Pertengahan Februari lalu, dengan semangat 45, geng Kompasianer Palembang (Kompal) ramai-ramai mendaftar sebuah undangan event bertajuk "Gerakan Tebar Virus Literasi di Indonesia." Nama dan foto Kang Maman Suherman yang terpampang dalam e-poster jelas jaminan kalau event-nya pasti akan jauh dari kata membosankan. Penulis, jurnalis, No Tulen program ILK Trans 7, sekaligus penyebar virus literasi selama lebih dari 30 tahun ini jelas punya banyak cerita untuk dibagikan.
Sayangnya, Sobat Literasi Jalanan selaku panitia rupanya mem-PHP kami. Tepat H-1 sebuah pesan instan masuk ke ponsel saya. Isinya pemberitahuan acara esok ditunda lantaran Kang Maman kena musibah. Entah musibah apa, saya lupa menanyakannya tadi. (Eh, iya lho. Musibah apa ya, Kang?)
Alhasil, kami dibiarkan gelisah, gundah gulana menanti tanpa kepastian. Untunglah, penantian itu tidak terlalu lama. Hanya dua pekan. Di Minggu (4/3) sore yang agak mendung hari ini, akhirnya Geng Kompal bersama puluhan anak muda (dan mereka yang berjiwa muda) dari berbagai komunitas di Palembang berkumpul di Dipo Cafe untuk bertemu langsung dengan Kang Maman. Yeeeyyy :D
***
Kebagian tempat duduk di sudut belakang tak menghalangi eksistensi Geng Kompal, tentu. Kami kan selalu siap dengan banner kebangsaan setinggi lemari itu kapan pun dimana pun :D
Sembari menunggu acara dimulai, dokter Posma Siahaan selaku Ubak (=ayah) Kompal kami todong dari jauh-jauh hari untuk bertanggung jawab penuh dalam sesi menyumbang buku. Buku-buku hasil sumbangan itu kelak akan disalurkan ke desa-desa yang membutuhkan banyak bahan bacaan.
Tak lama kemudian, giliran Kang Maman berbicara akhirnya tiba. Melihat beliau berdiri di atas panggung, rasanya sulit percaya kalau beliau seumuran dengan mendiang papa saya. Kok terlihat masih sangat muda dan segar, sih? Apa mungkin ada korelasi antara ketiadaan rambut di kepala dengan tingkat ke-awet-muda-an seseorang. Besok saya akan tanya Dokter Posma kalau ketemu.
Lebih jauh, Kang Maman menjelaskan, dunia literasi tak sebatas baca dan tulis saja. Selain dua hal tersebut, masih ada empat literasi dasar lainnya yang harus dikuasai oleh setiap orang yang tergerak ikut andil menjadi penggiat literasi. Ada literasi numerik (harus paham angka, termasuk yang berhubungan dengan data dan statistik), literasi digital (karena zaman terus berkembang, kemajuan teknologi tidak bisa dihentikan, sehingga melek digital mutlak diperlukan), literasi finansial (harus mampu menghasilkan uang), literasi sains dasar, serta literasi budaya dan keragaman.
GUBRAAAAAKKK!!!!