Beberapa bulan setelah papa meninggal, mama saya di dusun kebingungan untuk akses mobilitas sehari-hari. Di dusun mama yang berjarak 30 km dari Jembatan Ampera itu tidak ada angkutan umum.Â
Beliau juga kesulitan memakai motor tua peninggalan mendiang papa yang berkopling.  Saya sendiri tinggal terpisah (ngekos di kota Palembang) dan jelas tidak bisa "mengojeki" mama setiap hari. Dengan berbagai pertimbangan, pun dari pada pusing  berkepanjangan, akhirnya kami membeli sebuah motor baru untuk mama pakai.
Walau termasuk orang kampung dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi, Â selera mama untuk sepeda motor yang jadi tunggangannya itu rupanya sama sekali tidak kampungan.Â
Bahkan harus saya akui, patut diacungi jempol. Dari sekian banyak jenis dan tipe yang ditawarkan saat menge-check di Thamrin Brothers, pilihan beliau jatuh pada skuter matik Yamaha Aerox 155 Yellow.Â
Motor ini jauh lebih cocok dipakai mejeng oleh anak-anak muda karena penampilan luarnya sangat keren. Tapi mengingat mama saya itu tipe wanita yang luar biasa tomboy dan berjiwa muda, jadinya ya cocok-cocok saja sih :D (lagian kualat lho kalau melawan mama, suka-suka beliau lah pokoknya mau pilih motor yang mana).
Awalnya saya pikir Yamaha Aerox 155 ini sama saja dengan skutik biasa. Namun begitu menjajal sendiri, skutik ini terasa sekali bedanya dengan skutik lain. Suara mesinnya saat menyala sangat halus, sampai nyaris nggak kedengaran. Tapi performanya sangat mantap dan bertenaga, tarikannya enteng, dan motor ini juga sangat gesit.Â
Untuk dipakai di jalanan dusun yang tidak rata dan didominasi kecepatan rendah, motor ini stabil. Namun saat dibawa muterin kota Palembang yang jalanannya mulus nan rata dengan kecepatan tinggi juga sama stabilnya.Â
Favorit mama saya adalah desain bagasinya yang luar biasa luas (total 25 liter). Bisa memuat lebih banyak barang seperti belanjaan, helm, atau perlengkapan berkendara lainnya.Â