Kisah Nannerl membuat sedikit banyak menjawab pertanyaan saya, mengapa nama komposer klasik perempuan tak pernah terdengar gaungnya. Bukan tidak ada, bukan tidak mampu yang jelas. Mereka hilang dan tenggelam oleh diskriminasi gender untuk kemudian dilupakan begitu saja oleh sejarah.
Perempuan, sejak dulu hanya diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Ah, kasihan Nannerl. Dia hidup di era yang salah. Andai dia hidup di masa kini, dia sepertinya bukan sekadar jadi manusia bayangan di channel youtube adiknya. Mungkin musiknya dipakai dalam film-film fenomenal atau bahkan mencetak rekor di grammy awards.
Mungkin.
Nyatanya, Nannerl sudah meninggal hampir 200 tahun yang lalu. Dan selamanya dia hanya akan dikenang sebagai Nannerl, la Soueur de Mozart.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI