat dan cairnya pertemuan sore itu. Terlalu asyik berbincang dan menikmati momen, membahas apa saja layaknya teman lama yang sudah belasan tahun tidak bertemu. 

Kopdar Kompasianer Bandung pada Selasa (6/11) kemarin terhitung mendadak. Berawal dari ajakan Musfi, Community & Event Moderator Kompasiana yang menghubungi saya via chat pada pagi harinya.

Meski sempat sedikit kesal karena ajakan yang begitu mendadak, namun saya tetap excited mengiyakan. Rasanya sudah lama sekali vakum dari Kompasiana karena tanggung jawab dan kesibukan baru sebagai ibu dengan dua bayi kembar. 

Berbekal izin dari suami, saya berangkat dari Cimeunyan menuju kawasan Dago. Menembus jalanan Bandung yang semi macet dengan doa semoga sampai tujuan sebelum hujan. 

Menanti Gebrakan Kompasiana Pusat di Bandung

Sumber : googlemaps Nuesara coffee & Habitual

Selain M. Syifa Syarofi alias Musfi yang sudah saya kenal dari sejumlah project Kompasiana sebelum ini, dalam Kopdar Kompasianer Bandung kemarin juga hadir sejumlah tim dari Kompasiana lainnya yang belum saya kenal sama sekali. 

Senang akhirnya bisa berkenalan dengan Marcia Audita alias Kak Cia selaku Head Content Kompasiana, sosok cantik di balik kurasi ribuan tulisan yang tayang di Kompasiana. Lalu ada Rayhan Imam, Si ganteng Marketing Planner, serta Nurul Asih si Account Executive yang jilbab pastelnya bikin adem suasana.

Saat berbincang, Geng Kompasianer Bandung puas bisa mengeluarkan uneg-uneg langsung seputar K. Banyak harapan dan masukan disampaikan agar K ini tetap bisa eksis di era yang sudah jauh berkembang dari awal kemunculannya. Termasuk flashback keseruan ajang Kompasianival yang baru berlalu.

Kami mengapresiasi sejumlah manuver yang dilakukan tim Kompasiana untuk regenerasi Kompasianer. Salah satunya dengan cara lebih aktif memanfaatkan sosial media untuk mengambil hati para gen X dan Z. 

Terbukti efektif, saya meski lama vakum menulis namun tetap tertarik membaca artikel yang teasernya selalu tayang di akun media sosial kompasiana.

Kami juga dibisikin, bahwa kehadiran tim Kompasiana pusat di Bandung juga dalam rangka menggodog suatu project yang bekerja sama dengan salah satu BUMN. Besar harapan kami agar project itu bisa benar-benar terealisasi di Bandung. Bosan juga kan kalau event besar cuma ada di Jakarta terus. 

Tak terasa, dua jam pun berlalu begitu cepat. Pertemuan terpaksa berakhir karena tim Kompasiana harus bertemu klien kembali sebelum kembali ke Jakarta malam harinya.

Namun kami sempat berencana mengaktifkan lagi Kompasianer Bandung --atau lebih tepatnya Kompasianer Jabar-- agar di next Kopdar bisa lebih banyak lagi Kompasianer yang hadir meramaikan. 

Sampai jumpa lagi semuanya, kami tunggu gebrakan baru dari Kompasiana!

***

Salam dari Bumi Pasundan, yang lahir saat Tuhan sedang tersenyum.