Aaarrrrggghhhh, sebelah mane, cuuuyyy????
***
Well, mungkin dalam ini saya lebay, overthinking, atau malah suudzhon. Tapi saya tahu, plagiarisme itu awalnya ya selalu dimulai dari hal-hal kecil begini.
Saya akui, dulu juga sering begini kok. Nemu tulisan kece di grup langsung copast dan langsung disebar... meski ga pernah mengaku-ngaku itu tulisan saya, tapi saya juga ga pernah mau repot nyari tahu penulis asli (apalagi kalau dapetnya juga cuma "dari grup sebelah").
Sampai, ya sampai saya ngerasain sendiri ... betapa nggak enaknya tulisan saya di sebuah blog ...ternyata entah bagaimana bisa sampai ke saya lagi bertahun-tahun kemudian, tapi di ujung tulisannya bukan lagi "sumber : Ara (atau xxx.wordpress.com), melainkan "DARI GRUP SEBELAH"
Jadi lewat uneg-uneg yang kaya'nya kepanjangan ini, saya pengen ngajak yang kebetulan betah baca sampai habis untuk lebih "punya hati"-lah sama penulis asli. Bukan nggak boleh copast kok, tapi bisa kan buat nggak menghilangkan nama penulis aslinya?
Kita kok kelihatannya gampang naik darah menghakimi orang-orang yang ketahuan plagiat .... Tapi tanpa sadar, hal-hal sepele yang kita lakukan seringkali malah ikut mendukung tindakan tolol ini.
Yuk, mulai dari diri sendiri untuk mulai stop korupsi sumber tulisan. Memang, korupsi sumber belum bisa dikatakan sebuah tindak plagiarisme, tapi percayalah ... itu cuma selangkah lagi.
Teriring salam bersama irisan timun dalam cuka pempek dan jamur kuping di mangkuk tekwan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H