Salah satunya, kotoran cacing yang dibudidayakan warga, diproses menjadi  pupuk organik ramah lingkungan dengan metode vermicomposting yang dikenal dengan sebutan kascing (bekas cacing).
Kascing tersebut kemudian dipakai kembali oleh warga untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam budi daya sayuran yang ramah terhadap lingkungan. Adapun limbah pertanian dapat digunakan untuk pakan ternak dan dikompos untuk menjadi sumber pupuk organik.
Tidak hanya itu, untuk meningkatkan nilai jual, hasil panen dari kebun serta ternak diolah terlebih dahulu oleh penduduk Suntenjaya menjadi berbagai produk olahan, seperti sale pisang, keripik bayam, yoghurt, permen karamel, dan kopi.
Penggerak Desa yang Inspiratif
Saat ini, warga Desa Suntenjaya sudah tergolong sejahtera dan mandiri. Terlepas dari kekompakan warga desanya sendiri, keberhasilan Desa Suntenjaya dalam program KBA tidak bisa dipungkiri juga berkat kehadiran seorang inisiator atau penggerak yang juga merupakan warga lokal setempat.
Sosok penggerak di Desa Suntenjaya adalah Gunawan Azhari, atau yang biasa disapa dengan Kang Gunawan. Selain penggerak pelestari lingkungan di Desa Suntenjaya Kang Gunawan juga merupakan ketua dari Ecovillage Desa Suntenjaya.
Menurut Kang Gunawan, masyarakat Suntenjaya dulunya punya kebiasaan membuang kotoran sapi ternaknya langsung ke sungai. Tentunya hal tersebut berakibat tidak baik dan bisa mencemari sungai. Padahal, sungai yang ada di Desa Suntenjaya merupakan hulu sungai Cikapundung yang mengalir membelah Kota Bandung.Â
Beruntung, saat ini kebiasaan tersebut sudah berhasil diubah. Warga Suntenjaya bahkan sudah mampu memanfaatkan kotoran sapi limbah dari peternakan mereka menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Pupuk yang dihasilkan kemudian digunakan warga desa untuk budidaya sayuran.
"Dengan bimbingan dari Astra, warga mulai memahami dan mempraktekkan cara memproduksi kebutuhan pokok dalam menjalankan usaha pertanian dan peternakan yang berkelanjutan, seperti pupuk, pangan dan pakan ternak, dengan menerapkan sistem pertanian terpadu," kata Gunawan Azhari.
Referensi: