Hanya sekejap saja semua itu dia lakukan sebelum akhirnya meninggalkan panggung untuk kembali ke bangku penonton.
"Kutusuk dalam-dalam Bendera Indonesia dan Garuda di dadanya. Kugenggam erat tangan kanannya. Sayang, dia seperti tidak ada tenaga, lemas sekali. Mungkin karena dia juga sedang bergumul berjuang mengalahkan penyakit demam yang mencoba mengganggunya."
Dalam pertandingan selanjutnya yang dilakukan dengan mode Best of Five, Ridel berhasil menumbangkan atlet Cina.
Emas perdana berhasil digenggamnya, bukan hanya berhasil membungkam dominasi yel yel Cina, namun juga emas yang berhasil mengukir sejarah bagi Indonesia.
Sampai tulisan ini dibuat, emas Ridel Yesaya Sumarandak masih menjadi satu-satunya emas dari cabor e-Sports bagi Indonesia.
***
Terima kasih Ridel. Terima kasih Richard Permana. Tidak mengenal satu sama lain bukan halangan untuk saling merangkul dan berbagi dukungan.Â
Kisah kalian berdua membuatku yakin, bahwa Indonesia, negeriku tercinta, ini memang sedang baik-baik saja.
Salam hangat dari Palembang.