"Keluarga saya itu memang keluarga seni dan kebetulan Bapak serta banyak kerabat lain adalah pelukis. Tapi saya memilih melukis di media yang berbeda yaitu lewat batik. Bahkan karena tak ada dosen yang cukup ahli mengajarkan batik waktu saya kuliah dulu, saya sampai ke Yogyakarta untuk belajar teknik pewarnaan batik yang tepat," lanjut Anjani sambil bersandar di salah satu pilar gazebo di galeri miliknya.
Aku mengangguk pelan sambil menatapnya.
Kualihkan pandanganku kembali ke gadis-gadis remaja di depanku yang masih asyik membatik. Beberapa dari mereka bahkan mengganti canting yang tadi dipegang dengan kuas-kuas lukis. Dalam sekejap, sapuan kuas lukis pada kain mori itu sudah memunculkan motif-motif Bantengan berwarna terang yang begitu cantik.
"Sejak tahun 2018, sudah ada kegiatan ekstrakurikuler membatik di sekolah-sekolah SD hingga SMP di Kota Batu hasil kerjasama dengan Batik Bantengan. Cukup banyak dari para siswa itu yang kemudian gabung ke sanggar batik profesional, jadi memang udah mandiri karena selama belajar di sekolah mereka dapat penghasilan sendiri," lanjut Anjani santai, seolah menjawab pertanyaan yang sedari tadi kutahan di dalam kepalaku mengenai betapa cekatannya para pelajar ini membatik.
Terdengar suara salam yang memecah perhatianku dari sisi lain gazebo tempat kami semua berada. Kulihat ada seorang perempuan muda berjilbab berjalan ke arah Anjani sambil tersenyum lebar. Mereka berdua kemudian saling berpelukan singkat sebelum akhirnya perempuan muda itu mencium tangan Anjani dengan begitu hormat.
Menyadariku yang penasaran, Anjani pun menjelaskan kalau perempuan muda itu pernah menjadi murid saat dia bekerja sebagai guru honorer di salah satu SMP negeri di Kota Batu beberapa waktu silam. Setelah lulus dan kini sudah berkuliah, perempuan itu ternyata menjadi salah satu pembatik utama di Batik Bantengan.
Melihat hubungan mereka berdua yang begitu hangat, membuatku sadar jika Anjani Sekar Arum lebih dari sekadar seorang pembatik.
Kematian Sang Suami dan Kelahiran Kampung Wisata Batik Cilik
Wiracarita Ramayana mengenal Anjani sebagai Ibu dari Hanoman. Istri Raja Kera Ramona ini memang cantik jelita karena konon dia merupakan reinkarnasi Bidadari Punjikastala. Sebagai anak sulung Resi Gotama, Anjani diberkahi Cupu Manik Astagina pemberian sang Ibu, Dewi Indradi. Astagina bukanlah benda biasa. Pusaka istimewa itu bisa memperlihatkan segala peristiwa yang ada di angkasa dan bumi hingga tingkat ketujuh
***